• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Senin, 29 April 2024

Daerah

Pertama Kali, 18 Pengurus Lembaga MWCNU Diwek Dilantik Bersamaan

Pertama Kali, 18 Pengurus Lembaga MWCNU Diwek Dilantik Bersamaan
Suasana pelantikan bersama pengurus 18 lembaga MWCNU Diwek, Selasa (30/1/2024). (Foto: Rifatuz Zuhro/NU Online Jombang)
Suasana pelantikan bersama pengurus 18 lembaga MWCNU Diwek, Selasa (30/1/2024). (Foto: Rifatuz Zuhro/NU Online Jombang)

NU Online Jombang, 
Keberadaan lembaga di NU diharapkan memiliki sinergi. Itu semua demi menyukseskan program kerja antarlembaga yang disusun. Pada akhirnya, diharapkan kemanfaatan kegiatan dirasakan para anggota. Terlebih ini baru pertama kali dibentuk 18 lembaga dan dilantik secara bersamaan. 


Itu disampaikan Agus Fahmi Arwani, Sekretaris Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Diwek, Selasa (30/1/2024). Acara pelantikan 18 pengurus lembaga dirangkai dengan peringatan ke-101 hari lahir NU.


Kegiatan digelar di Pondok Pesantren KH Abdul Hadi Becek Ngudirejo Diwek. Pelantikan dilakukan secara langsung oleh Ketua MWCNU Diwek KH Hamdi Sholeh. Dengan disaksikan Rais MWCNU Diwek KH Nur Hadi (Mbah Bolong). 


Tampak hadir sebagai tamu undangan adalah Camat, Kapolsek, Danramil, dan tokoh masyarakat di Kecamatan Diwek. Sedangkan Rais PCNU Jombang KH Achmad Hasan memberikan tausiyah setelah pelantikan. 


Adapun pengurus yang dilantik adalah Lembaga Takmir Masjid (LTM), Lembaga Ta’lif wan Nasyr (LTN), Lembaga Bahtsul Masail (LBM), Lembaga Amil Zakat Infak Sedekah (LAZIS), Lembaga Perguruan Tinggi (LPT), Lembaga Pendidikan Ma’arif (LPM), Lembaga Dakwah (LD), Lembaga Pengembangan Perekonomian (LPP) dan Lembaga Pengembangan Pertanian (LPP). 


Termasuk juga pengurus Lembaga Wakaf dan Pertanahan (LWP), Lembaga Perekonomian (LP), Lembaga Seniman dan Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi), Lembaga Falakiyah (LF), Lembaga Kesehatan (LK), Lembaga Kemaslahatan Keluarga (LKK), Lembaga Kajian Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam), Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum (LPBH) dan Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBPI).


“Ini pertama kali di MWCNU Diwek melantik pengurus 18 lembaga secara bersama, dari sebelumnya hanya 6 lembaga saja,” ujar Fahmi.

 

Melalui pelantikan bersama, lanjutnya, diharapkan mampu memompa semangat para pengurus memasuki abad kedua NU. “Meski tetap diperlukan koordinasi dan sinkronisasi berbagai program kegiatan yang sudah disusun dari 18 lembaga itu,” urainya.  


Saat memberikan mauidzah hasanah, Rais PCNU Kabupaten Jombang KH Achmad Hasan dari Pesantren Tambakberas sangat berharap pengurus lembaga yang baru dilantik bisa melaksanakan amanat dengan baik. “Semoga diberi kekuatan dalam melaksanakan amanat besar ini,” ujarnya.


Ikut organisasi NU, lanjutnya, akan memiliki nikmat yang luar biasa. “Terlebih menjadi pengurus di dalamnya, insyaallah hidupnya akan makin berkah,” katanya. Ini karena para pengurus akan bertemu dengan banyak orang yang memiliki akidah dan visi yang sama di dalam organisasi NU. 


Pada masa sekarang, imbuhnya, NU sudah menjelma menjadi organisasi dengan massa terbesar sedunia. Meski sejarah mencatat pada awalnya tidak banyak anggota yang bergabung ke NU. “Bahkan dulu pernah Mbah Wahab Chasbullah mendatangi rapat NU di Kebumen, Jawa Tengah, yang datang hanya sembilan orang,” katanya.


Namun Mbah Wahab tetap optimis perkembangan NU ke depan. “Lalu beliau berkata, tidak apa-apa sekarang yang datang hanya sembilan orang, tapi semoga saat saya datang lagi nanti, anggotanya sudah jadi sembilan ribu anggota,” kisahnya. Diakui ada kekuatan doa para wali sebagai spiritual saat pendirian NU.


Optimisme ini juga ditunjukkan Mbah Wahab saat konsolidasi para kiai. Mbah Wahab saat jadi Katib ‘Aam PBNU, naik sepeda motor dibonceng salah satu santrinya keliling pulau Jawa. “Mulai dari Banyuwangi sampai Banten, untuk memperkenalkan NU di masyarakat,” imbuhnya.


Kiai berkacamata ini mengakui bahwa perjalanan NU hingga sekarang masih selalu disertai dengan doa para muassis. “Karena beliau sebenarnya tidak meninggal dunia, tapi masih hidup memantau para santri dan anggota NU, terutama saat kegiatan NU digelar seperti ini,” pungkasnya.


Muhammad Farhan Rafi, Sekretaris LTNNU Diwek yang juga dilantik, mengakui ini adalah amanat besar. “Yang tentu harus dilandasi keikhlasan dalam berkhidmat demi berputarnya roda organisasi NU di Diwek, terutama bagi kami di LTN,” ujar dosen Universitas PGRI Jombang ini. 


Dirinya dan para pengurus LTN sudah menyusun sembilan program unggulan. “Terutama untuk mendorong tradisi dunia literasi kaum Nahdliyin di Kecamatan Diwek,” ujarnya. Baik di kalangan dosen, mahasiswa, santri, guru maupun generasi milenial.


Penulis: Mukani


Daerah Terbaru