Habib Jamal: Jika Mencintai Nabi, Bershalawat Akan Hilangkan Stres
Jumat, 18 November 2022 | 18:29 WIB

Habib Jamal saat menyampaikan ceramah di acara Shalawat bersama jamiyah seribu rebana dan Polres Jombang (Foto: NU Online/Achmad Subakti)
Achmad Subakti
Kontributor
NU Online Jombang,
Kalau seseorang cinta kepada Nabi, membaca sejarah Nabi itu pasti hatinya senang. Semua rasa gundah, stress, sumpek hilang karena nama kekasihnya disebut. Hal tersebut diungkap Habib Achmad Jamal bin Thoha Baagil dalam acara Polres Jombang bershalawat bersama Jamiyah Seribu Rebana di Lapangan Polres Jombang, Kamis (17/11/2022) malam.
Ia menjelaskan, As Syaikh Yusuf Nabhan dalam kitabnya Wa Saailul Wushul fii Samaailil Rasul di muqadimahnya menyebutkan, tujuan memuji dan bershalawat kepada Nabi Muhammad itu ada 5.
"Yang pertama, littaladdud, artinya untuk kita menikmati. Karena di mana-mana namanya orang kalau cinta, pasti suka mendengarkan orang yang dicintai," katanya saat ceramahÂ
Sebagaimana Habib Ali Habsyi dalam Qasidahnya yang artinya "Dari mana aku datang stres, sumpek, sedangkan kalau aku mendengar ceritanya kekasihku Muhammad, hilang semua rasa gundahku karena aku cinta padanya."
Jadi, lanjut dia, kalau ada orang yang tidak suka shalawat artinya memang tidak bisa merasakan. Tidak ada rasa cinta pada Rasulullah sehingga tidak bisa memahami nikmatnya mendengar sejarah kekasihnya, Muhammad.
Yang kedua, lanjut Habib Jamal, adalah littaqorrub yang artinya mendekatkan diri kepada Nabi. Seseorang bila ingin mempunyai posisi dengan orang lain maka harus pandai memujinya.Â
"Sampean memuji Nabi Muhammad buat mendekatkan diri supaya dapat syafaat. Karena dari dulu Rasulullah itu dipuji, Allah memuji, sahabat memuji," ucapnya.
Kemudian, Habib Jamal bercerita, Rasulullah pernah diberi hadiah 2 budak wanita dari Raja Mesir, Rasulullah hanya ambil 1 namanya Mariyah Qibtiyyah. Kemudian, dinikahilah Mariyah hingga punya anak namanya Ibrahim. Yang satu lagi, diberikan Hasan bin Tsabit karena sering memuji Nabi Muhammad.Â
"Banyak sekali Qosidah pada zaman sahabat yang semuanya untuk mendekatkan diri kepada yang dipuji," jelasnya.
Tujuan melantunkan shalawat yang ketiga, kata Habib, adalah lil mukafaah, yakni balas budi.Â
"Kita semua dulu sudah di ujung neraka, tinggal nyemplung saja. Datang Rasulullah menyelamatkan kita sampai jadi umat utama yang ahli surga dan mendapat kuota paling banyak. Maka kita harus berterima kasih. Membalas budinya adalah dengan cara bershalawat. Jadi, kita memuji Nabi itu pantas. Pujian kita tidak ada yang berlebihan," paparnya.
Keempat dan kelima, lanjutnya, seseorang yang sering memuji Nabi adalah supaya semakin cinta dan sayang pada Rasulullah. Ketika semakin cinta dan sayang, masuk ke poin kelima yaitu ittiba' linnabi, seseorang yang cinta dan sayang itu pasti patuh kepada Rasulullah.Â
"Orang kalau membaca sejarah Nabi tidak mungkin tidak cinta kepada Nabi. Insyaallah Allah SWT memberkahi kita semua, Allah beri syafaat Nabi Muhammad untuk kita semua," pungkas pengasuh Pondok Pesantren Anwaarut Taufiq, Batu ini.
Terpopuler
1
Latih Jiwa Kewirausahaan Siswa, RA-MI Gondekan, Jombang Gelar Bazar Tahunan
2
Pengajian Rutin Muslimat NU Diwek: Thalabul Ilmi dan Gerakkan Ekonomi Keluarga
3
Beberapa Doa agar Resepsi Pernikahan Berjalan Lancar
4
Ibnu Atoillah, Kaligrafer Muda Jombang Yang Berhasil Masuk Nominasi IRCICA Turki 2025
5
Sepak Terjang Farida Mawardi, Memimpin Organisasi Pelajar Putri NU di Masa Sulit (Periode 1963-1966)
6
Pra-Bahtsul Masail: LF PBNU Susun Standar Penerimaan Laporan Rukyat
Terkini
Lihat Semua