Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh

Daerah

Rektor UNISMA: Tidak Ada yang Namanya Mantan Santri

Rektor Unisma, Masykuri Bakri (Sumber Foto: YouTube Tebuireng Official)

NU Online Jombang,

Satu tema yang sangat menarik ketika kita berbicara tentang hari santri ialah tidak bisa lepas dengan nama besar Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari. Maka kebesaran Tebuireng adalah nama beliau. Jangan sampai kita sebagai santri mengatakan ada mantan santri. Alumni pesantren boleh, tetapi santrinya tetap melekat di dalam jiwa dan dada.

 

Hal tersebut disampaikan oleh Dr H Masykuri Bakri, Rektor Universitas Islam Malang (UNISMA) sekaligus Ketua Presidium IKAPETE (Ikatan Keluarga Alumni Pesantren Tebuireng) Nasional pada acara pembukaan peringatan Hari Santri Nasional 2022 dan peringatan 77 tahun Resolusi Jihad di Pesantren Tebuireng.


Baca Juga:
Ma’had Aly Tebuireng, Penerus Perjuangan Ilmu Hadits Hadratus Syaikh

 

"Nanti, kalau sudah keluar dari pesantren Tebuireng jangan bilang mantan santri Tebuireng. Tidak dapat keberkahan. Selalu katakan, saya santri Tebuireng walaupun sudah keluar dari pesantren Tebuireng. Karena tidak ada istilah mantan santri. Yang ada mungkin mantan-mantan yang lain lah ya," ujarnya sembari tertawa. 

 

Masykuri kagum dengan Mbah Hasyim, ia mengatakan Mbah Hasyim adalah murobbi kita, kiai kita, pembimbing kita. Mbah Hasyim memberikan inspirasi bukan hanya untuk santri, tapi untuk bangsa dan negara. 

 

"Kalau boleh saya gambarkan, Mbah Hasyim merupakan sebuah profile dari surat Al-Qasas. Beliau orang kuat, kuat dari sisi pendidikan, ruh jihadnya, politiknya, ekonominya, budayanya, agamanya, dan yang lainnya, Mbah Hasyim adalah sosok yang multi kompetensi," ujarnya. 


Baca Juga:
Upaya Tebuireng Mendobrak Zaman, Cetak Santri yang Ahli Membuka Rahasia Alam Semesta (Bagian III)

 

Maka dari itu, menurut Masykuri, semangat hari santri adalah semangat kemenangan para santri yang dipelopori oleh KH Hasyim Asy'ari. Jangan hanya euforia, tapi bagaimana aktualisasi hari santri mampu membentuk militansi santri di dalam membangun bangsa dan negara dalam rangka membangun budaya dan peradaban yang lebih bermartabat. 

 

"Hari santri adalah satu momentum kebangkitan untuk kita semuanya. Karena santri tidak pernah lapuk. Tapi santri selalu memberikan inspirasi dan solusi terbaik di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Tidak ada santri yang nganggur di tengah-tengah masyarakat. Paling tidak, santri bisa menjadi tokoh agama," terangnya.

 

Masykuri berharap, negara Indonesia menjadi negara yang aman, adil, makmur, dan makmur yang berkeadilan yang didasari ridho dari Allah SWT.

Achmad Subakti
Editor: Nur Fitriana

Artikel Terkait