Amaliyah NU

7 Amalan bagi Perempuan Haid di Bulan Ramadhan, Raih Pahala Berlipat

Selasa, 4 Maret 2025 | 11:10 WIB

7 Amalan bagi Perempuan Haid di Bulan Ramadhan, Raih Pahala Berlipat

Ilustrasi Muslimah berdoa di bulan Ramadhan. (Foto: Freepik)

Bagi perempuan Muslimah, datang bulan atau haid adalah kodrat yang tidak bisa dihindari. Sayangnya, kondisi ini membuat mereka tidak bisa menjalankan ibadah puasa dan beberapa ibadah lainnya secara penuh di bulan Ramadhan. Namun, bukan berarti perempuan haid tidak bisa meraih pahala di bulan suci ini. Ada banyak amalan lain yang bisa dilakukan untuk tetap mendekatkan diri kepada Allah swt. 

 
Melansir dari NU Online yang ditulis oleh Mahbib Khoiron, disebutkan dalam kitab Taqrib ada delapan jenis ibadah yang dilarang bagi perempuan yang sedang haid atau nifas, yakni shalat, puasa, membaca Al-Qur'an, menyentuh dan membawa mushaf, masuk masjid, thawaf, jima', dan bersenang-senang di sekitar organ kemaluan.

 
Namun, ulama berbeda pendapat dengan delapan larangan larangan di atas. Misalnya, mazhab Maliki memperbolehkan perempuan haid untuk membaca Al-Qur'an dan mazhab Hanbali memperbolehkan perempuan haid untuk i'tikaf (berdiam diri di masjid dengan niat ibadah).


Bulan Ramadhan tetap bisa menjadi waktu yang penuh berkah bagi perempuan yang sedang haid. Ada beberapa amalan yang bisa mereka lakukan, di antaranya:


1. Mencari ilmu 

Mencari ilmu menjadi pilihan bagus ibadah bagi perempuan yang sedang haid atau nifas, baik dilakukan secara otodidak dengan membaca buku atau kitab, ataupun melalui bimbingan guru dengan mendatangi majelis-majelis ilmu. Mencari ilmu dalam Islam bersifat wajib (faridlah). Manfaatnya yang sangat besar bagi diri sendiri dan orang lain membuat kegiatan tersebut masuk kategori ibadah, bahkan setara dengan jihad. 


تَعَلَّمُوا الْعِلْمَ فَإِنَّ تَعَلُّمَهُ لِلهِ خَشْيَةٌ، وَطَلَبَهُ عِبَادَةٌ، وَمدَارَسَتَهُ تَسْبِيحٌ، وَالْبَحْثُ عَنْهُ جِهَادٌ


Artinya, “Belajarlah ilmu, sesungguhnya belajar ilmu kerana Allah adalah suatu bentuk ketakwaan. Mencari ilmu adalah ibadah, menelaahnya adalah tasbih, dan mengkajinya adalah jihad.” (HR Ad-Dailami)


2. Mengajarkan ilmu

Mengutip artikel NU Online yang lain, perempuan yang mengalami haid masih dapat melakukan ibadah dengan cara mengajarkan ilmu. Aktivitas yang terkait dengan ilmu pengetahuan memiliki nilai kebaikan dan dianggap sebagai ibadah.


Syekh Abu Laits Nasr bin Muhammad As-Samarqandi, dalam kitabnya Tanbihul Ghafilin meriwayatkan dari Muadz bin Jabal, ia berkata:

 
   وَعَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ، قَالَ: ‌تَعَلَّمُوا ‌الْعِلْمَ ‌فَإِنَّ ‌تَعَلُّمَهُ حَسَنَةٌ، وَطَلَبَهُ عِبَادَةٌ، وَمُذَاكَرَتَهُ تَسْبِيحٌ، وَالْبَحْثُ عَنْهُ جِهَادٌ وَتَعْلِيمَهُ مَنْ لَا يَعْلَمَهُ صَدَقَةٌ، وَبَذْلَهُ لِأَهْلِهِ قُرْبَةٌ
 

Artinya, “Dari Muadz bin Jabal ra berkata: Belajarlah ilmu pengetahuan, sebab sesungguhnya belajar merupakan kebaikan, mencarinya merupakan ibadah, menelaahnya merupakan tasbih, mengkajinya merupakan jihad, mengajarkannya kepada yang belum tahu merupakan sedekah dan menyerahkannya kepada ahlinya merupakan amal yang dapat mendekatkan kepada Allah”. (As-Samarqandi, Tanbihul Ghafilin, [Beirut, Dar Ibnu Katsir: 2000], halaman 429). 


