• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Jumat, 26 April 2024

Daerah

Gugah Tradisi Literasi dengan Diklat Jurnalistik

Gugah Tradisi Literasi dengan Diklat Jurnalistik
Suasana Diklat Jurnalistik SMAN 1 Jombang. (Foto: Dok panitia)
Suasana Diklat Jurnalistik SMAN 1 Jombang. (Foto: Dok panitia)

NU Online Jombang,
Ekstrakurikuler jurnalistik SMAN 1 Jombang menggelar diklat, Sabtu (12/2/2022). Kegiatan digelar di aula diikuti 60 peserta. “Sebanyak 40 anggota baru dan 20 pengurus ekskul,” ujar Satria Bagaskara, ketua panitia.

 
Siswa kelas XI ini menambahkan bahwa diklat digelar dengan mematuhi protokol kesehatan secara ketat. “Tujuan diklat ini untuk menambah wawasan bagi peserta terkait kejurnalistikan, salah satunya yaitu menulis berita dan fotografi,” imbuhnya.


Hadir sebagai narasumber adalah dua pemateri. Pertama adalah A. Syamsul Arifin, salah satu redaktur NU Online (www.nu.or.id). Penulis media online yang berpusat di Jakarta ini menegaskan bahwa generasi muda harus melek media. Caranya dengan mempelajari jurnalistik secara benar. “Sehingga mampu membedakan mana berita yang benar dan hoaks,” ujarnya. 


Ketua PC LTNNU Jombang ini menegaskan bahwa jurnalistik ditopang dengan etika dan tanggung jawab yang ketat. “Sehingga tidak asal menulis, tapi harus faktual dari lapangan,” imbuhnya.


Jurnalistik, lanjutnya, berbeda dengan fenomena media sosial. “Karena di medsos semua orang bisa dan boleh menulis, sedangkan di perusahaan media harus memiliki kompetensi dan tunduk kepada kaidah jurnalistik,” imbuhnya.


Bagi para pemula, ujarnya, cara paling mudah menulis berita dengan 5W1H dan piramida terbalik. Seorang penulis berita harus mampu menggali seluk beluk terkait berita. Mulai dari kejadian, tempat, waktu, kronologis dan asal mula peristiwa. “Menulis berita tidak harus susah berimajinasi dalam menulis, cukup dari yang disampaikan narasumber,” ujarnya. 


Syamsul kemudian mengajak semua peserta mempraktekkan untuk menulis berita. Temanya adalah kegiatan diklat yang sedang diikuti ini. “Dari sekilas, anak-anak sebenarnya sudah punya modal untuk menulis berita yang lebih bagus, tinggal dibiasakan saja,” ujarnya.


Materi kedua adalah fotografi jurnalistik, yang disampaikan Yasin Hidayat, dari Lembaga Seni dan Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) NU Jombang. Fotografi jurnalistik, kata dia, adalah fotografi yang digunakan untuk menyampaikan berita sesuai kaidah jurnalistik. “Kalau foto itu sendiri, belum bisa dikatakan fotografi jurnalistik, kecuali diberi teks,” ujarnya.


Foto tersebut juga ada nilai berita. “Sehingga fotonya tidak boleh asal-asalan, diambil dari jauh, hanya sebagian karena terpotong,” ujarnya. Ini karena foto digunakan untuk menghibur pembaca, sehingga beritanya tidak terkesan kaku dan membosankan.


Human interest juga bisa disampaikan lewat foto. “Bagaimana peristiwa menarik tentang relasi manusia secara random, bisa diambil fotonya,” katanya. Termasuk juga untuk mendeskripsikan temuan terbaru dari perkembangan teknologi. 


Sebagai jurnalis pemula, Yasin berpesan agar peserta menjaga kredibilitas. “Jangan sampai memberi honor kepada narasumber ataupun Anda menerima hadiah,” ujarnya. Ini dilakukan agar berita yang ditulis objektif. “Karena hakikatnya jurnalis itu bekerja secara independen,” tuturnya.


Kegiatan ditutup dengan seremonial penerimaan anggota baru. Termasuk pergantian pengurus eskul jurnalistik. “Karena pengurus lama sudah di kelas akhir, perlu ada regenerasi,” ujar Mukani, pembina ekskul jurnalistik. 


Guru yang juga pengurus LTN PWNU Jawa Timur ini menambahkan diklat digelar juga untuk menggugah tradisi literasi di kalangan siswa. Ini karena pada periode sebelumnya, ekskul yang dibina berhasil menerbitkan buku. Para penulisnya adalah semua anggota ekskul. “Semoga angkatan ini juga bisa menghasilkan produk nyata berupa buku lagi,” pungkasnya.


Kontributor: Abu Jauhar
Editor: Ahmad 


Daerah Terbaru