Gus Nadir Harap Santri Bisa Mengisi Konstitusi Indonesia Sebagai Akademisi
Ahad, 7 Januari 2024 | 19:14 WIB
NU Online Jombang,
Ma'had Aly Mamba'ul Ma'arif Denanyar menggelar kuliah umum pada Sabtu (06/01/2024). Kegiatan bertajuk "Fiqih Siyasah dan Konstitusi di Negara Modern" itu mendatangkan KH Profesor Nadirsyah Hosen.
Mudir Ma'had Aly Agus Abdurrosyid Hafidz sangat mengapresiasi terselenggaranya kuliah umum ini. Karena kegiatan ini bertujuan untuk lebih mengenalkan kajian fiqih politik (siyasah) kepada Mahasantri.Â
"Kajian semacam ini sudah jarang ditekuni di kalangan santri, padahal kajian fiqih siyasah ini sangatlah penting khususnya bagi Mahasantri Ma'had Aly yang takhasusnya (jurusan) fiqih siyasah (politik)," jelasnya.
Sementara itu, dalam kuliahnya KH Profesor Nadirsyah Hosen mengatakan, dirinya menyambut baik kuliah umum yang bertajuk fiqih siyasah ini.Â
"Kajian fikih siyasah ini seringkali terlupakan di kalangan pesantren. Biasanya yang dibahas seputar kajian fiqih ubudiyah, fiqih muamalah, dan fiqih munakahah," katanya.
Ini, lanjut dia, seperti mengkaji ulang persoalan-persoalan di masa kekhilafahan zaman dulu, akan tetapi tentu dengan pendekatan yang berbeda.Â
"Jadi di Australia sendiri tema mengenai hukum konstitusi itu menjadi tema yang menarik dan dikaji secara mendetail. Kalau di fakultas hukum nusantara kajiannya tentang hukum konstitusi Indonesia (UUD 1945)," lanjutnya.
Pada kuliah umum ini, pria yang akrab disapa Gus Nadir ini menerangkan mulai dari sejarah perkembangan khilafah sampai dengan terbentuknya negara islam (Islamic State.Red).
Tidak hanya itu, ia juga mengajak para maha santri untuk membahas dan merenungkan lagi relevansi kitab-kitab ulama salaf yang dikaji saat ini dengan permasalahan terkait hukum negara di zaman sekarang.
"Maka dari itu, Ma'had Aly ini tempat yang cocok bagi santri, khususnya santri Denanyar yang hendak mengkaji lebih jauh kajian tentang fiqih agar menjadi fuqoha' (Ahli fiqih.Red) tandasnya
Dirinya juga berpesan pada para santri untuk selalu melek kitab dan melek politik. Agar ketika terjun ke masyarakat bisa menjelaskan kepada umat bahwa teks-teks kitab salaf tidak salah dan masih relevan di zaman sekarang.
"Para santri ini harusnya bisa mengisi konstitusi Indonesia lewat jalur akademisi," pungkasnya.
Dalam acara tersebut juga dihadiri dewan masayikh Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif, jajaran dosen Ma'had Aly, jajaran dewan guru, dan tentunya para Mahasantri. Dan yang menjadi moderator pada acara tersebut adalah Ustadz Yusuf Suharto, Tim ASWAJA Center PWNU Jatim.
Kontributor: M. Rufait Balya (Mahasantri Ma'had Aly Mamba'ul Ma'arif Denanyar, Jombang)
Terpopuler
1
Latih Jiwa Kewirausahaan Siswa, RA-MI Gondekan, Jombang Gelar Bazar Tahunan
2
Pengajian Rutin Muslimat NU Diwek: Thalabul Ilmi dan Gerakkan Ekonomi Keluarga
3
Beberapa Doa agar Resepsi Pernikahan Berjalan Lancar
4
Ibnu Atoillah, Kaligrafer Muda Jombang Yang Berhasil Masuk Nominasi IRCICA Turki 2025
5
Sepak Terjang Farida Mawardi, Memimpin Organisasi Pelajar Putri NU di Masa Sulit (Periode 1963-1966)
6
Pra-Bahtsul Masail: LF PBNU Susun Standar Penerimaan Laporan Rukyat
Terkini
Lihat Semua