Gus Reza Sebut Manaqib Sebagai Metode Dakwah dengan Banyak Keutamaan
Ahad, 19 Januari 2025 | 15:00 WIB

KH Reza Ahmad Zahid saat tausiyah di Dusun Kebun Melati, Sumbermulyo, Jogoroto, Jombang, Kamis (16/1/2025). (Foto: YouTube BRS PRO Media)
Feni Kusumaningrum
Kontributor
NU Online Jombang,
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Mahrusiyah 3 Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, KH Reza Ahmad Zahid atau yang akrab disapa Gus Reza menyampaikan bahwa manaqib termasuk strategi dakwah yang mengandung banyak keutamaan.
Hal ini disampaikan Gus Reza saat mengisi Pengajian Umum dalam rangka memperingati Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW & Manaqib Kubro MJM Jombang di Masjid Sirojul Muttaqin, Dusun Kebun Melati, Desa Sumbermulyo, Jogoroto, Jombang, Kamis (16/1/2025) malam.
“Manaqib artinya sejarah atau kisah-kisah seorang wali. Manaqib itu termasuk strategi dakwah teori yang ada di dalam Al-Qur’an. Sebab, isi Al-Qur’an mulai dari juz 1 sampai juz 30, 80% rata-rata berbicara tentang sejarah,” katanya.
Dalam Al-Qur’an, lanjut Gus Reza, terdapat nama–nama surat yang dinamai berdasarkan tokoh seperti surat Maryam, Yusuf, Ali Imron, menunjukkan bahwa Al-Qur'an menceritakan tentang kehidupan dan perjalanan umat-umat terdahulu sebelum masa umat Nabi Muhammad SAW.
“Seorang ulama pernah berkata, cerita para wali itu adalah pasukan-pasukan Allah. Mengapa disebut pasukan Allah? Sebab Allah menetapkan dan memperkuat hati kekasihnya melalui cerita-cerita para wali. Misalnya, banyak orang-orang yang bertaubat dikarenakan mendengar cerita wali,” terangnya.
Berkaitan dengan keterangan di atas, Gus Reza mengambil dalil dalam Al-Qur’an surat Hud ayat 120:
وَكُلًّا نَّقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ اَنْۢبَاۤءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهٖ فُؤَادَكَ وَجَاۤءَكَ فِيْ هٰذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَّذِكْرٰى لِلْمُؤْمِنِيْنَ
Artinya, "Semua kisah rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu (Nabi Muhammad), yaitu kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu. Di dalamnya telah diberikan kepadamu (segala) kebenaran, nasihat, dan peringatan bagi orang-orang mukmin."
“Semoga dengan kehadiran kita semua di sini mendapatkan syafaat dari manaqib para waliyullah, senantiasa diberi hati yang kuat dalam beribadah, diberi taubat dari segala bentuk kemaksiatan, dan istiqomah dalam beribadah kepada Allah,” sambungnya.
Ia berpendapat bahwa meskipun tidak sepenuhnya memahami manaqib dari para wali, alim ulama, dan orang shalih, akan tetap mendapat syafaat dari mereka yang disebut namanya.
Sebuah maqolah juga menyebutkan "Barangsiapa yang menyebut nama seorang wali, nama seorang yang shalih dalam satu majelis. Walaupun hanya menyebut satu kali, akan mendapat syafaat wali yang disebut dalam majelis itu."
Gus Reza menyebutkan, ada sahabat yang pernah diperintah Rasulullah SAW untuk berdakwah di negeri Yaman, berkata “Barang siapa yang menyebut nama seorang wali dalam satu majelis, dia berhak mendapatkan syafaat dari wali tersebut.”
“Wali-wali Allah yang sudah panjenengan sebut dalam manaqib tadi, insyaallah akan memberikan syafaat,” pungkasnya.
Ia menambahkan, sebagian ulama berkata, yang termasuk sifat orang shalih adalah apabila ia duduk di suatu majelis, kemudian disebut nama orang alim atau wali, maka ia akan bergegas menata duduknya dengan baik.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Memanfaatkan Sisa Bulan Sya'ban dengan Semangat Perbaiki Diri dan Hati
2
2 Doa Malam Nisfu Sya’ban: Arab, Latin, dan Maknanya
3
4 Dosa yang Tidak Diampuni di Malam Nisfu Sya'ban, kecuali dengan Tobat Nasuhah
4
Raih Ampunan dan Keberkahan di Malam Nisfu Sya'ban dengan 3 Amalan Sunnah Ini
5
Pandangan Ulama tentang Malam Nisfu Sya'ban dan Menghidupkannya
6
Panduan dan Hikmah Menghidupkan Malam Nisfu Sya'ban
Terkini
Lihat Semua