Khutbah Jumat: Pilkada Justru Momentum Perkuat Persaudaraan, Bukan Sebaliknya
Jumat, 27 September 2024 | 07:00 WIB
Khutbah I
الْحَمْدُ للهِ شَرَّفَ الأَنَاَمَ بِصَاحِبِ الْمَقَامِ الأعْلَى. وَكَمَّلَ السُّعُوْدَ بِأَكْرَمِ مَوْلُوْدٍ. أَشْهَدُ أنْ لاإلهَ إلاّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ بِالْحُجَّةٍ الَبَالِغَةِ وَحُسْنِ الْبَيَانِ. أللّهُمَّ صَلِّي وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأصْحَابِهِ أجْمَعِيْنَ. أمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ اللهِ أًوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ وَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah.
Dalam kesempatan yang mulia ini, khatib berwasiat kepada pribadi alfaqir dan jamaah shalat Jumat sekalian untuk senantiasa menguatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Kita berusaha melaksanakan segala yang diperintahkan Allah dan menjauhi apa saja yang dilarang-Nya. Pada kesempatan ini pula, sejenak kita menanggalkan urusan-urusan duniawi dan mengalihkan seutuhnya pikiran kita, sikap kita, dan hati kita hanya untuk dzikrullah, mengingat Allah SWT. Jangan-jangan tanpa kita sadari selama sepekan ini kita sudah jauh dari Allah SWT. Na'udzubillah.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Semoga dengan demikian kita termasuk golongan orang-orang yang tidak lalai akan mengingat kepada Allah, walaupun tentu saja kita disibukkan dengan aktivitas-aktivitas keduniawian. Semoga kita semua dijadikan oleh Allah SWT sebagai hamba-Nya yang muttaqin dan husnul khatimah. Amin.
Baca Juga
Khutbah Jumat: Gerakan Infak Receh
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Kita tahu bersama bahwa masyarakat Indonesia saat ini sedang menghadapi tahun Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak. Pilkada adalah bagian dari penerapan demokrasi kita untuk memilih pemimpin daerah yang kita anggap mumpuni, mulai dari tingkatan provinsi hingga kabupaten/kota.
Pada momentum itu, alfaqir mengingatkan agar di tahapan Pilkada ini berlangsung tidak meretakkan hubungan baik atau persaudaraan dengan teman, sahabat, guru, dan keluarga. Justru seharusnya, Pilkada ini momentum bagi kita untuk menguatkan tali persaudaraan dan persatuan di antara kita semua, karena selama ini tak jarang kita dengar di mana-mana terjadi gesekan masing-masing pendukung pasangan calon kepala daerah.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Oleh karena itu, mari kita tanamkan betul niat dan sikap kita, dimulai dari masjid ini agar kita menjadi calon pemilih yang cerdas, menjadi bagian dari warga Indonesia yang mewujudkan demokrasi bermartabat dengan menjaga sekaligus meneguhkan persatuan dan persaudaraan. Dua hal ini adalah penentu dalam kemajuan bangsa yang kita cintai ini.
Tentang persaudaraan, teringat apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW saat datang ke Kota Madinah bersama pendatang yang berasal dari Makkah (Muhajirin), berjumpa dan hidup bersama penduduk setempat, kaum Anshar. Yang pertama kali dilakukan Rasulullah adalah membangun persaudaraan di antara mereka sehingga mereka bisa bersatu dalam ikatan iman. Dan dari situlah mereka saling menghargai dan menghormati, saling mengasihi dan mencintai, saling berbagi dan mencukupi, saling tolong menolong, sampai pada batas mereka mendahulukan hak saudaranya atas diri sendiri.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Kisah ini terekam sebagaimana dalam Al-Qur'an Surat Al-Hasyr ayat 9 yang berbunyi:
وَالَّذِيْنَ تَبَوَّءُو الدَّارَ وَالْاِيْمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّوْنَ مَنْ هَاجَرَ اِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُوْنَ فِيْ صُدُوْرِهِمْ حَاجَةً مِّمَّا اُوْتُوْا وَيُؤْثِرُوْنَ عَلى اَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَنْ يُّوْقَ شُحَّ نَفْسِه فَاُولىكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
Artinya, "Orang-orang (Ansar) yang telah menempati kota (Madinah) dan beriman sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin) mencintai orang yang berhijrah ke (tempat) mereka. Mereka tidak mendapatkan keinginan di dalam hatinya terhadap apa yang diberikan (kepada Muhajirin). Mereka mengutamakan (Muhajirin) daripada dirinya sendiri meskipun mempunyai keperluan yang mendesak. Siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran itulah orang-orang yang beruntung."
