Khutbah I
إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَاهَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
اَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّوَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيدٌ
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Pada hari Jumat yang mulia ini, masih dalam momentum hari kemerdekaan Indonesia ke-79, khatib berpesan kepada diri khatib pribadi, maupun kepada jamaah sekalian. Marilah kita bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dengan imtitsaalul awaamir, wajtinaabun nawahiih. Menjalankan segala perintah Allah sejauh batas maksimal kemampuan kita. Dan menjauhi segala larangan Allah tanpa terkecuali.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD 45, kemerdekaan yang didapat bangsa Indonesia, merupakan berkat/berkah rahmat Allah SWT. Didorong keinginan luhur nan mulia, agar menjadi bangsa yang bebas. Bebas dari penindasan, bebas menentukan nasibnya sendiri, bebas mengusahakan masa depan, dan bebas mengelola secara otimal, SDM dan sumber daya alam, sebagai khalifatullah fil ardh. Dalam QS. Hud, ayat 61 Allah sebutkan:
هُوَ أَنشَأَكُم مِّنَ الْأَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا
Artinya, “Dia telah menciptakan kalian dari bumi (tanah) dan menjadikan kalian untuk memakmurkannya.”
Kemerdekaan diperoleh dengan perjuangan. Dan kemerdekaan dipertahankan serta diisi dengan perjuangan pula. Sebagai wujud kesyukuran atas nikmat kemerdekaan. Perjuangan adalah satu kata, yang bila diucapkan, bisa membangkitkan gairah semangat seseorang, untuk mencapai hal yang dicita-citakannya. Kemerdekaan perlu diisi dengan penegakan kebenaran. Sesuai dengan hati nurani, akal sehat serta sesuai dengan tuntunan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Berjuang dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah juhd, jihad. Perjuangan identik dengan semangat, kesungguhan, pantang menyerah, bekerja keras, berusaha maksimal, tidak malas, etos kerja, mendayagunakan seluruh kemampuan, rela berkorban, gigih, tabah, optimis, Mandiri dan kerja sama. Pepatah Arab terkait perjuangan menyatakan:
"Ijhad wa laa taksal wa laa takun ghoofila. Fan nadaamatul uqbaa liman yatakaasal".
"Berjuanglah dan jangan malas. Penyesalan adalah buah dari kemalasan seseorang."
Terdapat pula maqolah yang menyatakan:
"Al-hayaatu bit tamanni. Wa laysat tamanni illaa bil juhdi”.
"Hidup itu penuh dengan impian. Dan impian tak akan tercapai kecuali dengan perjuangan."
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Dalam perjuangan, yang paling penting dilakukan adalah membekali diri dengan keimanan dan ketakwaan. Hanya dengan modal iman dan takwa, kita semua bisa menjadi hamba yang selamat di dunia dan akhirat. Sebab, tidak ada bekal terbaik yang layak untuk kita bawa menuju akhirat selain ketakwaan. Sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an:
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الأَلْبَابِ
Artinya, "Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat." (QS Al-Baqarah [2]: 197).
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Seseorang biasanya memperjuangkan apa yang diyakininya. Baik terkait dirinya sendiri, terkait keluarganya, maupun tanah airnya. Al-Jurjani dalam kitabnya al-Ta’rifat mendefinisikan tanah air dengan al-wathan al-ashli.
اَلْوَطَنُ الْأَصْلِيُّ هُوَ مَوْلِدُ الرَّجُلِ وَالْبَلَدُ الَّذِي هُوَ فِيهِ
Artinya, "Al-wathan al-ashli yaitu tempat kelahiran seseorang dan negeri di mana ia tinggal di dalamnya."
Seorang pejuang tak kenal henti dalam berjuang. Walau usaha menggapai yang diimpikan sangat sulit, memakan waktu lama, serta mengorbankan harta, tenaga dan perasaan, demi mewujudkan keadaan yang ideal. Pejuang memang memiliki idealisme yang tinggi. Tidak mudah menyerah pada keadaan. Ketika impian yang diperjuangkan telah diraih, seorang pejuang akan berjuang mempertahankannya, mengembangkannya, memajukannya, dan tidak sekali-kali melepaskannya.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Perjuangan tidak bisa dilakukan sendiri. Berjuang adalah kerja tim. Oleh karena itu, perjuangan membutuhkan sinergi. Kerja sama dengan orang-orang yang memiliki visi perjuangan yang sama. Perjuangan membutuhkan kerukunan, memerlukan persaudaraan. Perjuangan mensyaratkan keterikatan batin, alaqah, ukhuwwah, antar sesama pejuang.
Sedikit memaksakan diri diperlukan dalam perjuangan. Diperlukan kegigihan, all out. Mendayagunakan semua potensi yang ada. Berjuanglah di atas batas kemampuan. Kata orang Arab, ijtahiduu fauqo mustawal aakhor. Kata orang Inggris, Do the extra miles.
