• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Minggu, 5 Mei 2024

Daerah

Semua Langkah yang Dilakukan KH Bisri Syansuri Berlandaskan Ideologis

Semua Langkah yang Dilakukan KH Bisri Syansuri Berlandaskan Ideologis
Gus Salam dalam Munas ke-1 IKAPPMAM. (Foto: Pondok Denanyar)
Gus Salam dalam Munas ke-1 IKAPPMAM. (Foto: Pondok Denanyar)

NU Online Jombang,

Pengasuh Pesantren Mambaul Ma'arif Denanyar Jombang KH Abdussalam Shohib menyebut, semua langkah yang dilakukan oleh KH Bisri Syansuri dan istrinya, Nyai Khadijah selalu berlandaskan ideologis, bukan berlandaskan kepentingan pribadi. 

 

Hal ini ia sampaikan dalam acara Musyawarah Nasional (Munas) ke-1 Ikatan Alumni Pondok Pesantren Mambaul Ma'arif (IKAPPMAM) di Gedung Hasyim Asy'ari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Jombang, Sabtu (23/12/2023). 

 

"Ada satu hal yang sangat ingin saya sampaikan dalam kesempatan ini, bahwa Munas ini adalah momentum bagaimana kita semuanya ini kembali mengingat hal-hal yang paling substantif dari perjuangan Almaghfurlah KH Bisri Syansuri bersama dengan Mbah Nyai Khadijah Hasbullah," katanya. 

 

Menurut Gus Salam, sapaannya, satu hal yang kontekstual pada hari ini ialah bahwa semua langkah apapun yang dilakukan oleh Mbah Bisri dan Mbah Nyai Khadijah itu selalu berlandaskan ideologis. 

 

Mbah Bisri, lanjut Gus Salam, tidak pernah main-main dalam mengambil keputusan. Apakah beliau mengambil pilihan di dalam mendidik, di dalam membangun pesantren, di dalam mengembangkan pesantren, di dalam organisasi bahkan dalam pilihan politik.

 

"Semuanya berlandaskan ideologis, tidak ada yang berlandaskan hanya untuk meraih kepentingan yang sifatnya pribadi, personal, maupun bagi golongannya sendiri," ujarnya. 

 

Di dalam AD/ART yayasan Mambaul Ma'arif, Mbah Bisri menyatakan bahwa yang berhak mengelola yayasan dan pesantren Mambaul Ma'arif ini adalah yang berakidah Ahlussunah wal Jamaah. Bahkan itu tercantum secara tertulis.

 

"Dan ketika naudzubillahi min dzalik, kalau umpama dari dzurriahnya Mbah Bisri kok sesat semua, maka beliau menganggap dzuriahnya tidak berhak untuk mengelola pesantren. Yang berhak adalah meskipun orang lain, yang penting akidahnya Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah," ungkapnya. 

 

Hal ini, lanjut Gus Salam, menunjukkan pembangunan pesantren ini adalah berdasarkan idelogis. Yaitu untuk benar-benar mempertahankan akidah Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah. 

 

Lebih lanjut, Gus Salam bercerita, ia pernah mendengar cerita langsung dari Kiai Alwan Bojonegoro. Ketika Mbah Bisri menjadi anggota DPR pertama kali, beliau mengumpulkan semua santri dan pengurus pesantren. 

 

Lantas Mbah Bisri dawuh kepada seluruh pengurus, "Saya saat ini punya tugas di Jakarta menjadi anggota DPR, tapi kamu semuanya harus tau. Bahwa saya ke Jakarta ini tidak mencari apa-apa, tapi untuk berjuang bagi pesantren, berjuang bagi akidah Ahlussunnah wal jamaah an-Nahdliyah."

 

"Artinya adalah, beliau menjadi DPR bukan dengan niat untuk memperoleh kejayaan finansial, bukan untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik, tapi benar-benar untuk perjuangan pesantren dan Nahdlatul Ulama," pungkasnya. 


Editor:

Daerah Terbaru