Gus Fikri: Barokah Memang tidak Kelihatan Tapi Bisa Dirasakan
Jumat, 26 Januari 2024 | 13:20 WIB

Pengasuh Pondok Pesantren Riyadlus Sholihin Kabupaten Jember, KH Mushoddiq Fikri Farouq yang hadir dalam haul ke-2 KH Mohammad Djamaludin Ahmad, Kamis (25/01/2024). Foto: YouTube Tambakberas TV
Feni Kusumaningrum
Kontributor
NU Online Jombang,
Pengasuh Pondok Pesantren Riyadlus Sholihin Kabupaten Jember, KH Mushoddiq Fikri Farouq yang akrab dipanggil Gus Fikri mendoakan semua jamaah yang hadir dalam haul ke-2 KH Mohammad Djamaludin Ahmad mendapat barokah.
Hal tersebut disampaikan melalui YouTube Tambakberas TV, Kamis (25/01/2024) malam. Bertempat di area makam KH Mohammad Djamaludin Ahmad.
“Kanjeng Nabi sudah tempatnya barokah, Rasulullah sumbernya barokah saja masih meminta barokahnya Rajab. Kanjeng nabi sudah jelas surganya, yang memegang pintu surga, dan memegang kunci surga tapi masih meminta barokah,” jelasnya.
Gus Fikri mengatakan bahwa saat ini adalah momentum kita untuk meraih meraih barokah.
“Kalau sudah akhir zaman, Allah akan menghilangkan barokah-barokah dari muka bumi. Saat ini, rumah tangga sudah banyak yang tidak barokah. Dahulu banyak rumah tangga itu barokah,” ujarnya.
Ia menegaskan, jangan sampai menganggap kiai Djamal sudah wafat.
"Imam Al Ghozali dalam kitab ihya Ulummudin menjelaskan, orang-orang yang menyebarkan ilmu-ilmu agama tidak akan mati. Jadi sekarang kiai Djamal masih ada. Saya pernah mengaji bersama dengan kiai Djamal di Jember," tegasnya.
Ia menambahkan, seumpama tidak memperingati haul kiai Djamal pun sebenarnya tidak apa-apa. Karena, kiai-kiai dapat ganjaran dari ngaji.
"Santrinya kiai Djamal ada berapa ribu, putranya semua sholeh, tinggalannya seperti ini. Itu sudah cukup," tegasnya.
Gus Fikri memaparkan hadits Rasulullah yang berbunyi, pergi untuk mempelajari satu ayat dari kitab Allah lebih baik bagimu daripada engkau shalat seratus raka’at. Dan pergi untuk mempelajari satu bab ilmu, kemudian diamalkan lebih baik daripada shalat seribu raka’at.
“Yang ngaji saja mendapat ganjaran yang sangat besar, apalagi yang mengajarkan? Rasulullah memuliakan orang-orang seperti kiai Djamal,” katanya.
Ia melanjutkan, tingginya derajat kiai disebabkan karena mulianya ilmu. Karena ilmu yang akan memperbaiki kita dan ilmu yang akan membimbing kita.
"Orang kalau tidak dibimbing ilmunya akan dibimbing oleh hawa nafsunya. Pernah suatu kali, Sayidina Ali ditawari Rasulullah. Mau memilih ilmu atau uang? Dan sayyidina Ali memilih ilmu," paparnya.
Kata Gus Fikri, manusia hidup ada dua pilihan, kalau tidak dibimbing ilmu ya dibimbing hawa nafsu.
“Saya kalau mengaji di haul kiai, anak-anak pasti saya bawa. Untuk ngalap barokah. Jangan anggap barokah tidak ada. Barokah itu ada. Barokah memang tidak kelihatan tapi bisa dirasakan,” pungkasnya.
Terpopuler
1
Latih Jiwa Kewirausahaan Siswa, RA-MI Gondekan, Jombang Gelar Bazar Tahunan
2
Pengajian Rutin Muslimat NU Diwek: Thalabul Ilmi dan Gerakkan Ekonomi Keluarga
3
Beberapa Doa agar Resepsi Pernikahan Berjalan Lancar
4
Ibnu Atoillah, Kaligrafer Muda Jombang Yang Berhasil Masuk Nominasi IRCICA Turki 2025
5
Sepak Terjang Farida Mawardi, Memimpin Organisasi Pelajar Putri NU di Masa Sulit (Periode 1963-1966)
6
Pra-Bahtsul Masail: LF PBNU Susun Standar Penerimaan Laporan Rukyat
Terkini
Lihat Semua