Daerah

Sehari tanpa Gadget Fokus Baca-Tulis, Cara Mahasiswa di Jombang Kembangkan Literasi Anak sejak Dini

Sabtu, 22 Februari 2025 | 20:08 WIB

Sehari tanpa Gadget Fokus Baca-Tulis, Cara Mahasiswa di Jombang Kembangkan Literasi Anak sejak Dini

Mahasiswa dan peserta kegiatan Kampung Literasi yang diselenggarakan oleh mahasiswa Universitas Darul Ulum (Undar) Jombang di Desa Keras, Kecamatan Diwek, Jombang, Ahad (9/2/2025). (Foto: Istimewa)

NU Online Jombang, 
Di tengah perkembangan pesat dunia digital, banyak masyarakat, khususnya anak-anak dan remaja, yang makin terpaku pada gadget dan media sosial. Hal ini dapat berdampak pada berkurangnya minat baca dan menulis, dua aktivitas yang sangat penting dalam pembentukan karakter dan pendidikan.


Melihat fenomena ini, sebanyak 28 mahasiswa Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Universitas Darul Ulum (Undar) Jombang mengadakan program pengabdian masyarakat di Desa Keras, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, meluncurkan sebuah inisiatif yang penuh makna: Kampung Literasi dengan tagline 'Sehari tanpa Gadget'. 


"Desa Keras, yang terletak di Kecamatan Diwek, memiliki potensi yang luar biasa dalam mengembangkan budaya literasi. Namun, di tengah kemajuan teknologi, banyak anak muda dan masyarakat yang lebih banyak menghabiskan waktu dengan gadget daripada membaca buku atau menulis cerita. Hal ini menjadi tantangan bagi peningkatan kualitas pendidikan dan keterampilan literasi di desa ini," ujar Abdul Kafi, Ketua KKM Undar Jombang, Sabtu (22/2/2025). 


Setiap hari Ahad, lanjutnya, seluruh anak-anak dan remaja diajak untuk mematikan gadget mereka dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan literasi yang telah disusun oleh tim KKM Universitas Darul Ulum. 


"Ini memberikan kesempatan untuk melakukan aktivitas yang lebih bermanfaat, seperti membaca buku, menulis cerita, storytelling dan berdiskusi bersama pegiat literasi di Jombang," imbuhnya.


Kafi berharap, dengan diadakannya Kampung Literasi di Desa Keras dapat meningkatkan kualitas baca tulis anak-anak. Menurutnya, anak-anak tidak boleh terlalu bercengkerama dengan gawai yang mempunyai dampak negatif dalam proses belajar.


"Melalui diskusi buku, storytelling, dan kegiatan menulis bersama, anak-anak Desa Keras dapat meningkatkan keterampilan sosial mereka. Mereka diajak untuk berinteraksi, berbagi ide, serta membangun hubungan yang lebih erat antar teman," jelas Kafi.


Hal itu juga ditegaskan oleh Siti Arifah, Dosen Universitas Darul Ulum bahwa Kampung Literasi bukan hanya sebuah program sementara, tetapi sebuah gerakan yang ingin mengubah pola pikir masyarakat Desa Keras terhadap pentingnya literasi. 


"Diharapkan program ini dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain di Indonesia untuk mengembangkan budaya literasi di masyarakat, yang akan berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan dan pembentukan karakter yang lebih baik," terang perempuan yang akrab disapa Bu Ari ini.


Ia juga menegaskan bahwa selesai mengikuti acara Kampung Literasi tersebut, anak-anak yang terlibat dapat bijak dalam menggunakan sosial media.


"Supaya mereka bisa menyalurkan ide tulisan mereka melalui sosial media dengan baik dan bijak," tegasnya.


Kampung Literasi di Desa Keras digelar sebanyak tiga tahap. Tahap pertama telah dilaksanakan pada Ahad (9/2/2025) yang diikuti oleh anak-anak Dusun Keras dan Paritan. Sedangkan tahap dua pada Ahad (16/2/2025) yang diikuti oleh anak-anak Dusun Buntel dan Kawur. Dan selanjutnya tahap tiga akan digelar pada Ahad (23/2/2025) besok yang akan diikuti anak-anak Dusun Mejono dan Cikar.


Penulis: Rifatuz Zuhro