Daerah

Gus Kikin Ungkap Totalitas Perjuangan Mbah Wahab untuk Islam

Selasa, 21 Mei 2024 | 19:21 WIB

Gus Kikin Ungkap Totalitas Perjuangan Mbah Wahab untuk Islam

KH Abdul Hakim Mahfudz dalam Haul KH Wahab Hasbullah ke-53. (Foto: Tambakberas TV)

NU Online Jombang,
PJ Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Abdul Hakim Mahfudz mengungkapkan betapa totalitasnya Mbah Wahab dalam memperjuangkan aswaja di tengah banyaknya paham yang masuk ke Indonesia kala itu.


Hal tersebut ia sampaikan pada acara pengajian umum dalam rangka haul KH Wahab Hasbullah yang ke 53, Senin (20/5/2024) malam di halaman kantor yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang.


“Kalau mengingat zaman dulu, saat bangsa Indonesia masih susah, umat Islam di sini sudah menganut paham ahlussunnah wal jamaah dengan mengikuti Madzhab Syafi’i,” ujarnya.


Gus Kikin melanjutkan, dahulu saat kekuasaan Turki Usmani melemah di tahun 1909, banyak umat Islam dengan paham yang berbeda mulai masuk ke Indonesia. Di antara paham-paham tersebut, ada beberapa yang merupakan paham radikal.


“Saat itu, umat Islam Indonesia yang awalnya mengikuti paham aswaja menjadi bingung karena banyaknya paham-paham baru yang masuk ke Indonesia. Maka sejak saat itu banyak perdebatan yang muncul karena perbedaan paham tersebut,” kisahnya.


Ia teringat beberapa cerita bahwa perdebatan antara paham itu luar biasa panas dan Mbah Wahab merupakan orang yang sering menanggapinya. Di era tersebut perdebatan dimulai setelah 'isya hingga subuh. Ketika adzan subuh, perdebatan berhenti sejenak untuk melaksanakan salat, lalu dilanjutkan setelah salat. 


“Dalam menanggapi perdebatan itu, Mbah Wahab terpikirkan gagasan untuk mendirikan organisasi keislaman yang menyatukan umat Islam berpaham ahlussunah wal jamaah," terangnya.


Meski kala itu, sambungnya, banyak tantangan yang dihadapi, mulai dari susahnya kondisi ekonomi dan sosial, hingga minimnya peran tokoh agama. Namun atas kegigihan Mbah Wahab dan kiai lainnya, lahirlah Nahdlatul Ulama pada tahun 1926.


“Tahun 1926 NU berhasil didirikan, lalu di tahun 1938 umat Islam kembali bersatu, dan dengan bersatunya umat Islam inilah akhirnya Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945. Kiai Wahab kalau berjuang totalitas, baik secara dhohir dan batinnya,” imbuhnya.