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah.
Membangun persaudaraan kadang memang susah. Lebih susah lagi menjaganya agar tetap utuh di tengah berbagai macam peristiwa yang mengancam. Yang paling gampang adalah membuat retak persaudaraan yang sudah terjalin, biasanya ini terjadi pada momentum tahun politik, seperti sekarang. Ini harus menjadi peringatan bagi kita semua agar di tahun ini, hal itu tidak akan terjadi lagi lantaran komitmen kita untuk menjaga persatuan, persaudaraan, dan silaturahim, meski pilihan kita semua tentu saja ada yang berbeda.
Ada beberapa hal yang mesti kita hindari agar persaudaraan di antara kita semua tetap terjalin dengan baik di tengah-tengah menghadapi momentum Pilkada ini. Pertama, menjauhi sikap su’udzan atau berprasangka buruk kepada pasangan calon pemimpin, juga terhadap mereka yang berbeda pilihan. Berburuk sangka ini sangat berpotensi menyulut hancurnya persaudaraan.
Kedua, kita harus menghindari sikap tahassus dan tajassus, yaitu mencari-cari aib, memata-matai dalam rangka mencari kesalahan di luar diri kita. Masing-masing calon pemimpin punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pun juga dengan para pendukungnya, mereka tentu punya alasan masing-masing menjatuhkan pilihannya. Kita tidak perlu mengintervensi mereka.
Ketiga, kita harus menghindari sifat tanafus dan tahasud, yaitu bersaing yang tidak sehat dan saling dengki, tidak terima dan tidak suka kebaikan dan kesuksesan di antara calon pemimpin juga para pendukungnya. Keempat, kita juga harus menjauhi sifat tabaghud dan tadabur, yaitu saling marah, saling emosi, berbalas komentar yang kasar dan kotor, baik perkataan yang langsung maupun via medsos. Sifat tadabur artinya, jangan kita saling membelakangi, saling membuang muka, saling tidak bertegur sapa, saling menghindar satu sama lainnya.
Sifat-sifat yang dijelaskan oleh Alfaqir ini sebagaimana diterangkan Nabi dalam hadits berikut:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيث،ِ وَلَا تَحَسَّسُوا وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا تَنَافَسُوا وَلَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَدَابَرُوا، وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا (رواه مسلم)
Artinya, "Dari Abu Hurairah berkata, bahwa Rasulullah shallalahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jauhilah prasangka buruk, karena prasangka buruk adalah ucapan yang paling dusta. Janganlah mencari-cari isu, janganlah mencari-cari kesalahan, janganlah saling bersaing, janganlah saling mendengki; janganlah saling memarahi, dan janganlah saling membelakangi (memusuhi). Akan tetapi, jadilah kalian hamba-hamba Allah yang saling bersaudara." (HR. Muslim, Hadits No 4646)
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah.
Selain sifat-sifat di atas, ada satu hal lain yang kadang menjadi kebiasaan buruk, khususnya di tahun politik. Yaitu menyematkan panggilan-panggilan tak pantas kepada pasangan calon atau masing-masing pendukungnya. Ingatan kita tentu masih belum luntur, dulu kita sangat familier dengan sebutan cebong dan kampret. Kita juga masih ingat betul dampak serius yang terjadi dari sebutan itu.
Mari kita hapus kebiasaan ini yang sangat berpotensi terjadi konflik horizontal. Kita junjung tinggi adab selayaknya sebagai manusia. Apapun dan bagaimanapun pilihan kita, kita harus saling menghormati. Jangan pernah 'menghukum' pilihan orang lain yang berbeda. Allah SWT dalam firman-Nya surat Al-Hujurat ayat 11 menyatakan:
وَلَا تَلْمِزُوا أَنفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ ۖ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ ۚ
Artinya, "Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman." (QS Al-Hujurat: 11)
Dalam hadits Nabi, kita diingatkan agar menjadi Muslim sejati yang memberikan rasa keamanan dan kenyamanan kepada sesamanya dengan menaruh sikap yang baik.
الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ (متفق عليه)
Artinya, "Seorang Muslim adalah seorang yang saudara-saudara Muslim lainnya merasa aman dari gangguan lisan dan tangannya."
Demikian khutbah Jumat singkat ini. Semoga menjadi bahan evaluasi bersama untuk kembali menguatkan persaudaraan kita, khususnya di masa Pilkada ini.
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
*A Syamsul Arifin, Kepala Biro NU Online Jombang
ADVERTISEMENT BY ANYMIND