Miftakhul Jannah
Kontributor
NU Online Jombang,
Salah satu tuntunan Rasulullah ketika menjalankan puasa Ramadhan adalah meninggalkan ghibah. Ghibah merupakan perbuatan menggunjing orang lain dan membicarakan keburukannya.
Penjabat (Pj) Ketua Pengurus Wilayah Nahdhatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Abdul Hakim Mahfudz atau yang kerap disapa Gus Kikin mengingatkan umat Islam agar memperhatikan pesan penting Rasulullah saw itu. Orang yang tengah berpuasa hatinya harus bersih, menjaga sikap kedamaian, dan saling menghormati.
“Agar makna ibadah puasa yang diajarkan oleh Rasulullah dapat kita sikapi dan jalankan dengan penuh keikhlasan,” jelas Gus Kikin, Selasa (19/3/2024).
Ajakan Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng tersebut didasari hadits riwayat Abu Hurairah: "Barang siapa yang tidak meninggalkan dusta, dan malah melakukan konsekuensinya, maka Allah tidak memandang lagi makan dan minum yang ia tinggalkan." (HR. Bukhori Nomor 1903).
Bahaya ghibah ketika puasa selain bisa menghapus pahala puasa juga dapat menimbulkan perpecahan. Ghibah menyebabkan buruk sangka dan saling tidak percaya terhadap sesama.
Negara Indonesia adalah negara yang majemuk dengan beraneka ragam budaya dan tradisi di masyarakat. Sehingga sikap toleransi dan menjaga lisan adalah bentuk menjaga ketentraman.
Setiap kelompok masyarakat memiliki sentitivitas yang berbeda terhadap suatu isu. Bisa jadi ketika muncul satu isu tertentu ada kelompok masyarakat yang bersikap biasa saja, namun ada kelompok masyarakat yang tersinggung.
Oleh karena itulah ghibah sepatutnya ditinggalkan demi menjaga persatuan dan kesatuan, serta menjaga kerukunan dan perasaan masing-masing kelompok masyarakat.
Gus Kikin juga menegaskan bahwa menjaga ukhuwah juga sangat penting, "Tidak kalah pentingnya kita menjaga toleransi, mengedepankan kerukunan, dan menjaga ukhuwah Islamiyah," tegasnya.
Menjaga ukhuwah juga sama dengan menegakkan pembangunan Indonesia. Tidak mungkin pembangunan infrastruktur bisa berjalan lancar jika konflik antar masyarakat terus terjadi.
Selanjutnya, Gus Kikin menjelaskan bahwa menjaga lisan itu penting karena menyinggung perasaan manusia tidak cukup hanya dengan mengucapkan istighfar, tetapi juga harus meminta maaf kepada orang yang tersakiti.
Kemudian, setelah seseorang berpuasa dengan menjaga kerukunan dan ukhuwah, diharapkan ibadah puasanya diterima Allah.
"Semoga amal ibadah kita diterima Allah dan dapat meningkatkan ketakwaan kita," pungkasnya.
Terpopuler
1
PWNU Jawa Timur Resmi Dilantik di Tebuireng, Dihadiri Ketua PWNU Se-Indonesia
2
Dilantik, Ini Nama-Nama Pengurus di PWNU Jatim Masa Khidmah 2024-2029
3
Awal Bulan Jumadal Akhirah Jatuh pada Selasa, 3 Desember 2024
4
Di Pelantikan PWNU Jatim, Ketum PBNU Sampaikan 3 Matra Konsolidasi Jamiyah untuk Gapai Kemaslahatan
5
KPU Jombang Gelar Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Suara Pilkada 2024 pada 3 Desember
6
Inspirasi Mukani, Guru Teladan Literasi Jawa Timur: Menulis sebagai Legasi Ulama Dahulu bagi Santri
Terkini
Lihat Semua