Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh

Daerah

Siswa-Siswi Kelas Akhir Muallimin-Muallimat Mambaul Ma'arif Dibekali Materi Aswaja

Pembekalan materi Aswaja di MA Muallimin-Muallimat Mamba'ul Ma'arif Denanyar, Kabupaten Jombang. (Foto: Istimewa)

NU Online Jombang, 
Siswa-siswi kelas akhir Madrasah Aliyah (MA) Muallimin-Muallimat Mambaul Ma'arif Denanyar, Kabupaten Jombang dibekali terkait materi Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja), Senin (28/3/2022) di madrasah setempat.


Sebagai pemateri, Ustadz Yusuf Suharto menyampaikan bahwa Ahlussunnah wal Jama'ah itu mengikuti tradisi Rasulullah, sahabat, tabiin, tabiut tabiin dan masa ulama selanjutnya. "Yang hingga tabiut tabiin, adalah masa salaf yang saleh, sebaik-baik masa," ujarnya.


Peneliti Aswaja NU Center Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur ini menyontohkan, salah satu tradisi yang diamalkan Ahlussunnah wal Jama'ah adalah tarawih 20 rakaat. Ini terjadi pada masa Umar bin Khatab dan tak ada satu pun sahabat yang mengingkari. Inilah ijmak.


"Adapun yang shalat Qiyam Ramadhan kurang dari 20 rakaat ya silakan saja," jelasnya.


Baca Juga:
Amaliah Aswaja menjadi Benteng Serangan Makhluk Ghoib


Pria kelahiran Banyuwangi itu menegaskan, ajaran dan tradisi-tradisi Aswaja banyak dilakukan oleh warga NU selama ini. Karenanya, ia kemudian berpesan agar kelak santri Mamba'ul Ma'arif khususnya mengambil peran di NU. Lembaga ataupun badan otonomnya. 


"Jangan menyendiri ketika nanti kalian terjun di masyarakat atau kampus. Ikutilah organisasi NU, atau Banom NU," terangnya.


Ia menegaskan, pola keagamaan yang diikuti warga NU ini adalah pola mayoritas masyarakat di dunia, yaitu Aswaja yang merupakan sekitar 85 hingga 90 persen dari populasi penduduk Muslim sedunia.


Baca Juga:
Beberapa Ajaran Aswaja Ditegaskan Mbah Hasyim dalam Karya-karyanya


"Rasulullah sendiri menganjurkan kita untuk ikut golongan mayoritas, as sawadul a'dzam," tuturnya.


Sebagai orang NU, lanjutnya, patut bersyukur karena para ulama panutannya adalah sosok pembaharu agama menurut para ulama. 


"Imam Syafii yang wafat pada 204 hijriah itu adalah mujaddid pada masanya. Demikian juga Imam Abul Hasan al Asy'ari yang wafat pada 324 Hijriah, dan Imam al Ghazali yang wafat pada 505 hijriah. Jadi, tiga imam kita ini dalam bidang masing-masing yaitu fikih, akidah, dan tasawuf adalah para pembaharu," pungkasnya.

Editor: Syamsul Arifin

Artikel Terkait