3. Memperbanyak Berdzikir 

Perempuan yang sedang haid atau nifas tetap dianjurkan untuk memanfaatkan setiap waktu di bulan Ramadhan untuk beribadah, termasuk berdzikir. Rasulullah dalam hadits riwayat Imam Bukhari bersabda: “Perumpamaan antara orang yang dzikir pada Tuhannya dan yang tidak, seperti antara orang yang hidup dan yang mati”. 

 

Ada banyak jenis dzikir, seperti tasbih, tahmid, takbir, hauqalah, dan lain sebagainya. Serta dapat mengikuti kegiatan seperti istighotsah, tahlilan, atau majelis dzikir lainnya juga termasuk ibadah yang bernilai.

 
4. Memperbanyak Berdoa 

Berdoa adalah ibadah yang sangat dianjurkan, terutama bagi perempuan yang sedang haid atau nifas. Dalam agama Islam, doa dianggap sebagai inti dari ibadah. Doa bisa diucapkan dalam bahasa apa pun, kapan saja, dan oleh siapa saja, termasuk perempuan yang sedang haid atau nifas. Selain sebagai permohonan, doa juga berarti memanggil atau berseru kepada Tuhan. Melalui doa, kita berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah. Berdoa juga bisa disebut sebagai bermunajat, yaitu berbicara secara langsung dengan Tuhan.


Di antara doa yang dianjurkan untuk terus dibaca ialah doa yang masyhur dari riwayat Aisyah untuk menyongsong Lailatul Qadar. Imam Ahmad bin Hanbal dalam Musnadnya menyebutkan sebuah riwayat bahwa Aisyah pernah bertanya kepada Rasulullah mengenai doa apa yang sebaiknya dibaca saat menemukan Lailatul Qadar. Kemudian Nabi menjawab:  


 ‌اللهُمَّ ‌إِنَّكَ ‌عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ، فَاعْفُ عَنِّي

 
Artinya, “Ya Allah, Engkau Maha Pengampun yang menyukai orang yang meminta ampunan, karenanya ampunilah aku”.  


5. Melakukan kegiatan sosial

Perempuan yang sedang haid tetap bisa berbuat baik di bulan Ramadhan dengan melakukan kegiatan sosial, yaitu membantu siapa saja yang membutuhkan. Misalnya, kerja bakti membersihkan lingkungan, membantu menyiapkan makanan berbuka di rumah atau masjid, dan lain-lain. Intinya, membantu orang lain.


6. Bersedekah

Dalam agama, bersedekah sangat dianjurkan. Tidak ada batasan khusus, jadi siapa pun bisa melakukannya, termasuk perempuan yang sedang haid. Banyak dalil yang menyebutkan keutamaan sedekah, salah satunya adalah pahala yang berlipat ganda, yaitu 700 kali lipat dari nilai sedekah itu sendiri. Pahala ini akan semakin besar jika sedekah dilakukan di bulan Ramadhan.

 
7. Memberi makan untuk orang yang berbuka puasa

Amalan selanjutnya untuk perempuan yang sedang haid yakni dengan memberikan makanan bagi orang yang akan berbuka puasa. Dalam hadits, disebutkan bahwa orang yang memberi makan berbuka puasa akan mendapatkan pahala yang sama besarnya dengan orang yang menjalankan puasa. 
 
 
    عَنْ زَيْدِ بْنِ خَالِدٍ الجُهَنِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ‌مَنْ ‌فَطَّرَ ‌صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ، غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا


Artinya, “Dari Zaid bin Khalid Al-Juhani, ia berkata: "Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang memberi makanan kepada orang untuk berbuka puasa, maka ia mendapatkan pahala sesuai orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikitpun”. (HR At-Tirmidzi).  

 
Dengan demikian, perempuan yang sedang haid di bulan Ramadhan tetap bisa memaksimalkan ibadah di bulan Ramadhan, meskipun sedang haid. Amalan-amalan yang disebutkan di atas hanyalah sebagian kecil dari banyaknya perbuatan baik yang dapat dilakukan untuk mengisi bulan Ramadhan. Masih terdapat banyak lagi amalan-amalan lain yang bisa dikerjakan untuk meningkatkan kebaikan di bulan suci Ramadhan.