Khutbah Jumat: Menapaktilasi Keteladanan Hidup Baginda Nabi
Kamis, 12 September 2024 | 10:00 WIB
Khutbah I
إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَاهَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْقَدِيْرِ الْقَائِلِ فِيْ مُحْكَمِ كِتَابِهِ : لَقَدْ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Pada hari Jumat bulan Robi’ul Awwal ini, menjelang peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, khatib berpesan kepada diri khatib pribadi, maupun kepada jamaah sekalian. Marilah kita bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dengan imtitsaalul awaamir, wajtinaabun nawahiih. Menjalankan segala perintah Allah sejauh batas maksimal kemampuan kita. Dan menjauhi segala larangan Allah tanpa terkecuali.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Bulan Maulid adalah momentum bagi kita untuk mengingat kembali sejarah hidup Rasulullah SAW. Serta momentum untuk meneladani dan meneruskan perjuangan Beliau. Memanglah benar, bahwa Nabi Muhammad adalah manusia pilihan. Bahkan telah dipanggil langsung oleh Allah hingga ke Sidratul Muntaha. Namun bukan berarti Nabi Muhammad tidak bisa dicontoh oleh umatnya.
Allah berfirman dalam QS. Al-Ahzab Ayat 40:
ما كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَآ أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَٰكِن رَّسُولَ ٱللَّهِ وَخَاتَمَ ٱلنَّبِيِّينَ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمًا
Artinya, "Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."
Ayat di atas menjelaskan bahwa Nabi Muhammad tidak punya keturunan dari jalur anak-laki-laki (rijal) yang hidup hingga dewasa. Ketiga putra beliau, yaitu Sayyid Qosim, Sayyid Abdullah dan Sayyid Ibrahim, semuanya diwafatkan oleh Allah saat usia balita. Hikmahnya adalah agar tidak ada keturunan yang diangkat oleh umat menjadi nabi sepeninggal Rasulullah. Sebagai penegasan bahwa Nabi Muhammad benar-benar pamungkas para nabi.
Terdapat sebuah Syi’ir yang menyatakan:
“Muhammadun basyarun laakal basyari # Bal huwa kal yaquuthi baynal hajari”
Artinya, "Nabi muhammad adalah manusia biasa layaknya kita. Namun kualitasnya jauh di atas manusia pada umumnya. Adapun perumpamaannya adalah bagaikan sebongkah batu permata, dibanding seonggok bebatuan biasa."
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Terkait sifat Rasulullah, Allah sebutkan dalam QS. At-Taubah ayat 128:
لَقَدْ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ
Artinya, "Sungguh, benar-benar telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri. Berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, dan (bersikap) penyantun dan penyayang terhadap orang-orang mukmin."
Rasul dari golongan sendiri (min anfusikum) menunjukkan bahwa Nabi Muhammad bisa dicontoh dan diteladani watak perilakunya oleh umat. Nabi Muhammad bukanlah dewa, manusia luar angkasa ataupun anak tuhan. Setidaknya Beliau memiliki tiga sifat, yaitu:
- عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ. Kepekaan sosial/sense of sensitifity yang tinggi. Atas penderitaan yang dirasakan oleh umat.
- حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ. Amat Mengharapkan yang terbaik untuk umat. Terkait keselamatan di akhirat. Nabi Muhammad memikirkan umat melebihi memikirkan diri pribadi dan keluarganya sendiri.
- بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. Bersikap penyantun dan penyayang terhadap orang-orang Mukmin.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Nabi Muhammad adalah panutan umat. Dengan mematuhi ajarannya, Manusia mampu selamat di dunia dan akhirat. Nama Muhammad dalam tinjauan ilmu sharaf/morfologi, adalah bentuk isim maf’ul. Bermakna “yang terpuji”. Terpuji baik di langit maupun di bumi. Nama Muhammad bukanlah nama yang lazim dipakai di kalangan bangsa Arab. Nama pemberian kakek Beliau, Abdul Muthallib. Selain menunjukkan pengharapan, juga menyiratkan bahwa bayi yang baru lahir ini, adalah manusia yang berbeda dan istimewa.
