• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Rabu, 1 Mei 2024

Daerah

KH Cholil Dahlan Jelaskan Urutan Sanad Dzikir Majelis Al Khidmah

KH Cholil Dahlan Jelaskan Urutan Sanad Dzikir Majelis Al Khidmah
Ketua Majelis Pimpinan Pondok Pesantren Darul Ulum (PPDU) Peterongan Jombang, KH Cholil Dahlan dalam acara Haul Akbar Jombang di Pendopo Kabupaten Jombang, Ahad (13/08/2023). (Foto: Alwava Media)
Ketua Majelis Pimpinan Pondok Pesantren Darul Ulum (PPDU) Peterongan Jombang, KH Cholil Dahlan dalam acara Haul Akbar Jombang di Pendopo Kabupaten Jombang, Ahad (13/08/2023). (Foto: Alwava Media)

NU Online Jombang,

Ketua Majelis Pimpinan Pondok Pesantren Darul Ulum (PPDU) Peterongan Jombang, KH Cholil Dahlan menjelaskan urutan silsilah dzikir yang diamalkan oleh Majelis Dzikir Al Khidmah. Hal ini ia sampaikan dalam acara Haul Akbar Jombang yang digelar di Pendopo Kabupaten Jombang, Ahad (13/08/2023). 

 

Ia mengatakan, biasanya ilmu dzikir yang dilakukan manusia pada umumnya adalah mengikuti kepada kiainya. Namun, ketika kiainya yang ahli dzikir sudah meninggal, dzikirnya ditambahi dan diikurangi. 

 

Namun berbeda dengan Majelis Al Khidmah, pendirinya (Syekh Ahmad Asrori Al-Ishaqi) sudah menetapkan dan menuliskannya. Tidak boleh ada yang mengurangi ataupun menambahi. 

 

"Mangkanya kalau membaca itu yang tutuk (sampai selesai). Sebab itu masing-masing sudah diriyadhohi, masing-masing itu nantinya bakal mengantarkan kalian kepada para masyayikh terdahulu sampai kepada Rasulullah saw," kata Kiai Cholil, sapaannya. 

 

Kiai Cholil lantas mengutip sabda Rasulullah saw "Ruh kalian sama ruhku itu junudum mujannadah, seperti tentara yang sedang berbaris." Artinya, jika ingin berbaris di akhirat bersama kiai-kiai terdahulu, dzikir yang diamalkan harus dibaca sampai selesai. 

 

Kalau hanya dibaca separuh saja, lanjut dia, nanti sampai tempat yang dituju bersama juga separuh. Ia menekankan untuk tidak dibaca awal dan akhirnya saja. Akibatnya, nanti jika ketemu kiai hanya awal dan akhirnya saja. 

 

"Inilah pentingnya kenapa harus ditulis. Nah tulisan ini adalah tuntunan dzikir yang intinya seperti kepada Rasulullah saw melalui Thariqat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah. Kalau dzikirnya seperti nabi isybat laa ilaaha illallah itu dituntun oleh Syekh Abdul Qodir Jaelani dan Syekh Bahaudin An Naqsyabandi," ujarnya. 

 

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jombang ini memaparkan, lalu dzikir ini diambil, diamalkan dan diajarkan oleh ulama yang berasal dari Sambas yang bernama Kiai Ahmad Khotib Sambas yang tinggal dan meninggal di Madinah Al Munawwarah. 

 

Kemudian dari Syekh Ahmad Khotib Sambas diteruskan oleh muridnya yang bernama Syekh Kholil Al-Juraemi yang berasal dari Demak. Kemudian diteruskan oleh Syekh Muhammad Romli Tamim dari Jombang. 

 

"Dari Kiai Romli diteruskan oleh Mursyid Romo Kiai Utsman al-Ishaqi dari Sawah Pulo Surabaya. Diteruskan lagi sama putranya, Romo Syekh Asrori al-Ishaqi, diterusno lagi oleh putra-putranya yang sekarang hadir yaitu Gus Ainul Yaqin dan Gus Kevin," pungkasnya. 


Editor:

Daerah Terbaru