Daerah

Kepala MTs Al Hikam Ajak Rawat Bumi dengan Kurangi Plastik demi Generasi Mendatang

Kamis, 17 Oktober 2024 | 07:33 WIB

Kepala MTs Al Hikam Ajak Rawat Bumi dengan Kurangi Plastik demi Generasi Mendatang

Kepala MTs Al-Hikam Jatirejo, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang. (Foto: NU Online Jombang/Rana Wahyu Fatimah)

NU Online Jombang, 
Seiring bertambahnya usia bumi, permasalahan yang ada makin kompleks. Salah satu cara yang paling mudah dilakukan namun memiliki makna besar adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan, seperti bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkan.


“Sampahmu, tanggung jawabmu. Jika melihat sampah, ambil saja, jangan memikirkan siapa pemiliknya, karena menjaga bumi adalah bagian dari ibadah kita,” ungkap Maftuhah Mustiqowati, Kepala MTs Al Hikam, Desa Jatirejo, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Senin (15/10/2024).


Ia juga menegaskan bahwa melukai bumi sama saja dengan melukai generasi mendatang. "Anak cucu kita akan hidup di planet ini, tidak mungkin di planet lain, jadi kita harus menjaga bumi untuk mereka, agar kita tidak mengorbankan masa depan mereka," tambahnya.


Salah satu masalah utama yang dihadapi saat ini adalah penggunaan plastik. Pada awalnya, plastik diciptakan sebagai solusi pengganti kertas untuk mengurangi penebangan pohon.


Pada masa itu, penggunaan kertas sangat tinggi, sementara pohon membutuhkan waktu lama untuk tumbuh kembali. Oleh karena itu, plastik dianggap sebagai solusi praktis dan efisien untuk mengurangi konsumsi kertas. Namun, seiring berjalannya waktu, plastik justru menimbulkan permasalahan baru karena sulit terurai.


Meski demikian, dalam kebijakan pemerintah terkait lingkungan hidup, penggunaan plastik tidak serta-merta dilarang, melainkan diimbau untuk dikurangi. “Aturannya adalah mengurangi penggunaan plastik, bukan menghilangkannya sepenuhnya. Salah satu cara untuk mengurangi plastik adalah dengan menggantinya dengan bahan yang lebih mudah terurai, seperti kertas atau material ramah lingkungan lainnya,” jelasnya.


Ia juga menjelaskan bahwa membakar plastik bukanlah solusi, karena pembakaran sampah plastik justru menghasilkan polusi udara yang membahayakan kesehatan.


Generasi muda saat ini juga menghadapi tantangan dalam mengubah kebiasaan konsumsi mereka. Banyak dari mereka cenderung lebih memilih produk yang dibungkus plastik daripada yang dibungkus daun, seperti makanan tradisional klepon dan klanting. Hal ini menunjukkan perlunya upaya lebih untuk membiasakan generasi muda menggunakan barang-barang yang ramah lingkungan.


Masalah sampah plastik terbesar sebenarnya bukan saja di mall atau supermarket, tetapi juga di pasar tradisional yang masih banyak menggunakan plastik dalam kesehariannya. 


Hal itu adalah pekerjaan rumah bagi semua kalangan, termasuk mahasiswa sebagai generasi intelektual diharapkan mengambil peran penting dalam menjaga lingkungan.


"Mahasiswa (juga) harus aktif mengadakan kajian dan diskusi mengenai isu-isu lingkungan, terutama tentang mencintai bumi ini. Hal ini penting agar generasi penerus paham akan pentingnya menjaga planet yang menjadi tempat tinggal kita semua," tutupnya.


Penulis: Rana Wahyu Fatimah