Nabi Muhammad diterpa ujian yang bertubi-tubi, bahkan sedari kandungan. Wafat ayah jelang hari kelahiran. Ibu tiada kala usia enam tahun. Ikut kakek hingga usia sembilan tahun. Pamannya Abu Thalib jadi pengganti. Sosok Abu Thalib bukanlah sosok yang kaya. Pun memiliki tanggungan anak yang masih kecil-kecil pula.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Cobaan bertubi-tubi ini menguatkan mental dan ketabahan nabi. Sebuah modal dasar yang penting guna menghadapi ujian bertubi-tubi kala sesudah diangkat sebagai Nabi. Menyampaikan risalah tanpa menyembunyikan sedikitpun. Walau sering disalahpahami dan dituduh oleh mereka yang kufur dan dengki. Nabi Muhammad mengalami penolakan atas ajakan tulus kepada umat yang dikasihi. Itulah hal yang paling menyakitkan bagi Sang pengemban risalah dakwah. Hingga banyak Allah turunkan ayat-ayat tashliyah. penghibur dan penguat jiwa Sang Baginda.
Tiga tahun pertama, Nabi berdakwah terbatas. Cetak kader sahabat berkualitas. Hingga tiba masa berdakwah terbuka. Nabi kumpulkan keluarga di bukit Shofa. Dicacilah Nabi juga dihina, Dikira gila wanita, gila harta. Pernah pula Nabi diboikot. Dilaranglah semua bertransaksi dagang. Orang kafir Quraisy tawarkan pada baginda. Akan harta, tahta hingga wanita. Mereka penuhi asalkan sang Nabi berhenti serukan agama Ilahi. Lewat pamannya Abu Thalib, Nabi menolak penawaran yang diberikan. Walau matahari dibebankan di tangan kanan, dan rembulan di tangan kiri, Nabi tetap tak akan berhenti berjuang menyampaikan risalah dari Allah.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Kepekaan Nabi akan kondisi membuat beliau gembalakan ternak warga Makkah tanpa rasa gengsi. Guna membantu meringankan beban keluarga Abu Thalib yang diikutinya. Menggembala ternak memang merupakan perangai semua Nabi. Sebagai latihan dasar kendali diri. Belajar mengatur ternak terlebih dulu. Hingga kelak mengatur umat setelah diangkat jadi Nabi.
Mempelajari fragmen hidup sejarah Rasulullah, amat penting guna menumbuhkan pengetahuan, kecintaan dan dorongan meneladani. Tidak mungkin seseorang meneladani Nabi bila belum mencintai. Tidak mungkin mencintai bila tidak mengenali dan mengetahui. Tidak mungkin mengenali Rasulullah, bila tidak membaca kitab-kitab Siroh Nabawi, mengkaji hadits dan mendengar penjelasan para ulama tentang keagungan pribadi Nabi.
Dengan mengkaji hadits, seakan kita hidup di masa Rasulullah. Turut mendengarkan pemaparan dan nasihat Rasulullah. Melihat uswah-nya secara nyata. Inilah pentingnya belajar hadits. Dengan berguru pada guru yang memiliki kertersambungan sanad.
Dengan mengkaji Siroh Nabawiyah, kita mampu mendapat gambaran utuh tentang kehidupan Nabi secara urut. Sejak kecilnya, masa dewasa, berumah tangga, berdagang, dorongan untuk memperbaiki keadaan, merenung mendekat pada Allah dengan beruzlah, awal diangkat menjadi Nabi, fase dakwah tertutup, fase dakwah terbuka, fase kenabian di Makkah sebelum hijrah maupun fase di Madinah sesudah hijrah.
