Di Bulan Muharram, Rais PCNU Jombang Ajak Nahdliyin Istighotsah dan Berdoa untuk Keselamatan Umat Islam
Rabu, 25 Juni 2025 | 10:35 WIB
NU Online Jombang,
Umat Islam akan memasuki bulan Muharram, menandai awal tahun dalam kalender hijriah. Muharram adalah salah satu bulan yang dimuliakan dalam Islam. Banyak amalan yang dianjurkan dilaksanakan dalam bulan ini. 1 Muharram sendiri dalam kalender Kemenag jatuh pada Hari Jumat, 27 Juni 2025.
Rais Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Jombang, KH Achmad Hasan mengingatkan agar warga NU di Jombang di berbagai tingkatan menyambutnya dengan amalan istighotsah bersama dan membaca doa, termasuk doa akhir dan awal tahun.
Kiai Hasan, sapaan akrabnya, secara khusus juga mengajak umat Islam berdoa untuk keselamatan saudara-saudara Muslim yang saat ini menghadapi konflik. Terbaru antara Iran dengan Israel. Ia berharap, peperangan segara berakhir. Dan pendekatan kemanusiaan perlu didahulukan.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Baca Juga
Amalan dan Keutamaan pada 10 Muharram.
“Semoga Allah swt selalu menjaga Islam dan umatnya,” harap Kiai Hasan, Selasa (24/6/2025).
Di samping itu, tahun baru Islam menurutnya perlu dimanfaatkan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya persatuan dan kesatuan di antara umat Islam. Apalagi pada situasi konflik yang terjadi saat ini.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Islam betul-betul menekankan pentingnya persatuan di antara manusia. Karena itu, Kiai Hasan mengajak umat Islam khususnya untuk selalu berbenah diri, sejauh mana ketaatan akan melaksanakan ajaran-ajaran Islam sudah dijalankan.
Amalan Bulan Muharram
Melansir NU Online, para ulama sudah mengklasifikasikan jenis amalan yang hendaknya diperbanyak selama bulan Muharram yaitu:
ADVERTISEMENT BY OPTAD
- Melakukan shalat
- Berpuasa
- Menyambung silaturahim
- Bersedekah
- Mandi
- Memakai celak mata
- Berziarah kepada ulama (baik yang hidup maupun yang meninggal)
- Menjenguk orang sakit
- Menambah nafkah keluarga
- Memotong kuku
- Mengusap kepala anak yatim
- Membaca Surat al-Ikhlas sebanyak 1000 kali.
Untuk mempermudah ingatan, sebagian ulama mengawetkannya dalam bentuk nadham, sebagaimana yang dilakukan Syekh Abdul Hamid dalam kitabnya Kanzun Naja was Surur Fi Ad’iyyati Tasyrahus Shudur.
فِى يوْمِ عَاشُوْرَاءَ عَشْرٌ تَتَّصِلْ. بِهَا اثْنَتَانِ وَلهَاَ فَضْلٌ نُقِلْ
صُمْ صَلِّ صَلْ زُرْ عَالمِاً عُدْ وَاكْتَحِلْ. رَأْسُ الْيَتِيْمِ امْسَحْ تَصَدَّقْ وَاغْتَسِلْ
وَسِّعْ عَلَى اْلعِيَالِ قَلِّمْ ظُفْرَا. وَسُوْرَةَ الْاِخْلاَصِ قُلْ اَلْفَ تَصِلْ
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Artinya, "Ada sepuluh amalan di dalam bulan ‘asyura, yang ditambah lagi dua amalan lebih sempurna. Puasalah, shalatlah, sambung silaturrahim, ziarah orang alim, menjenguk orang sakit, dan memakai celak mata. Usaplah kepala anak yatim, bersedekah, dan mandi, menambah nafkah keluarga, memotong kuku, membaca surat al-Ikhlas 1000 kali"
ADVERTISEMENT BY ANYMIND