NU Online

Begini Strategi Pesantren Tebuireng Terapkan Sistem Ramah Anak

Senin, 4 November 2024 | 11:04 WIB

Begini Strategi Pesantren Tebuireng Terapkan Sistem Ramah Anak

Mushafahah para santri dengan pengurus Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur sebagai penanda berakhirnya rangkaian kegiatan pondok tahun ajaran 2022/2023, Ahad (25/6/2023). (Foto: IG Tebuireng Online)

NU Online Jombang,
Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur mulai masif menerapkan kebijakan pesantren ramah anak atau santri sejak kepemimpinan almarhum KH Salahuddin Wahid pada 2006-2020. 


Hal ini diungkapkan Wakil Ketua Pondok Pesantren Tebuireng putra, Ustadz Machmud. Menurutnya, kebijakan KH Salahuddin Wahid sejak awal memimpin Tebuireng langsung menekankan pada pesantren ramah anak. 


"Sejak era KH Salahuddin Wahid dulu, Pesantren Tebuireng sudah menerapkan pesantren ramah anak," jelas Ustadz Machmud kepada NU Online, Ahad (3/11/2024).


Dikatakan, langkah pertama yang diambil KH Salahuddin Wahid yaitu memperbaiki sistem pengasuhan atau pembinaan di Pesantren Tebuireng dengan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusianya. Hal ini supaya setiap santri terjaga dengan baik dan jauh dari kekerasan. 


Setiap kamar santri, baik putra dan putri akan didampingi oleh satu pembina, seperti orang tua asuh. Bahkan di Pesantren Tebuireng 2, setiap kamar di dampingi dua pembina. Untuk pengawas kinerja pembina, setiap blok atau asrama ada koordinator pembina. 


Para pembina tersebut dibina secara khusus dan diberikan bekal cara mendidik remaja dan menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapi anak. Pemateri dalam kegiatan tersebut bukan hanya dari internal, melainkan juga berasal dari eksternal. 


KH Salahuddin Wahid juga memperbaiki fasilitas kamar tidur, kamar mandi, tempat makan, masjid, tempat belajar hingga kebersihan asrama, pakaian, dan makanan. 


"Bahkan Pesantren Tebuireng melakukan kerja sama dengan Fakultaas Psikologi UIN Malang untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia. Tebuireng juga sering komunikasi dan kerja sama dengan berbagai elemen di Kabupaten Jombang," imbuhnya. 


Bahkan saat ini, kata Ustadz Machmud, Pesantren Tebuireng memiliki sistem yang tertata rapi untuk pengasuhan atau pembinaan santri secara ramah. Langkah awal, calon pengurus akan mengikuti diklat di Pesantren Tebuireng 2. Sistem ini mulai diberlakukan sejak era KH Salahuddin Wahid. 


Di sana para calon pengurus secara intensif belajar berbulan-bulan bersama pakar pendidikan dan ahli psikologi dari berbagai kampus di Jawa Timur. Mereka juga dididik memiliki kemampuan problem solving


Sedangkan untuk kedisiplinan dan kebersihan, para calon pembina atau pengurus tersebut didampingi oleh tim khusus dari Rindam V Brawijaya Malang, Jawa Timur selama 24 jam. 


"Kerja sama dengan UIN Malang, Kementerian Agama, dan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Kabupaten Jombang masih berjalan hingga saat ini untuk menciptakan pesantren ramah anak," ujarnya. 


Baca berita ini selengkapnya melalui link berikut: https://nu.or.id/nasional/cara-tebuireng-wujudkan-pesantren-ramah-anak-intensif-lakukan-perbaikan-pengurus-dan-pembina-santri-pQtYa