Kiai Syukron Ajak Santri Raih Derajat Mulia dengan Ilmu yang Berkah
Senin, 3 Februari 2025 | 17:39 WIB
Feni Kusumaningrum
Kontributor
NU Online Jombang,
KH M Syukron Djazilah, yang akrab disapa Kiai Syukron dalam ceramahnya menyampaikan pesan tentang pentingnya mencari ilmu yang bermanfaat dan berkah.
Hal ini ia sampaikan dalam acara peringatan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad Saw di Pesantren Induk Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, Kamis (30/1/2025).
"Semoga kita semua mendapatkan ilmu yang bermanfaat, ilmu yang berkah, derajat yang tinggi," tuturnya sebagaimana ditulis oleh NU Online Jombang, Senin (3/2/2025).
Sebab, Kiai Syukron juga menjelaskan perbedaan antara derajat dan pangkat. Menurutnya, pangkat berasal dari manusia, sedangkan derajat datang dari Allah Swt.
Kiai Syukron juga mengutip perkataan Sayyidina Ali Karamallahu Wajhah mengenai tiga macam anak. Yang pertama, anak yang kualitasnya jauh melebihi kualitas orang tuanya. Contohnya, orang tuanya tidak bisa mengaji, anaknya hafal Al-Qur'an.
"Yang kedua, anak yang sama persis kualitasnya dengan kedua orang tuanya. Contohnya, bapaknya guru, anaknya juga menjadi guru," lanjutnya.
Yang ketiga, anak yang kualitasnya lebih menurun daripada orang tuanya. Contohnya, bapaknya kiai, anaknya menjadi pengedar narkoba.
Untuk mendapatkan nasib yang lebih berkah dan derajat yang mulia, Ia berpesan agar selalu menghormati kedua orang tua, baik orang tua kandung, guru, maupun mertua.
"Hidup tidak akan berkah selama orang itu berani kepada kedua orang tua. Mari menyenangkan orang tua, menghormati keduanya, tidak berbohong kepada orang tua,” tegasnya.
Murid dari Kiai Husein Ilyas Mojokerto itu juga berpesan kepada para untuk jangan sekali-kali membenci anak, untuk guru juga jangan sekali-kali membenci murid dan untuk para mertua jangan membenci menantu.
Lebih lanjut, kiai berkacamata itu juga mengingatkan untuk selalu senang, sabar, dan istiqamah dalam memegang shalat.
"Barangsiapa yang bisa menjaga shalatnya, hidupnya pasti akan dijaga oleh Allah," ujarnya.
Ia menyebut, bahwa jika shalatnya kurang khusyuk, itu artinya shalatnya kurang banyak. Oleh karena itu, ia mengajak untuk memperbanyak shalat wajib dan sunnah agar shalatnya lebih khusyuk.
Ia juga berpesan kepada para santri agar tidak meninggalkan atau sembrono masalah shalat, dan lebih utama lagi melaksanakannya secara berjamaah.
"Orang yang rajin shalat subuh berjamaah, hidupnya ditata oleh Allah dengan nasib yang berkah," pungkasnya.
Terpopuler
1
Latih Jiwa Kewirausahaan Siswa, RA-MI Gondekan, Jombang Gelar Bazar Tahunan
2
Pengajian Rutin Muslimat NU Diwek: Thalabul Ilmi dan Gerakkan Ekonomi Keluarga
3
Beberapa Doa agar Resepsi Pernikahan Berjalan Lancar
4
Ibnu Atoillah, Kaligrafer Muda Jombang Yang Berhasil Masuk Nominasi IRCICA Turki 2025
5
Sepak Terjang Farida Mawardi, Memimpin Organisasi Pelajar Putri NU di Masa Sulit (Periode 1963-1966)
6
Pra-Bahtsul Masail: LF PBNU Susun Standar Penerimaan Laporan Rukyat
Terkini
Lihat Semua