Khutbah Jumat: Menumbuhkan Kesalehan Sosial pada setiap Individu di Tengah Masyarakat
Kamis, 21 November 2024 | 07:31 WIB
Muhammad Rizky Fadillah
Penulis
Khutbah I
الْحَمْدُ اللَّهِ الَّذِي أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْإِيْمَانِ وَالْإِسْلَامِ وَهِيَ أَعْظَمُ النَّعَمَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ. أَمَّا بَعْدُ
فَيَاعِبَادَ اللَّهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوى اللَّهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيمِ. أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah.
Risalah Nabi Muhammad SAW dapat disimpulkan dalam tiga prinsip utama: Pertama, hubungan dengan Allah, yakni menyempurnakan hubungan manusia dengan Sang Pencipta, yang dikenal sebagai hablum minallah.
Kedua, hubungan dengan sesama, yaitu menyempurnakan interaksi manusia dengan orang lain, atau hablum minannas. Ketiga, menciptakan keseimbangan antara kedua hubungan tersebut, sehingga keduanya berjalan seiring dan saling mendukung.
Menjalani kehidupan beragama bagi seorang Muslim bukan hanya percaya kepada Allah SWT dan melakukan ibadah wajib. Bukti nyata dari keimanan adalah tindakan kita dalam kehidupan sehari-hari.
Nabi Muhammad SAW mengingatkan bahwa seorang Muslim harus menunjukkan keimanannya melalui perbuatan baik. Seorang Muslim yang baik adalah yang hatinya terbuka untuk segala kebaikan. Islam mengajarkan bahwa hidup bukanlah ajang perebutan rezeki, penindasan, ataupun konflik antara kaya dan miskin, kuat dan lemah. Dalam kehidupan ini, kita harus menanam amal saleh yang akan membawa kita pada kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Berlomba-lomba dalam kebajikan harus menjadi landasan setiap langkah yang kita ambil. Hidup adalah iman dan amal saleh, hablum minallah dan hablum minannas, yang harus dijalankan dengan seimbang dan saling menguatkan.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah.
Pada kesempatan yang penuh berkah ini, marilah kita renungkan kembali hakikat dari kehidupan kita sebagai umat Islam. Islam mengajarkan bahwa derajat manusia tidak diukur dari status sosial, kekayaan, atau keturunan, melainkan dari ketakwaannya kepada Allah SWT. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur'an surat Al-Hujurat ayat 13:
يَأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Artinya, “Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Ayat ini mengingatkan kita bahwa perbedaan suku, bangsa, dan status tidak seharusnya menjadi alasan untuk perpecahan atau kesombongan. Sebaliknya, perbedaan ini adalah tanda kebesaran Allah dan peluang untuk kita saling mengenal dan memahami satu sama lain.
Rasulullah SAW menegaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ
Artinya, “Sesungguhnya Allah tidak memandang bentuk fisik dan hartamu, tetapi memandang hati dan perbuatanmu.”
Ini menunjukkan bahwa nilai seseorang di sisi Allah tidak terletak pada dimensi fisik atau harta sekalipun, melainkan Allah melihat pada keikhlasan niat dan amal perbuatan hamba-hamba-Nya.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah.
Setelah menunaikan hak-hak Allah, yaitu tidak mempersekutukan-Nya dan menunaikan ibadah mahdhah yang telah disyariatkan, seorang Muslim wajib menunaikan hak kepada sesama makhluk. Kewajiban ini dapat berupa fardu 'ain, yang harus dilakukan oleh setiap individu, dan fardu kifayah, yang cukup dilakukan sebagian dari kita.
Rasulullah SAW bersabda:
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Artinya, “Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, belum beriman seseorang kamu, sampai ia mencintai saudaranya (sesama Muslim) seperti ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari-Muslim).
لَيْسَ مِنَّا مَنْ بَاتَ شِبَاعًا وَجَارُهُ جَائِعٌ وَهُوَ يَعْلَمُ
Artinya, "Tidak termasuk umat kami, siapa saja yang tidur karena kekenyangan, sementara tetangganya tidak dapat tidur karena kelaparan, sedangkan dia mengetahuinya". (HR. Thabrani).
Hadits ini mengajarkan kita untuk memiliki empati dan kasih sayang terhadap sesama. Sikap inilah yang menjadi pondasi utama dalam membangun masyarakat yang harmonis dan saling mendukung.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah.
Islam mengingatkan bahwa manusia adalah makhluk yang bertanggung jawab dalam masyarakat. Ikatan masyarakat adalah ikatan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Masyarakat bukan sekadar kumpulan individu tanpa aturan atau norma. Yang mana bila ikatan ini putus, masyarakat akan mengalami kerusakan karena individu-individu menjadi liar dan bertindak semaunya.
Rasulullah SAW bersabda:
الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
Artinya, “Seseorang disebut Muslim (yang baik) adalah tatkala orang-orang Islam lainnya selamat dari (gangguan) lidah dan tangannya (perbuatannya).” (HR. Bukhari-Muslim).
Ini mengingatkan kita untuk menjaga lisan dan perbuatan agar tidak merugikan atau menyakiti orang lain. Kita harus menjadi pribadi yang membawa kedamaian dan keselamatan bagi sekitar kita.
Prinsip sosial dalam Islam menekankan beberapa hal penting dalam membangun masyarakat berakhlak mulia, seperti menghormati sesama, berbaik sangka, memenuhi amanah dan janji, juga berlaku adil menjadi pilar penting dalam ibadah sosial kita sebagai umat Islam.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah.
Akhirnya, marilah kita tingkatkan ketakwaan kita dengan memperkuat hubungan sosial kita. Jadilah umat yang saling menghormati, menyayangi, dan menolong satu sama lain. Teguhkan tali silaturahim, berbuat baik kepada tetangga, dan terus mencari ilmu pengetahuan. Dengan demikian, kita tidak hanya menjadi insan yang bertakwa kepada Allah, tetapi juga menjadi rahmat bagi semesta alam.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْاَنِ وَجَمِيْعِ الطَّاعَاتِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ بنِ عَبدِ الله، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَة. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ
فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ المُسلِمُونَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَاعلَمُوا إِنَّ اللهَ مَعَ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْ وَّٱلَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ. قَالَ تَعاَلَى: إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى، يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ
عِبَادَاللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر
*Muhammad Rizky Fadillah, Alumni Ma'had Aly Tebuireng, Jombang.
Terpopuler
1
Keutamaan Sedekah di Bulan Rajab
2
Habib Jamal Jelaskan Makna Asyhurul Hurum dan Keutamaan Bulan Rajab
3
Khilafiah Ulama tentang Hukum Pemindahan Pemakaman Jenazah ke Daerah Lain
4
Rapimcab IPNU-IPPNU Jombang, Upaya Perkuat Kolaborasi Tingkat PAC dan PKPT
5
Makna Filosofi di Balik Nama Bulan Rajab
6
Ketua PCNU Jombang Ajak Muslim Manfaatkan Rajab dengan Beragam Amalan, Mulai Istighfar hingga Sedekah
Terkini
Lihat Semua