• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Senin, 29 April 2024

Daerah

Kiai Duri Ashari: Shalat adalah Penghapus Dosa Harian

Kiai Duri Ashari: Shalat adalah Penghapus Dosa Harian
KH Duri Ashari dalam acara Haul Mbah Sayyid Umar bin Yahya Assaqof di Jombok Kesamben Jombang, Ahad (12/11/2023). (Foto: NU Online Jombang/Umi Kholifah)
KH Duri Ashari dalam acara Haul Mbah Sayyid Umar bin Yahya Assaqof di Jombok Kesamben Jombang, Ahad (12/11/2023). (Foto: NU Online Jombang/Umi Kholifah)

NU Online Jombang,

Ulama kondang asal Semarang, Jawa Tengah KH Duri Ashari menyampaikan shalat adalah ibadah yang dapat menghapus dosa. Jadi, di saat seseorang shalat, selain menunaikan kewajiban juga akan menghapuskan dosa yang telah diperbuat.

 

Hal ini beliau sampaikan dalam ceramahnya saat mengisi pengajian umum di Dusun Jombok, Desa Jombok Kecamatan Kesamben Jombang pada Ahad (12/11/2023) malam. 

 

Beliau menerangkan beberapa ibadah yang dapat menghapus dosa. Dosa harian dapat dihapus dengan shalat 5 waktu, dosa mingguan dapat dihapus dengan shalat Jumat.

 

Sementara itu, lanjut dia, dosa tahunan dapat dihapus dengan puasa Ramadhan, dan dosa seumur hidup dapat dihapus dengan menunaikan ibadah haji. 

 

"Maka kalian itu kalau ada masjid jangan hanya lewat, tapi masuklah untuk shalat. Sebab shalat bisa menghapus dosa kalian. Ojo nganti dusone akeh, sembahyange bolong kabeh (jangan sampai dosanya banyak, lalu tidak pernah shalat)," pesannya.

 

Lebih lanjut, Kiai Duri juga memaparkan makna kata masjid yang jika dalam bahasa arab terdiri dari 4 huruf hijaiyah yaitu mim, sin, jim, dal. Pada tiap hurufnya memiliki arti tersendiri.

 

Mim bermakna maghfirah, artinya pengampunan. Sin berarti sakinah, artinya tentram. Jim adalah jannah, artinya surga. Terakhir, Dal menunjukkan makna diunggahke derajate (diangkat derajatnya). 

 

"Maka shalatlah, agar hidupmu bahagia dunia akhirat. Karena baik buruknya jenazah itu tidak dilihat dari banyaknya pelayat melainkan dilihat dari istikamahnya shalat," sambungnya.

 

Kontributor: Umi Kholifah


Daerah Terbaru