• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Minggu, 28 April 2024

Daerah

Gus Nadir Ungkap Pembelaan Gus Dur Pada Kaum Minoritas

Gus Nadir Ungkap Pembelaan Gus Dur Pada Kaum Minoritas
KH Nadirsyah Hosen atau Gus Nadiracara Peringatan Haul Gus Dur ke-14 di Pesantren Tebuireng, pada Sabtu (06/01/2024). Foto: Source YouTube Tebuireng Official
KH Nadirsyah Hosen atau Gus Nadiracara Peringatan Haul Gus Dur ke-14 di Pesantren Tebuireng, pada Sabtu (06/01/2024). Foto: Source YouTube Tebuireng Official

NU Online Jombang,

Ada hal yang dirindukan KH Nadirsyah Hosen atau Gus Nadir dari sosok KH. Abdurrahman Wahid. Baginya, komitmen Gus Dur dalam membela hak-hak kaum minoritas menjadi sesuatu yang sangat dirindukan ketika ia merasakan langsung menjadi kaum minoritas.

 

"Kita semua kangen dengan Gus Dur termasuk saya yang tinggal di Australia. Dan saya baru merasakan pentingnya arti kehadiran Gus Dur ketika Gus Dur di tanah air, Indonesia selalu membela hak-hak minoritas," ungkapnya pada acara Peringatan Haul Gus Dur ke-14 di Pesantren Tebuireng, pada Sabtu (06/01/2024).

 

Bulan Desember yang kerap disebut sebagai bulannya KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur memang sudah berlalu, tahun pun sudah berganti. Tetapi rasa kehilangan dan kecintaan masyarakat kepada Gus Dur tidak lekang oleh waktu. 

 

Gus Dur adalah tokoh yang sangat lekat dengan perjuangan pluralitasnya. Tokoh yang memiliki komitmen dan konsistensi dalam membela hak-hak kaum minoritas. Yang kemudian atas segala perjuangannya dalam toleransi dan kemajemukan menjadikannya sebagai Bapak Pluralisme Indonesia.

 

Menurut Gus Nadir, pembelaan terhadap kaum minoritas mungkin tidak begitu berarti sampai kita sendiri yang merasakannya.

 

"Waktu di tanah air, kita menjadi kaum mayoritas itu tidak pernah merasakan bagaimana sih rasanya menjadi minoritas itu? Saya merasakan ketika belajar, sekolah sampai bekerja hingga sekarang di Australia," lanjutnya.

 

Ia juga menegaskan, Gus Dur adalah tokoh yang memiliki komitmen terhadap keberagaman dan tak pernah berhenti membela hak-hak kaum minoritas.

 

"Jadi, Gus Dur selalu dalam posisi membela hak-hak kaum minoritas," tegas pemegang dua gelar PhD itu.

 

Kiai yang pernah menjadi Rais Syuriah Pengurus Cabang Internasional Nahdlatul Ulama (PCI NU) Australia dan New Zealand ini juga menceritakan pengalamannya menjadi kaum minoritas di Australia. Dari mulai adanya diskriminasi hingga pelarangan mendirikan rumah ibadah.

 

Baginya tidak mudah untuk beradaptasi sebagai kaum minoritas, hal-hal yang pada awalnya sangat mudah didapatkan ketika masih di Indonesia menjadi kesukaran tersendiri ketika ia berada jauh dari tanah air. Hal demikian itulah yang menjadikannya begitu merindukan kehadiran seorang Gus Dur.

 

"Saya jadi merasa kok saya kengen Gus Dur, ya. Ketika kemudian secara sosial politik selaku minoritas di Australia hak-hak saya tidak diperhatikan," ujarnya.

 

Lebih lanjut, Kiai yang juga Dosen di Monash University Facultyof Low ini menjelaskan bahwa kemudian tidak heran jika kemudian Gus Dur begitu amat dicintai oleh masyarakat yang tidak hanya kaum muslim saja, tapi juga oleh kaum agama lain, melintasi ras, suku, etnis hingga generasi.

 

"Maka kemudian tokoh seperti Gus Dur ini dicintai oleh bukan hanya oleh kalangan umat Islam saja, tapi semua kalangan," tandasnya.

 

Rasa kehilangan dan kecintaan masyarakat yang amat kuat terhadap Gus Dur seakan menjadi saksi atas segala perjuangan dan kebaikan yang telah dilakukan Gus Dur semasa hidupnya.


Daerah Terbaru