• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Jumat, 26 April 2024

Daerah

Upaya Orang Tua Mendidik Anak, Pilih Sekolah yang Berlandaskan Aswaja

Upaya Orang Tua Mendidik Anak, Pilih Sekolah yang Berlandaskan Aswaja
Hj Hasanah, ketua bidang dakwah Pimpinan Cabang (PC) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Jombang.
Hj Hasanah, ketua bidang dakwah Pimpinan Cabang (PC) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Jombang.

NU Online Jombang,

Pasal 54 UU Nomor 35 Tahun 2014 yang memuat perubahan atas UU Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak mengamanatkan bahwa anak yang berada dalam lingkungan satuan pendidikan wajib terlindung dari tindak kekerasan fisik, psikis, kejahatan seksual, dan kejahatan lainnya. Sangat disayangkan, kekerasan di lingkungan pendidikan saat ini sering kali dilakukan oleh guru yang merupakan figur sentral pendidikan.

 

Hj Hasanah, ketua bidang dakwah Pimpinan Cabang (PC) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Jombang mengatakan, kekerasan seksual pada anak merupakan perbuatan biadab, sangat kejam dan sangat memprihatinkan semua kalangan, baik masyarakat maupun orang tua. Terlebih jika yang melakukan adalah seorang guru yang harusnya digugu dan ditiru.

 

“Kekerasan seksual bisa merampas kehormatan serta rasa percaya diri anak di masa depan. Betapa bejatnya akhlak seorang guru yang tega melakukan perbuatan yang sangat keji seperti itu. Terlebih guru itu seharusnya menjadi pribadi yang dapat digugu dan ditiru," jelas perempuan yang pernah menjadi kepala TK yayasan Roushon Fikr ini.

 

Perempuan yang akrab disapa Bu Has ini menjelaskan, tugas seorang guru bukan hanya mendidik, membimbing, dan mengajar muridnya sesuai bidang studi yang diemban. Namun, seorang guru juga harus memiliki iman yang kuat.

 

Seorang guru harus memiliki iman yang kuat, dekat kepada Allah SWT, melaksanakan perintah Allah secara maksimal seperti rajin shalat berjamaah, mengerjakan shalat sunnah, rajin baca Qur’an, menyambung silaturahim, serta saling menghormati sesama. Inilah kunci guru yang baik," ungkapnya.

 

Hj Hasanah menilai, untuk memiliki guru yang sesuai dengan hal tersebut, tentu saja kepala sekolah harus memberikan kontribusi berupa nasihat dan arahan pada guru pengajar.

 

"Saya pernah menjadi guru dan kepala sekolah. Ini tentu memberikan banyak pengalaman bagi saya. Ketika memimpin sebuah sekolah, kita tidak hanya menahkodai program pendidikan sekolah melainkan juga mengarahkan para guru untuk kuat iman. Salah satunya dengan memberikan nasihat kepada semua guru yang dipimpin minimal 1 bulan sekali," terangnya.

 

Guru-guru juga patut untuk diberikan taushiah atau siraman rohani supaya menambah iman dan takwa mereka sehingga dalam menjalankan tugas sehari-hari nyaman dan penuh ikhlas dalam mencapai ridlo Allah SWT," ujarnya.

 

Jika kepala sekolah dirasa kurang mampu dalam memberikan siraman rohani maka bisa mendatangkan ustadz atau ustadzah yang bisa memberikan tausiah atau siraman rohani kepada guru-guru secara berkala.

 

Ia menambahkan, komunikasi antara guru dan orangtua juga harus selalu terjaga untuk mengetahui perkembangan anak-anaknya.

 

Orang tua dan guru harus selalu berkomunikasi dalam perkembangan putra putrinya di semua aspek. Karena itu, memilih sekolah juga harus memperhatikan sisi keislamannya. Jika diarahkan ke lembaga pendidikan islam yang berlandaskan ahlusunnah wal jama'ah, anak-anak sejak usia dini sudah dikenalkan dengan Aqidah dan akhlak. Hal tersebut merupakan upaya orang tua untuk mengantarkan anak-anak menjadi penduduk surga Allah SWT," pungkasnya.

 

Kontributor : Ira Wahyu Wardhani

Editor : Fitriana


Daerah Terbaru