• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Jumat, 29 Maret 2024

Pustaka

Resensi Film: Kisah Sang Guru Bangsa HOS Tjokroaminoto Berjuang Lewat Tulisan

Resensi Film: Kisah Sang Guru Bangsa HOS Tjokroaminoto Berjuang Lewat Tulisan
Ilustrasi Film (source: Liputan6.com)
Ilustrasi Film (source: Liputan6.com)

NU Online Jombang,

Sebuah film yang berjudul Guru Bangsa Tjokroaminoto ini di Sutradai oleh Garin Nugroho dan dibintangi aktor kawakan Reza Rahadian. Film yang bergenre sejarah biografi ini berlatar zaman penjajahan. Filmnya unik. Cukup menarik membahas tentang sosok Guru Bangsa Haji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto yang memiliki latar belakang Islam cukup kuat.

 

Cerita mengalir sederhana tentang Tjokro yang terlahir dari kaum bangsawan Jawa. Tjokro kecil melihat penderitaan pekerja-pekerja perkebunan kapas yang dianiaya oleh mandor-mandor Belanda dan merasa miris sekaligus geram.

 

Tjokro diceritakan merupakan putra dari keluarga bangsawan Jawa di Ponorogo dan memiliki latar belakang keislaman yang kuat.

 

Sejak kecil ia sudah merasakan keprihatinannya terhadap kondisi masyarakat pribumi pada masa itu. Terutama, kaum buruh dan rakyat pribumi lainnya yang tersiksa karena perlakuan kolonial Belanda. 

 

Sikap Belanda yang merendahkan dan semena-mena terhadap kaum pribumi membuat hati kecilnya merasa resah. Keresehan itu terus ada hingga ia dewasa. 

 

Hal tersebut yang membuat ia memutuskan untuk hijrah mengikuti kata hatinya dan meninggalkan segala bentuk kebangsawanannya. 

 

Bahkan setelah menikah, Tjokroaminoto yang akhirnya memutuskan untuk pindah ke Surabaya bersama istri dan anaknya tetap setia pada keresahan yang ia rasakan. Di Surabaya, ia lebih melihat bagaimana realita sosial rakyat kecil pada masa itu. 

 

Pada akhirnya, Tjokroaminoto sering menyuarakan aspirasi melawan kolonial Belanda dan melindungi rakyat pribumi yang tertindas melalui tulisannya di surat kabar. Tak hanya itu, Tjokroaminoto juga menggelar orasi massa di jalanan untuk memperjuangkan hak kaum pribumi.

 

Ini membuat Tjokroaminoto menjadi orang yang disegani dan selalu diandalkan untuk berbagai permasalahan sosial oleh masyarakat maupun perkumpulan organisasi. 

 

Karena jiwa kepimpinan Tjokroaminoto yang telah diakui banyak orang membuat Haji Samanhoedi dari Sarekat Dagang Islam (SDI) di Surakarta mengirim utusannya pada Tjokroaminoto untuk memintanya memimpin organisasi yang sedang dibekukan oleh Belanda. 

 

Dari situlah, perjuangannya untuk melawan rezim kolonial Hindia Belanda dimulai. Pada 1912 ia mendirikan Sarekat Islam (SI) yang sebelumnya merupakan Sarekat Dagang Islam (SDI). 

 

Seiring Berjalannya waktu, Tjokroaminoto berhasil membuat Sarekat Islam menjadi organisasi resmi Bumiputera pertama yang terbesar di Indonesia dengan 2 juta anggota. 

 

Tujuan dari organisasi ini adalah berusaha untuk menyamakan hak dan martabat masyarakat Bumiputera yang terjajah di kala itu. 

 

Dalam film tersebut juga terdapat kutipan kata-kata Tjokroaminoto yang terkenal. “Setinggi-tinggi ilmu, sepintar-pintar siasat, semurni-murni tauhid."

 

Film yang di rilis pada tahun 2015 ini diberi label genre drama dengan durasi 2 jam 41 menit.

 

Meski cukup banyak mengungkap pola perjuangan Tjokroaminoto, namun gagasan Tjokro yang berkembang di masyarakat tidak dimunculkan sebagaimana mestinya. Banyaknya detail film yang dikerjakan sehingga yang penting justru jadi tertinggal. 

 

Selain itu, film Tjokro masih memadukan gaya Indonesia dan Hollywood sehingga karakteristik film menjadi tidak jelas. Akting pemain utama pun saat kesepian, masih kurang menghanyutkan penonton. 

 

Meski sudah cukup lama dirilis, masyarakat tetap bisa menonton film ini melalui vidio premier.

    

Identitas Film

Tanggal rilis: 9 April 2015 (Indonesia)

 

Sutradara: Garin Nugroho

 

Produser: Dewi Umaya Rachman, Christine Hakim, Ari Syarif, Didi Petet, Sabrang Mowo Damar Panuluh, lainnya

 

Pemeran: Reza Rahadian, Christine Hakim, Didi Petet, Alex Komang, Egi Fedly, Sujiwo Tedjo, Maia Estianty, Ibnu Jamil, Deva Mahenra, Chelsea Islan, Christoffer Nelwan, Tanta Ginting, Ade Firman, Alex Abbad, Putri Ayudya

 

Sinematografi: Ipung Rachmat Syaiful

 

Nominasi: Piala Citra untuk Film Cerita Panjang Terbaik, lainnya

 

Penata artistik: Allan Triyana Sebastian

 

Oleh: ALIFA FATMA AMELIYANA, Siswa 

XI IPS 3 Program Unggulan MAN 3 Jombang


Pustaka Terbaru