Daerah

Habib Umar Muthohar: Mbah Bisri Miliki Maqom Kewalian yang Tinggi

Sabtu, 13 Januari 2024 | 18:47 WIB

Habib Umar Muthohar: Mbah Bisri Miliki Maqom Kewalian yang Tinggi

Habib Umar dalam peringatan Haul KH M Bisri Syansuri ke- 45 di Pondok Pesantren Denanyar Jumat (12/01/2024). Foto: source akun YouTube PondokDenanyar

NU Online Jombang,

Habib Umar Muthohar Semarang menjelaskan bahwa para kiai atau ulama jika mengadakan pengajian tidak lepas dari molimo. Artinya mauludan (Mulid Nabi), manaqiban, mauidzoh, mangan (makan), dan moleh (pulang). 

 

Hal tersebut disampaikan dalam Dalam rangka peringatan Haul KH M Bisri Syansuri ke- 45 yang disiarkan langsung melalui akun YouTube Pondokdenanyar, Jumat (12/01/2024) malam. 

 

“Maulid biar kita mendengar sejarah perjalanan kanjeng Nabi Muhammad saw, kemudian bisa kita ambil teladannya dan uswatun hasanah,” jelasnya dalam acara yang bertempat di Pondok Pesantren Denanyar Jombang, Jawa Timur. 

 

Ia melanjutkan, manaqib yang artinya sejarah wali-wali Allah. Insyaallah dengan mendengar manaqib yang bercerita tentang perjalanan para wali-wali Allah akan membuka hati kita semuanya.

 

“Yang tadinya bermalas-malasan menjadi rajin berjuang, yang tadinya kalau berjuang merangkak menjadi bisa berlari,” lanjutnya.

 

Habib Umar menegaskan bahwa KH M Bisri Syansuri memiliki maqom kewalian yang tinggi. Tidak ada yang sampai di maqom yang seperti ini, kecuali orang yang benar-benar sabar. Selain sabar, memang punya bagian dari Allah SWT.

 

“Hal-hal urusan yang bersifat duniawi diberikan oleh Allah kepada siapa saja. Ada urusan dunia yang diberikan kepada orang yang dicintai Allah, ada juga yang diberikan kepada orang yang tidak dicintai oleh Allah,” jelasnya. 

 

Ia melanjutkan, urusan kepimpinan agama dan urusan keilmuan, tidak mungkin diberikan oleh Allah, kecuali diberikan kepada orang yang benar-benar dicintai Allah.

 

“Saat ini kita berada di kawasan orang-orang yang dicintai Allah. Semoga pulang dari sini kita semua mendapat keberkahan,” tuturnya. 

 

Habib Umar bercerita, 2 tahun yang lalu hadir di acara pengajian ini dengan menggunakan kursi roda. Berkah haul tersebut ia menyampaikan, kini tidak lagi menggunakan kursi roda. 

 

“Mendengar manaqib, kita perlu mencontoh supaya kita punya wawasan yang bisa bersyukur kepada Allah SWT, bisa bersabar kepada Allah atas ujian yang kita hadapi,” pungkasnya.  

 

Di sesi terakhir mauidzoh, Habib Umar mengajak para jamaah untuk bertawasul bersama-sama. Jamaah diminta untuk berdoa kepada Allah SWT apa yang menjadi hajat mereka.