Daerah

Makna Idul Fitri menurut KH Yusuf Hidayat: Kembali kepada Jati Diri

Kamis, 10 April 2025 | 08:00 WIB

Makna Idul Fitri menurut KH Yusuf Hidayat: Kembali kepada Jati Diri

KH Yusuf Hidayat. (Foto: JQHNU Jombang)

NU Online Jombang,
Idul Fitri menjadi momen yang erat kaitannya dengan saling memaafkan antarsesama dan ajang berbagi kebahagiaan selepas menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. 


Sejalan dengan hal tersebut, KH Yusuf Hidayat, Wakil Ketua Pengurus Cabang (PC) Jamiyah Qurra wal Huffadz Nahdlatul Ulama (JQHNU) Jombang menerangkan tentang beberapa makna Idul Fitri beserta tingkatannya.


Pertama, Idul Fitri dimaknai dengan 'Berbuka Kembali', pemaknaan ini merupakan tingkatan dasar dalam memaknai Idul Fitri sebagai waktu untuk kembali menikmati hidangan setelah berpuasa selama satu bulan.


"Dalam memaknai kata Idul Fitri sebagai waktu untuk kembali berbuka, ini bisa dikaitkan dengan kualitas ibadah puasa seseorang yang masih dalam tahapan berpuasa secara dhahir saja, menahan makan minum dan hal-hal yang membatalkan puasa secara syariat," ujarnya pada Selasa (8/4/2025).


Kedua, lanjutnya, adalah memaknai Idul Fitri dengan 'Kembali Suci', maksudnya adalah kembali menjadi individu yang bersih dari kesalahan-kesalahan sebab diampuni dosa-dosanya oleh Allah dan dimaafkan oleh sesama manusia.


Jika dikaitkan dengan ibadah puasa seseorang, tingkatan ini merupakan tingkatan menengah yang tidak hanya menjaga puasa secara dhahir tetapi juga secara batin, yakni menjaga diri dari maksiat.


"Makna yang ketiga adalah 'Kembali menjadi Jati Diri', maksudnya adalah orang yang merayakan Idul Fitri dengan penuh kesadaran maka ia meyakini bahwa sejatinya manusia adalah makhluk Allah," jelasnya.


Dari ketiga tingkatan tersebut, KH Yusuf Hidayat menegaskan bahwa Idul Fitri memiliki makna yang berkaitan dengan kualitas ibadah puasa seseorang, mulai dari tingkatan dasar, menengah, hingga tingkat yang paling tinggi.


"Idul Fitri adalah kembali kepada jati diri manusia sebagai hamba Allah," pungkasnya.