Perjuangan perlu dilandasi pengetahuan, moralitas dan ketaatan terhadap peraturan. Agar tidak memperjuangkan hal yang salah. diperlukan pengarah, pembimbing, guru dan bijak bestari, yang mengarahkan arah perjuangan.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Perjuangan tidak mungkin dilakukan bersama, bila niat/orientasi perjuangan berbeda-beda. Cita-cita mewujudkan Indonesia merdeka, mampu terlaksana ketika semua komponen anak bangsa bergerak berjuang ke arah yang sama. Mereka mengesampingkan perbedaan yang ada. Kala itu, ada kelompok nasionalis, kelompok Islam dan juga sosialis. Perbedaan suku bangsa dan agama, juga tidak menjadi penghalang. Selama semua memiliki cita-cita untuk merdeka.
Perjuangan memerlukan sikap legawa. Menerima kesepakatan bersama, walau sebenarnya aspirasi berbeda. Pendiri bangsa ada yang menginginkan bentuk negara Islam, ada pula yang mengimpikan bentuk negara serikat/federal. Namun ketika bentuk negara kesatuan telah disepakati bersama, maka itulah yang diperjuangkan oleh semua komponen bangsa.
Perjuangan perlu dilandasi keikhlasan. Tanpa tendensi keuntungan pribadi. perbedaan pendapat dari orang-orang yang sama-sama ikhlas, mudah ditemukan jalan keluarnya. Fokus pada kesamaan. Bukan memperuncing perbedaan. Konflik yang timbul membuat cita-cita perjuangan sulit terwujud. Membuat para pejuang tidak fokus pada apa yang diperjuangkan. Mengalami disorientasi perjuangan.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Perjuangan kadang kala berhasil, kadang pula gagal. Para pejuang adalah orang yang tabah. Pahit yang dirasa, dimaknai sebagai bumbu perjuangan. Konsekuensi atas perjuangan. Pejuang sejati tak akan berbalik arah ketika diterpa masalah. Kaki tetap melangkah ketika duri menyapa. Mata tetap tajam menatap, walau banyak butir debu di mata melekat.
Perjuangan memerlukan pengorbanan. Berkorban tenaga banyak yang berkenan. Namun Berkorban harta banyak yang enggan. Oleh karenanya Allah firmankan dalam QS. At-Taubah Ayat 41:
ٱنفِرُوا۟ خِفَافًا وَثِقَالًا وَجَٰهِدُوا۟ بِأَمْوَٰلِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
Artinya, "Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui."
Lafal amwal didahulukan daripada lafal anfus. Menunjukkan pentingnya jihad bil maal. Berjuang dengan harta. Karena perjuangan membutuhkan energi dan sumber daya.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Nabi Muhammad SAW bersabda seperti yang dikutip Imam al-Tirmidzi dalam kitab Sunan al-Tirmidzi sebagai berikut:
مَنْ قُتِلَ دُونَ مَالِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَمَنْ قُتِلَ دُونَ دِينِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَمَنْ قُتِلَ دُونَ دَمِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَمَنْ قُتِلَ دُونَ أَهْلِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ
Artinya: “Barang siapa yang mati mempertahankan hartanya, maka ia syahid. Barang siapa yang mati membela agamanya, maka ia syahid. Barang siapa yang mati melindungi darahnya, maka ia syahid. Barang siapa yang mati melindungi keluarganya, maka ia syahid.”
Berjuang adalah berupaya hidup dengan keadaan yang diyakini. Berjihad itu hidup di jalan Allah. Bukan sekadar mati di jalan-Nya. Syahadah adalah bagi mereka yang berjihad. Para pejuang akan menyaksikan balasan pahala, atas apa yang diperjuangkannya. Inilah makna mati syahid.
Marilah kita bersama-sama berjuang. Memperjuangkan kebenaran sesuai dengan apa yang Allah ridhai. Perjuangan di jalan Allah tak akan sia-sia.
Semoga Allah menjadikan kita, sebagai hamba-Nya yang ikhlas berjuang lillaahi ta'ala, dan memudahkan kita dalam memperjuangkan kebenaran. Aamiin yaa Rabbal 'aalamiin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ
اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَر
*Akhmad Taqiyuddin Mawardi, Redaktur Pelaksana Keislaman NU Online Jombang, Pengasuh Pesantren An-Nashriyah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang.
Terpopuler
1
Libur Panjang Akhir Januari 2025, Catat Tanggalnya!
2
Riwayat Penyakit Imam Syafi'i hingga Wafat di Akhir Bulan Rajab
3
Wujudkan NU Care Sehat, LAZISNU Mojoagung Kembali Gelar Pengobatan Gratis
4
Muslimat NU Bareng Gelar Pengajian dan Baksos, Sinergi Sosial dan Berdayakan UMKM
5
Pekan Ngaji Tafsir Nusantara Bersama Para Mufassir, Ini 3 Tujuan Utama menurut Gus Awis
6
Gelar Raker II, IPNU-IPPNU Jombang Kota Siapkan Agen Perubahan Sosial
Terkini
Lihat Semua