Khutbah Jumat: Menjadi Muslim yang Bijak, Seimbang antara Urusan Dunia dan Akhirat
Kamis, 19 Desember 2024 | 08:53 WIB
Muhammad Rizky Fadillah
Penulis
Khutbah I
إِنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِن سَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. أَمَّا بَعْدُ
فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَهُوَ أَصْدَقُ الْقَائِلِيْنَ: وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ، صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمُ
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah.
Marilah kita bersama memantapkan komitmen dan kesungguhan hati dalam menjalankan setiap perintah Allah. Kita tunaikan segala kewajiban yang telah ditetapkan oleh-Nya (المَأْمُوْرَاتُ), baik yang bersifat wajib (الوَاجِبَاتُ), yaitu hal-hal yang harus kita lakukan, maupun yang bersifat sunnah (المَنْدُوْبَاتُ), yakni amalan yang dianjurkan.
Tidak hanya itu, mari kita jauhi pula segala larangan Allah (المَنْهْيَاتُ), baik berupa hal-hal yang wajib ditinggalkan, maupun perkara-perkara yang sebaiknya dihindari, yaitu yang dimakruhkan (المَكْرُوْهَاتُ). Inilah langkah nyata untuk meraih kehidupan yang sejati, kehidupan yang penuh keberkahan di dunia dan kebahagiaan abadi di akhirat.
Insyaallah, jika kita istiqamah dalam ketaatan ini, maka janji kebahagiaan dunia dan akhirat yang Allah tetapkan akan menjadi milik kita. Semoga Allah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua. Aamiin.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah.
Allah SWT menciptakan manusia dengan keistimewaan yang luar biasa, yaitu dengan dibekali akal dan hati nurani. Dengan akal, kita mampu berpikir dan memahami. Dengan hati nurani, kita mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Allah menciptakan kita bukan tanpa tujuan, melainkan dengan misi yang besar. Sebagaimana firman-Nya dalam Surat Adz-Dzariyat ayat 56:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Artinya: "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku."
Ayat ini menegaskan bahwa tujuan utama penciptaan kita adalah untuk beribadah kepada Allah. Ibadah di sini memiliki arti yang luas, tidak hanya terbatas pada shalat, puasa, zakat, atau haji, tetapi mencakup seluruh aktivitas yang dilakukan dengan niat ikhlas karena Allah dan sesuai dengan syariat-Nya. Termasuk dalam hal ini adalah bekerja, belajar, membantu sesama, bahkan upaya kita menjaga alam juga termasuk ibadah.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah.
Dalam menjalani kehidupan ini, kita sering dihadapkan pada berbagai urusan duniawi. Kita bekerja untuk mencari nafkah, belajar untuk menimba ilmu, juga memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Namun, di tengah kesibukan itu, kita tidak boleh melupakan dan abai terhadap kepentingan akhirat. Allah SWT mengingatkan kita dalam Surat Al-Qashash ayat 77:
وَابْتَغِ فِيمَآ اٰتٰٮكَ اللّٰهُ الدَّارَ الۡاٰخِرَةَ وَلَا تَنسَ نَصِيۡبَكَ مِنَ الدُّنۡيَا وَأَحۡسِنۡ كَمَآ أَحۡسَنَ اللّٰهُ إِلَيۡكَ وَلَا تَبۡغِ الۡفَسَادَ فِى ٱلۡأَرۡضِ إِنَّ ٱللّٰهَ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُفۡسِدِينَ
Artinya:“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi, serta berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.”
Ayat ini mengajarkan kepada kita pentingnya keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. Kita diperintahkan untuk berusaha meraih kebahagiaan akhirat sebagai tujuan utama, tetapi juga tidak melupakan bagian kita di dunia, yaitu memenuhi kebutuhan hidup, bekerja, dan berbuat baik kepada sesama.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah.
Keseimbangan antara dunia dan akhirat juga ditegaskan dalam doa yang diajarkan Allah dalam Surat Al-Baqarah ayat 201:
وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّقُوْلُ رَبَّنَآ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Artinya: "Dan di antara mereka ada yang berdoa: ‘Ya Tuhan kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta lindungilah kami dari siksa api neraka."
Doa ini menunjukkan bahwa Islam mengajarkan keseimbangan. Kita dianjurkan untuk memohon kebaikan, baik di dunia maupun di akhirat. Dunia adalah tempat kita berusaha, bekerja, dan beramal, sedangkan akhirat adalah tujuan akhir sekaligus tempat kita mendapatkan hasil dari apa yang kita upayakan di dunia.
Rasulullah SAW juga telah memberikan panduan kepada kita tentang pentingnya keseimbangan ini. Sebagaimana diriwayatkan Al-Bukhari bahwa Salman Al-Farisi pernah menasehati Abu Darda yang kemudian ditetapkan oleh Nabi saw (sunnah taqririyah).