Dengan mengkaji Siroh Nabawi, kita juga mampu mendapat gambaran utuh keteladanan Rasulullah secara tematis, dalam berbagai lini kehidupan. Tentang bagaimana keteladanan Rasulullah terhadap istri-istrinya, terhadap anak-anaknya, terhadap sahabatnya, terhadap wanita, terhadap anak kecil, terhadap mereka yang memusuhinya, terhadap yang kaya maupun yang miskin. Tentang bagaimana gambaran Rasulullah sebagai pendidik, pemimpin militer, pedagang, maupun sebagai kepala rumah tangga.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Pembacaan kitab Maulid, amat baik digalakkan, baik di kalangan bapak-bapak, Ibu-Ibu, remaja putra maupun remaja putri. Sudah seharusnya pembacaan Maulid Diba’, Barzanji digiatkan kembali. Dihadiri sebanyak mungkin warga sekitaran. Terlebih ditambah kajian yang menerangkan isi kitab tersebut. Para pelajar juga seharusnya diberikan pengajian tentang sejarah hidup nabi. Yang dikaji hingga khatam, tuntas dan paham.
Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari menulis kitab Nuril Mubin fii Mahabbati Sayyidil Mursalin. Isinya amat bagus untuk dikaji. Ataupun semisal kitab Khulashoh Nurul Yaqin yang ringkas dan padat penjelasannya tentang sejarah hidup nabi.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Hendaknya kita perbanyak membaca shalawat bagi Rasulullah. Allah perintahkan orang Mukmin untuk memohonkan rahmat dan keselamatan bagi Nabi Muhammad. Allah berfirman dalam QS. Al-Ahzab ayat 56:
إِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
Artinya, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.”
Ayat di atas menunjukkan bahwa Allah pun bershalawat. Berupa menurunkan rahmat kasih sayang bagi Nabi Muhammad. Sementara shalawat dari malaikat dan manusia Mukmin berupa permohonan agar Allah mencurahkan rahmatnya bagi sang Baginda.
Banyak sekali keutamaan membaca Shalawat. Antara lain mendapat pahala berlipat dan dikumpulkan di surga bersama Rasulullah. Rasulullah bersabda dalam hadits riwayat Imam Muslim, dari jalur Sahabat Abdullah bin Amr bin Ash:
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا
Artinya, “Barang siapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali.” (HR Muslim)
Dalam hadits riwayat Imam At-Tirmidzi, dari jalur sahabat Abdullah bin Mas’ud, Rasulullah bersabda :
أَوْلى النَّاسِ بِي يوْمَ الْقِيامةِ أَكْثَرُهُم عَليَّ صَلاَةً
Artinya, “Manusia yang paling berhak bersamaku pada hari kiamat ialah yang paling banyak membaca shalawat kepadaku.” (HR Tirmidzi).
Semoga Allah menjadikan kita, sebagai hamba yang mampu meneladani uswah Rasulullah, dan mendapatkan syafaatnya kelak di hari kiamat. Aamiin yaa Robbal Aalamiin.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
عِبَادَ اللهِ إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
*****
*Akhmad Taqiyuddin Mawardi, Redaktur Pelaksana Keislaman NU Online Jombang, Pengasuh Pesantren An-Nashriyah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Rajab, Isra' Mi'raj, dan Kesungguhan Tingkatkan Kualitas Shalat
2
Prof KH Ridwan Nasir Mustasyar PWNU Jatim Sosok Komplet, Santri, Kiai, dan Akademisi
3
Libur Panjang Akhir Januari 2025, Catat Tanggalnya!
4
Khutbah Jumat: Menembus Pintu Rahmat Allah
5
Harlah Ke-8 JRA Jombang Jadi Momen Perkuat Ukhuwah Bagi Para Praktisi
6
Riwayat Penyakit Imam Syafi'i hingga Wafat di Akhir Bulan Rajab
Terkini
Lihat Semua