Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh

Daerah

Selama Bulan Maulid, SMP 5 Darul Ulum Rutin Baca Srakalan di Sekolah

Pembacaan Srakalan di SMP 5 Darul Ulum Jombang. (Foto: NU Online Jombang/Ira Wahyu Wardhani)

NU Online Jombang,

Masih dalam suasana bulan Maulid atau kelahiran Nabi Muhammad Saw, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Darul Ulum 5 Jombang mengadakan Srakalan yang rutin diadakan setiap pagi, mulai tanggal 1 hingga 30 Rabiul Awwal 1445 H.

 

Guru Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) SMP Darul Ulum 5 Muhammad Abdul Munir menyebut, kegiatan tradisi Srakalan ini diadakan untuk memperingati hari lahirnya Nabi Muhammad Saw. 


Baca Juga:
Hukum Memperingati Maulid Nabi menurut Ulama 4 Mazhab

 

“Tradisi Srakalan dilakukan mulai 1 Rabiul Awwal hingga satu bulan, selain itu juga setiap menjelang pulang sekolah peserta didik diajak bersama-sama menyanyikan Syiir Bulan Maulud yang dipopulerkan oleh Alm KH Djamaluddin Ahmad,” katanya pada Kamis (06/10/2023).

 

Srakalan merupakan tradisi pembacaan maulid diba (dibaan) yang mengharmonisasikan syair-syair pujian kepada Allah dan Rasul-Nya dengan alat-alat musik seperti terbang jawa (rebana besar), induk, kencer, genjring dan kentung. 

 

"Srakalan merupakan kata serapan dari kata 'Asyraqal' (bahasa Arab), atau lengkapnya Asyraqa Badru Alainaa dan seterusnya. Kalimat ini menjadi bacaan pembuka ketika para jamaah Dibaan berdiri (mahallul qiyam), sehingga kata Asyraqal oleh orang-orang Jawa dulu disebut dengan Srakalan," jelasnya. 


Baca Juga:
Menelisik Tradisi Peringatan Maulid Nabi Ngaos Barzanji Selama 22 Hari Berturut-turut

 

Nahdliyin (Warga NU), lanjut Munir, kerap menyebutnya dengan istilah Mahallul Qiyam, atau saatnya untuk berdiri untuk menghormati sesuatu sudah menjadi tradisi. Bahkan tidak jarang, orang berdiri untuk menghormati benda mati. Misalnya, pada waktu yang lain ketika bendera Merah Putih dinaikkan dan lagu Indonesia Raya dikumandangkan maka seluruh peserta diharuskan berdiri. 

 

Tujuannya tidak lain hanya untuk menghormati bendera Merah Putih dan untuk menghormati para pejuang bangsa. Demikian pula dengan berdiri ketika membaca Diba. Ini adalah salah satu bentuk penghormatan kepada Nabi Muhammad Saw sebagai hamba Allah yang paling mulia. 

 

Lebih lanjut, Munir menerangkan, guru, peserta didik, tenaga kependidikan dan warga sekolah lainnya antusias dalam mengikuti Srakalan dan menyanyikan Syiir Bulan Maulid. 


Baca Juga:
Salah Besar KH Hasyim Asy'ari Dituduh Mengingkari Maulid Nabi

 

"Semoga tradisi Srakalan ini dapat dilestarikan & berlanjut ke depannya. Selain itu, semoga warga sekolah bisa mengikuti kegiatan ini dengan khidmat, khusyuk dan tenang," ujar Munir yang juga merupakan Pengurus PP Darul Muttaqin Jombang ini.

Ira Wahyu Wardhani
Editor: Achmad Subakti

Artikel Terkait