اِنَّ لِرَبِّكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَلِنَفْسِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَلِأَهْلِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، فَأَعْطِ كُلَّ ذِي حَقٍّ حَقَّهُ، فَأَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَ ذَلِكَ لَهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: صَدَقَ سَلْمَانُ
Artinya: "Sungguh bagi Tuhanmu terhadap dirimu memiliki hak, bagi dirimu atas dirimu juga terdapat hak, bagi keluargamu terhadap dirimu terdapat hak. Maka berilah setiap yang memiliki hak sesuai porsinya. Ia kemudian mendatangi Nabi Muhammad saw dan menyebutkan masalah ini kepada Nabi. Nabi bersabda: "Salman benar". (HR. Al-Bukhari).
Hadits ini mengajarkan kita untuk memenuhi hak-hak Allah, hak-hak diri kita, dan hak-hak keluarga kita. Jangan sampai kita terlalu sibuk dengan urusan dunia hingga melupakan kewajiban kita untuk beribadah kepada Allah, atau sebaliknya terlalu sibuk beribadah hingga melalaikan tanggung jawab kepada diri dan keluarga kita juga kepada sesama.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah.
Dunia ini adalah tempat kita berusaha dan beramal. Namun, kita harus selalu ingat bahwa segala yang kita miliki di dunia ini hanyalah bersifat sementara. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Hadid ayat 20:
ٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّمَا ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَا لَعِبٞ وَلَهۡوٞ وَزِينَةٞ وَتَفَاخُرُۢ بَيۡنَكُمۡ وَتَكَاثُرٌ فِي ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَوۡلَٰدِۖ كَمَثَلِ غَيۡثٍ أَعۡجَبَ ٱلۡكُفَّارَ نَبَاتُهُۥ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَىٰهُ مُصۡفَرّٗا ثُمَّ يَكُونُ حُطَٰمٗاۖ وَفِي ٱلۡأٓخِرَةِ عَذَابٞ شَدِيدٞ وَمَغۡفِرَةٞ مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضۡوَٰنٞۚ وَمَا ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلۡغُرُورِ
Artinya: "Ketahuilah bahwa kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba-lomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning, kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu."
Ayat ini mengingatkan kita agar tidak terbuai oleh kenikmatan dunia yang bersifat sementara. Dunia ini hanyalah tempat persinggahan sebelum kita menuju kehidupan yang kekal di akhirat kelak.
Sebagai umat Islam, kita harus mampu menjalani kehidupan dunia dengan bijak. Jangan sampai kita menjadi orang yang hanya mementingkan dunia dan melupakan akhirat, atau sebaliknya, hanya fokus pada akhirat tetapi melupakan tanggung jawab di dunia. Rasulullah SAW bersabda:
اِعْمَلْ لِدُنْيَاكَ كَأَنَّكَ تَعِيْشُ أَبَدًا، وَاعْمَلْ لِآخِرَتِكَ كَأَنَّكَ تَمُوْتُ غَدًا
Artinya: "Beramallah untuk duniamu seolah-olah kamu akan hidup selamanya, dan beramallah untuk akhiratmu seolah-olah kamu akan mati esok hari."
Hadits ini menegaskan bahwa kita harus berusaha maksimal dalam urusan dunia, namun juga tetap mempersiapkan diri untuk menghadapi kehidupan di akhirat kelak.
Marilah kita jadikan dunia ini sebagai sarana untuk meraih kebahagiaan akhirat. Jangan pernah melupakan tujuan akhir kita, yaitu ridha Allah dan surga-Nya. Mari kita jalani hidup ini dengan seimbang, antara kebutuhan jasmani dan rohani, antara urusan dunia dan akhirat. Semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita untuk menjalani hidup ini sesuai dengan ridha dan ketentuan-Nya.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبِّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أقُوْلُ قَوْلِي هَذا وَأسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، وَبِفَضْلِهِ تَتَنَزَّلُ الْخَيْرَاتُ وَالْبَرَكَاتُ، وَبِتَوْفِيْقِهِ تَتَحَقَّقُ الْمَقَاصِدُ وَالْغَايَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَانَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ المُجَاهِدِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا آيُّهَا الحَاضِرُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. إنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أيُّهَا الذينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلّمُوْا تَسْلِيْمًا ، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ. اللَّهُمَّ اغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَ ذُنُوْبَ وَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا ،رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ، اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتي فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنا الّتِي إِلَيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِي كلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى، وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِي وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
*Muhammad Rizky Fadillah, Alumni Ma'had Aly Tebuireng, Jombang.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Rajab, Isra' Mi'raj, dan Kesungguhan Tingkatkan Kualitas Shalat
2
Puasa Ayyamul Bidh di Bulan Rajab, Ini Niat dan Keutamaannya
3
Prof KH Ridwan Nasir Mustasyar PWNU Jatim Sosok Komplet, Santri, Kiai, dan Akademisi
4
Khutbah Jumat: Menembus Pintu Rahmat Allah
5
7 Amalan di Pertengahan hingga Akhir Bulan Rajab
6
Harlah Ke-8 JRA Jombang Jadi Momen Perkuat Ukhuwah Bagi Para Praktisi
Terkini
Lihat Semua