• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Selasa, 30 April 2024

Daerah

HARI SANTRI 2023

Gus Kikin Tegaskan Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari adalah Kiai Penggerak

Gus Kikin Tegaskan Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari adalah Kiai Penggerak
Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang KH Abdul Hakim Mahfudz dalam acara Bedah Buku, Kamis (19/10/2023).
Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang KH Abdul Hakim Mahfudz dalam acara Bedah Buku, Kamis (19/10/2023).

NU Online Jombang,

Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH Abdul Hakim Mahfudz menegaskan bahwa Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari adalah sosok kiai yang aktif dalam bidang pergerakan sosial kemasyarakatan. Hal ini bisa dilihat dari latar belakang penulisan sejumlah karyanya. 

 

Hal itu disampaikan KH Abdul Hakim Mahfudz dalam sambutannya pada acara Bedah Buku "Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy'ari Pemersatu Umat Islam Indonesia" yang diselenggarakan oleh Ikatan Keluarga Alumni Pesantren Tebuireng (IKAPETE) di Pesantren Tebuireng, Kamis (19/10/2023).

 

"Saya lihat buku-buku Hadratussyekh di belakangnya itu dituliskan: Buku ini selesai aku tulis menjelang subuh tanggal sekian, bulan sekian, tahun sekian. Nah, dari situ saya urut, baru saya kaget; ini adalah pergerakan. Buku ini, semuanya, mendukung, memotivasi satu pergerakan," ungkapnya.

 

Ia menambahkan bahwa di dalam beberapa karya tulis Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari terlihat jelas bahwa karyanya dilatarbelakangi oleh semangat pergerakan. 

 

"Kemudian tahun 1921 menulis Risalah Ahli al-Sunnah wa al-Jama'ah, 1925 menulis Adab al-Alim wa al-Muta'allim, hal itu karena ada kondisi-kondisi di mana beliau harus menulis itu," imbuhnya.

 

Kemudian Kiai yang akrab disapa Gus Kikin ini juga memberikan contoh, seperti kitab Dlaual-Misbah yang ditulis oleh Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari sebagai respon terhadap fenomena masyarakat yang belum paham mengenai hukum-hukum perkawinan.

 

"Saya baca di mukadimahnya (Dlaual-Misbah) buku ini beliau tulis karena melihat banyak masyarakat yang tidak paham mengenai hukum-hukum perkawinan. Nampaknya penjelasan tentang hukum perkawinan itu adanya di kitab-kitab tebal, oleh karena itu Hadratussyekh menuliskan buku ini agar mempermudah masyarakat dalam memahami hukum-hukum perkawinan," katanya.

 

Lebih lanjut, Gus Kikin menegaskan bahwa karya Hadratussyekh dilihat dari latar belakang penulisannya memang kebanyakan ditulis sebagai respon atas kondisi sosial yang meliputinya. Kitab-kitab yang ditulis tidak lepas dari upaya Hadratussyekh dalam menjawab persoalan zaman.

 

Di samping itu, baginya, ada semacam semangat atau motivasi yang tersirat dari perjalanan Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari, yaitu tentang semangat beliau dalam menjaga persatuan umat, yakni agar umat Islam tidak terpecah belah.

 

"Nah, makanya saya lihat boleh berarti beliau itu menjaga jangan sampai umat Islam ini terpecah-pecah," tegasnya.

 

Kemudian, Gus Kikin juga mengajak kepada segenap hadirin, terlebih kepada jajaran IKAPETE, untuk turut andil dalam mengkaji dan menelusuri kembali perjuangan Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari. Ia meyakini bahwa hal tersebut mampu memperjelas bahkan merekonstruksi sejarah.

 

Menurutnya, harus ada upaya dalam menelusuri jejak-jejak perjuangan Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari, selain mampu merekonstruksi sejarah, hal itu juga yang akan menjadi pijakan bersama dalam mengupayakan pergerakan-pergerakan selanjutnya.

 

"Ini yang perlu kita pikirkan, apa yang bisa kita lakukan dalam merekonstruksi sejarah, dan kemudian menjadikan landasan apa yang harus kita lakukan ke depan," tandasnya.

 

Kontributor: Muhammad Rizky Fadillah 


Daerah Terbaru