Buku Baru tentang KH Wahab Chasbullah Karya Kiai Mun'im DZ Diluncurkan Unwaha
Sabtu, 12 Oktober 2024 | 19:26 WIB

Launching Buku KH Wahab Hasbullah di Universitas Wahab Hasbullah, Sabtu (12/9/2024). (Foto: NU Online Jombang/Rizki Imam Mukti)
Rizky Imam Mukti
Kontributor
NU Online Jombang,
Universitas KH A Wahab Hasbullah (Unwaha) Jombang meluncurkan buku tentang KH Wahab Chasbullah karya Kiai Abdul Mun'im DZ. Peluncuran buku ini dilaksanakan pada Sabtu (12/9/2024) bertepatan dengan rangkaian prosesi wisuda kampus setempat.
Buku tersebut tidak hanya menghadirkan sejarah hidup KH Wahab Chasbullah, tetapi juga menggali lebih dalam pemikirannya yang berperan besar dalam pembentukan karakter bangsa.
KH Wahab Chasbullah adalah tokoh yang konsisten memperjuangkan keselarasan antara agama dan nasionalisme, dua hal yang seringkali dianggap bertentangan, namun oleh beliau dijadikan sebagai kekuatan untuk membangun NKRI.
Dalam sambutannya, Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Bahrul Ulum (YPTBU) Nyai Hj Hizbiyah Rochim mengungkapkan rasa bangganya terhadap Unwaha, yang terus memegang teguh nilai-nilai KH Wahab Chasbullah.
Menurutnya, wisuda kali ini bukan sekadar seremoni, tetapi juga peneguhan bahwa Unwaha memiliki tanggung jawab moral untuk melahirkan generasi penerus yang mampu melanjutkan perjuangan KH Wahab, baik dalam aspek keagamaan maupun kebangsaan.
"Unwaha, sebagai lembaga pendidikan yang mengusung nama besar Kiai Wahab, memiliki tanggung jawab moral untuk terus menyebarkan pemikiran beliau kepada generasi penerus,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya menggabungkan keilmuan dengan nilai-nilai keislaman dalam menyongsong masa depan, terutama menghadapi visi besar Indonesia Emas 2045.
"Mudah-mudahan kita bisa mencetak generasi penerus dari Unwaha yang mampu menyambut Indonesia Emas 2045," tambahnya dengan penuh optimisme.
KH Abdul Mun’im DZ, penulis buku ini, mengungkapkan bahwa buku ini muncul dari kegelisahan warga NU yang masih banyak belum mengenal sosok KH Wahab Chasbullah. Dorongan juga datang dari keluarga besar KH Wahab yang merasa bahwa peran penting beliau dalam sejarah NU sering kali terabaikan atau kurang dipahami.
"Kami menulis buku ini dalam rangka mengklarifikasi sejarah NU. Menulis tentang Kiai Wahab sama saja dengan menulis tentang NU," jelasnya.
Melalui buku ini, ia berharap masyarakat, khususnya warga NU, dapat memahami lebih dalam tentang pentingnya peran KH Wahab dalam perjalanan NU, yang tidak hanya sebagai pengikut, tetapi juga sebagai aktor yang aktif dalam pembangunan bangsa.
Selain itu, Kiai Mun’im juga menyoroti bagaimana selama ini NU seringkali hanya dilihat sebagai pengikut dalam dinamika sosial-politik Indonesia, padahal NU memiliki kapasitas dan warisan besar sebagai aktor utama.
"NU tidak boleh hanya menjadi pengikut, sudah waktunya kita memakai paradigma NU sebagai aktor (subjek)," tegasnya.
Buku ini, menurutnya, menggambarkan dengan jelas betapa besarnya peran KH Abdul Wahab Chasbullah dalam membentuk karakter kebangsaan melalui NU. Beliau konsisten memperjuangkan nasionalisme sekaligus menjaga tradisi keagamaan yang kuat.
"Melalui buku ini, kita dapat memahami bagaimana Kiai Wahab memadukan nilai-nilai agama dan nasionalisme. Beliau ingin agar Islam menjadi kekuatan dalam membangun negara, bukan sebaliknya,” ungkapnya.
KH Mun’im juga menambahkan bahwa Kiai Wahab selalu menekankan bahwa cinta tanah air merupakan bagian dari iman, sesuai dengan prinsip yang dipegang oleh banyak tokoh ulama NU. Ia menegaskan bahwa dalam pandangan Kiai Wahab, negara dan agama tidak seharusnya dipertentangkan, melainkan bisa saling memperkuat.
"Islam bukan hanya menjadi identitas keagamaan, tetapi juga kekuatan moral dan spiritual yang menjadi fondasi dalam pembangunan NKRI,” terangnya.
Peluncuran buku ini diharapkan tidak hanya menjadi dokumentasi sejarah, tetapi juga sebagai bahan pembelajaran bagi generasi muda untuk memahami pentingnya memadukan semangat kebangsaan dengan nilai-nilai agama.
Melalui warisan pemikiran KH Wahab Chasbullah, diharapkan generasi penerus, terutama lulusan Unwaha, mampu menghadapi tantangan masa depan dengan tetap berpegang pada nilai-nilai luhur yang diajarkan oleh pendiri NU tersebut.
Terpopuler
1
Latih Jiwa Kewirausahaan Siswa, RA-MI Gondekan, Jombang Gelar Bazar Tahunan
2
Pengajian Rutin Muslimat NU Diwek: Thalabul Ilmi dan Gerakkan Ekonomi Keluarga
3
Beberapa Doa agar Resepsi Pernikahan Berjalan Lancar
4
Ibnu Atoillah, Kaligrafer Muda Jombang Yang Berhasil Masuk Nominasi IRCICA Turki 2025
5
Sepak Terjang Farida Mawardi, Memimpin Organisasi Pelajar Putri NU di Masa Sulit (Periode 1963-1966)
6
Pra-Bahtsul Masail: LF PBNU Susun Standar Penerimaan Laporan Rukyat
Terkini
Lihat Semua