• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Senin, 29 April 2024

Daerah

Unik, Cara SMP Al Madinah Ajak Siswa dan Guru Gemar Baca

Unik, Cara SMP Al Madinah Ajak Siswa dan Guru Gemar Baca
siswa menjelaskan hasil buku yang dibaca di depan guru (Foto: Suci)
siswa menjelaskan hasil buku yang dibaca di depan guru (Foto: Suci)

NU Jombang Online,
Cara unik SMP Islam Al Madinah mengajak siswa dan guru mencintai buku adalah masing-masing siswa dan guru wajib membuat ringkasan buku sebagai syarat untuk semester akhir bagi siswa. Sedangkan bagi guru, sebagai syarat untuk bisa mendapatkan jam mengajar. Buku yang harus dibaca beragam. Mulai dari novel islami, karya ilmiah, biografi hingga ensiklopedia. Tak hanya wajib membaca, siswa dan guru juga diwajibkan memahami isi buku tersebut. Hal ini dilakukan untuk membuat siswa dan guru terbiasa membaca dan memahami isi buku sehingga tercipta generasi yang mampu berpikir cerdas dan terampil. 

Sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan dan Sosial Nahdatul Ulama (YPSNU) Al Madinah Tambakrejo Jombang ini menerapkan ujian membaca sebagai syarat kenaikan kelas. Aspek pengetahuan dan ketrampilan menjadi penilaian kenaikan kelas. 

“Membaca menjadi hal yang diprioritaskan untuk mengembangkan pola pikir yang kreatif. Ujian membaca merupakan salah satu rangkaian program literasi sekolah. Peserta didik diberikan kebebasan untuk membaca beragam buku’, tutur Abdul Mukhid, kepala SMP Islam Al Madinah.

Setiap akhir semester, menurut Abdul Mukhid, peserta didik dan guru yang memiliki jumlah terbanyak dalam membaca akan diberikan penghargaan.

Penghargaan tersebut, kata dia, diberikan langsung oleh ketua umum YPSNU Al Madinah saat penerimaan rapor. Hal ini tentu jadi motivasi untuk terus membaca. Membudayakan membaca akan membuat otak terasah memecahkan masalah.

Abdul Mukhid menambahkan, wajib membaca merupakan suatu bentuk mengamalkan surat Al Alaq. Peserta didik dan guru sama-sama memiliki kewajiban membaca. Jika peserta didik diwajibkan membaca minimal 400 halaman setiap satu semester, para guru diwajibkan membaca minimal 600 halaman setiap semester.

"Aspek pengetahuan peserta didik diuji dengan menuliskan ringkasan buku, sedangkan aspek ketrampilan dinilai dengan menceritakan isi buku yang dibaca dihadapan guru," jelasnya.

Jika tidak memenuhi target yang telah ditetapkan, peserta didik memiliki konsekuensi tidak naik kelas, sedangkan guru memiliki konsekuensi tidak diberikan jam mengajar pada semester berikutnya dan akan digantikan guru lain pada mata pelajaran yang sama.

Sementara itu, Achmad Saifur Rijal, koordinator keagamaan SMP Islam Al Madinah mengungkapkan, membaca memiliki peran penting dalam sejarah peradaban Islam. kemajuan ilmu pengetahuan bisa diraih dengan membaca. Tanpa membaca, lanjut dia, tidak ada inovasi yang berkembang.

"Jika makanan adalah nutrisi bagi tubuh, maka membaca dapat diibaratkan sebagai nutrisi bagi akal. Kebiasaan membaca dapat meningkatkan konsentrasi karena otak selalu dilatih mengolah informasi, sehingga menjadikan seseorang itu tangkas dalam berpikir," tutur Achmad Saifur Rijal.

Kontributor: Suci Arisanti
Editor : Fitriana


Editor:

Daerah Terbaru