
KH Abdul Kholiq Hasan dalam peringatan maulid Nabi SAW di Pondok Pesantren Al-Amanah 4 Klampisan Tejo, Mojoagung, Jombang, Kamis (3/10/2024). (Foto: YouTube Al-Amanah Channel)
Feni Kusumaningrum
Kontributor
NU Online Jombang,
Shalawat yang dilantunkan untuk Nabi Muhammad SAW bisa memiliki arti yang berbeda, tergantung siapa pelantunnya. Hal ini disampaikan oleh KH Abdul Kholiq Hasan dalam peringatan maulid Nabi SAW di Pondok Pesantren Al-Amanah 4 Klampisan Tejo, Mojoagung, Jombang, Kamis (3/10/2024).
Ia menyebut, jika Allah yang bersholawat kepada Nabi SAW, maka berarti sebuah rahmat. Jika malaikat yang bershalawat kepada Nabi SAW, berarti mendoakan kebaikan. Dan jika umat Islam bershalawat kepada Nabi SAW, berarti memohon syafaat.
Sebagai landasan, Pengasuh Pesantren Al-Amanah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang tersebut mengutip dalil surat Al-Ahzab ayat 56 yang berbunyi:
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمً
Artinya: “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.”
Kiai yang akrab disapa Kiai Kholiq itu menjelaskan, menurut Imam Hanafi, membaca shalawat kepada Nabi SAW wajib hukumnya walaupun hanya dibaca sekali dalam seumur hidup.
Sedangkan, menurut Imam Syafi'i membaca shalawat kepada Nabi SAW wajib dibaca setiap tasyahud akhir. Jika sholat tidak membaca shalawat pada tasyahud akhir maka sholatnya tidak sah.
“Wajib memperbanyak membaca shalawat di setiap majelis dan setiap perkumpulan baik. Jika tidak dibacakan shalawat, maka semua yang hadir mendapat dosa,” terangnya.
Menurutnya, orang-orang NU sangat pintar dan kreatif. Buktinya, setiap acara diakhiri dengan shalawat yang bertujuan agar terbiasa membaca shalawat dan terhindar dari dosa.
Baca Juga
Perbanyak Sholawat, Biar Setan Kabur
“Biasanya di akhir acara kan ditanya dulu yang sebelah sana sudah dapat berkatnya? Sebelah kanan sudah? Jika sudah dapat semuanya lalu membaca shalawat dengan keras ‘Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad’. Sholawat itu bukan untuk mengusir tapi untuk menyelamatkan anak cucunya dari siksa,” terangnya.
Terpopuler
1
Santuni Anak Yatim dan Dhuafa, Cara UPZISNU PRNU Jombatan Peringati 10 Muharam
2
Konferancab XVI Tetapkan Wawan dan Dinda Nakhoda Baru IPNU-IPPNU Sumobito
3
Ziarah Muassis Jadi Agenda Fatayat NU Jombang Jelang Pelantikan, Teguhkan Langkah dengan Doa dan Teladan
4
10 Muharam, Mengenang Cucu Rasulullah yang Syahid di Karbala
5
Jejak Nabi Daniel dalam Literatur Islam: Riwayat, Penemuan Jasad, dan Mukjizatnya
6
PW IPPNU Jatim Gelar Hangout Media Batch 2, Cetak Kader Cakap Digital dan Literasi Media
Terkini
Lihat Semua