• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Sabtu, 18 Mei 2024

Daerah

KONFERCAB NU JOMBANG 2024

Gus Kikin Harap Ketua PCNU Jombang yang Terpilih 2024-2029 Kuatkan Ukhuwah Nahdliyah

Gus Kikin Harap Ketua PCNU Jombang yang Terpilih 2024-2029 Kuatkan Ukhuwah Nahdliyah
Pj Ketua PWNU Jatim KH Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin menghadiri Konfercab PCNU Jombang 2024 di Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan, Ahad (5/5/2024). (Foto: NU Online Jombang/Annisa Rahma)
Pj Ketua PWNU Jatim KH Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin menghadiri Konfercab PCNU Jombang 2024 di Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan, Ahad (5/5/2024). (Foto: NU Online Jombang/Annisa Rahma)

NU Online Jombang, 
Pj Ketua PWNU Jatim, KH Abdul Hakim Mahfudz menyampaikan harapannya untuk calon ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang masa khidmah 2024-2029. Ia berharap siapapun ketua yang terpilih nantinya, dapat menjadi pemimpin yang memperkuat ukhuwah Nahdliyah dan membawa NU menuju puncak peradaban.


Hal ini ia sampaikan ketika menyampaikan sambutan dalam perhelatan Konferensi Cabang (Konfercab) Nahdlatul Ulama Jombang tahun 2024 yang diselenggarakan pada Ahad (5/5/2024) di Pondok Pesantren Darul Ulum, Jombang.


Menurutnya, ketua PCNU merupakan pemimpin bathiniyah yang akan mewariskan keilmuan, dan dengan keilmuan itulah nantinya dapat membangun sebuah peradaban, sehingga hasilnya dapat dinikmati dalam jangka waktu yang panjang.


"Pemimpin itu ada 2. Pemimpin lahiriah dan pemimpin bathiniyah. Pemimpin dalam organisasi Nahdlatul Ulama, termasuk Ketua PCNU itu termasuk pemimpin bathiniyah. Karena beliau-beliau itu mewariskan keilmuan yang dapat dijadikan bekal untuk membangun peradaban," tuturnya.


Kiai yang akrab disapa Gus Kikin ini juga menjelaskan perbedaan pemimpin lahiriah dan pemimpin bathiniyah. Jika pemimpin lahiriah mewariskan bangunan dan infrastruktur yang dibutuhkan masyarakat, maka pemimpin bathiniyah mewariskan keilmuan yang dibutuhkan oleh peradaban.


Ia juga menambahkan, seorang pemimpin harus fokus pada bidangnya saja, tidak boleh mencampuradukkan dengan bidang lainnya, terutama seorang pemimpin di NU.


"Pemimpin di NU itu termasuk pemimpin bathiniyah, dan pemimpin partai atau komunitas politik itu termasuk pemimpin lahiriah. Jadi, antara dua hal tersebut tidak boleh dicampur," jelasnya.


"Jika sudah menjadi pemimpin di organisasi NU misalnya, ya sudah jangan terjun ke politik, apalagi menjadi pemimpin di politik. Tugas kita sebagai pemimpin di NU, pemimpin bathiniyah adalah merawat dan membangun peradaban, sedangkan peradaban tidak bisa dibangun tanpa ilmu, maka kita harus bisa mewariskan keilmuan, dan jangan mencampurnya dengan urusan yang tidak ada kaitannya," sambungnya.


Gus Kikin mengapresiasi Konfercab PCNU Jombang yang digelar tahun ini. Menurutnya Konfercab telah siap dari berbagai aspek, mulai dari kesiapan panitia, laporan pertanggungjawaban, peserta, hingga mekanisme yang akan digunakan dalam sidang pleno dan sidang komisi nantinya.


"Kami sudah menerima laporan pertanggungjawaban dari Pengurus PCNU Jombang periode 2023-2024 ini dan saya rasa semuanya sudah siap untuk pelaksanaan Konfercab. Laporan pertanggungjawabannya sudah siap, panitianya sudah siap, pesertanya sudah siap, mekanismenya juga Alhamdulillah sudah ada dan siap digunakan," ungkapnya.


Daerah Terbaru