Ini yang Harus Dipersiapkan IPNU-IPPNU Jika Segmen Garapan Kembali ke Sekolah
Selasa, 12 September 2023 | 11:59 WIB
Achmad Subakti
Kontributor
NU Online Jombang,
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf pernah menyampaikan, beliau mempunyai satu komitmen. Komitmen itu adalah bahwa Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) harus kembali pada segmen sekolah dan pesantren.
Tentunya, hal ini menjadi perhatian khusus bagi kader IPNU-IPPNU. Dari ungkapan tersebut, otomatis dari sana kalau hal itu disepakati di dalam forum kongres yang notabene forum tertinggi, maka refocusing IPNU-IPPNU adalah kepada komisariat.
"Sebenarnya hal ini harus ada kajian yang cukup dalam. Karena tentu IPNU-IPPNU yang sebelumnya segmentasinya lebih banyak di ranting-ranting," kata Wakil Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) IPNU, Muhammad Ishomuddin Haidar.
Haidar, sapaan akrabnya menyampaikan hal ini dalam acara Diskusi Publik bertema 'Pimpinan Komisariat dan Pimpinan Komisariat Pondok Pesantren IPNU-IPPNU Dibubarkan/Dilanjutkan?' Yang digelar oleh Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU-IPPNU Kecamatan Jombang Kota di Gedung Bung Tomo Pemkab Jombang, Ahad (10/09/2023).
Maka, lanjut Haidar, mulai dari arah gerak, hal itu juga menjadi breakdown dari refocusing IPNU-IPPNU. Sebab IPNU-IPPNU tidak bisa jika harus kembali ke sekolah atau kembali ke pelajar.
"Soalnya role yang ada di IPNU-IPPNU itu berkesinambungan terus, misal ketika kita punya tujuan kembali ke sekolah, maka kaderisasi harus fokus ke arahnya. Yaitu di sekolah," ujar Haidar.
Sekretaris Lembaga Ta'lif wan Nasyr (LTN) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang ini juga menyinggung soal sampai kapan ketika IPNU-IPPNU merawat dan menghidupi kepengurusan di komisariat atau sekolah.
"Saran saya adalah dibubarkan, tapi yang dibubarkan adalah PAC dan PC yang malas, tidak ngurusi komisariat dan pesantren," tegasnya.
Dari sana kemudian, visi kembali pelajar dan santri harus di-breakdown. Termasuk rencana dan aksi dari PAC dan PC harus berorientasi pada komisariat. Mulai arah gerak, kultur harus diganti semuanya karena berganti fokus.
Maka, dalam hal kembali kepada komisariat, IPNU-IPPNU harus berbasis ilmu pengetahuan, prestasi dan karya.
"Jadi kalau kita ke mana-kemana ngomong kembali ke sekolah, tapi program kerja kita, aksi kita tidak mencerminkan ke sana, omong kosong artinya. IPNU-IPPNU harus pintar karena yang kita bawahi adalah civitas akademika," ungkapnya.
Haidar melanjutkan, jika IPNU-IPPNU hari ini sepakat komisariat dilanjutkan, maka harus mempunyai dua hal. Yaitu mempunyai kematangan spiritual dan kematangan intelektual. Dan ini harus di-muhasabah.
"Karena itulah, siapa yang akan menjadi pemenang adalah yang mempunyai kematangan spiritual dan intelektual," pungkasnya.
Terpopuler
1
Santri Tahfiz Diwisuda, Nyai Machfudhoh Tekankan Jaga Hafalan dan Akhlak Mulia
2
Menag Sebut Haji 2025 Berpotensi Menjadi Haji Akbar
3
Ini Desain dan Makna Logo Harlah Ke-75 Fatayat NU, Unduh di Sini
4
Memahami Makna Halal Bihalal menurut Prof Quraish Shihab
5
Halal Bihalal LTN MWCNU Diwek: Pompa Spirit Baru Tingkatkan Literasi dan Komitmen Rampungkan Buku
6
Harlah Ke-65, Ketua PMII Jombang Tekankan Semangat dan Konsistensi Berorganisasi
Terkini
Lihat Semua