Pengajian rutin diselenggarakan TPQ Al-Ishlah, Dusun Beluk, Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Ahad (26/5/2024). (Foto: NU Online Jombang/Feni Kusumaningrum)
Feni Kusumaningrum
Kontributor
NU Online Jombang,
Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Al-Ishlah, Dusun Beluk, Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang menggelar pengajian rutin Ahad Pon dengan tema Ngopi “Ngaji Perkoro Iman” di halaman TPQ Al-Ishlah pada Ahad (26/05/2024) pagi.
Pengajian rutin Ahad Pon ini diisi oleh penceramah yang berbeda-beda setiap bulannya. Kali ini diisi oleh Kiai Mughni Wahab, akrab disapa dengan Kiai Mughni dari Dusun Kelanjang, Desa Baureno, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto. Mengawali ngajinya ia mengajak jamaah untuk bershalawat terlebih dahulu.
“Alhamdulillah, Allah telah mengizinkan saya berada di sini. Semoga pengajian ini dapat memberikan ilmu yang bermanfaat dan diridai oleh Allah swt,” katanya.
Baca Juga
Menutup Doa dengan bi Sirril Fatihah
Dalam ceramahnya, ia menyampaikan bahwa orang dulu jika membuat istilah tidak sembarangan, seperti ungkapan doa sapu jagat. Maknanya semua jagat ini disapu bersih tidak ada yang tersisa sama sekali. Doanya berikut ini:
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار
Artinya, "Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa api neraka".
“Kalau akhiratnya sudah diminta dan dunianya juga sudah diminta maka mana lagi yang belum diminta? Jadi dunia itu penting dan akhirat juga penting. Mintalah untuk kebaikan dunia dan akhirat,” terangnya.
Lebih lanjut, Kiai Mughni menjelaskan sebuah kenikmatan, kebaikan yang diterima di dunia bersifat sebentar, ibaratnya seperti mampir minum.
Orang dulu, kata dia, di setiap depan rumahnya ada tempat untuk minum. Jadi bagi siapa saja yang ingin minum dipersilakan. Siapapun itu, entah kenal atau tidak. Mereka menyuguhkan dengan ikhlas. Setelah minum orang-orang akan melanjutkan perjalanannya kembali.
"Itulah mengapa dianggap seperti mampir minum. Di dunia ini enak tapi enaknya juga sementara, sengsara di dunia juga sementara,” terangnya.
Ia melanjutkan, jika manusia sengsara bisa untuk meminta pertolongan kepada Allah dan meminta tolong sesama manusia. Tidak ada manusia yang tidak merasakan sakit, di umur yang semakin tua ia akan mengalami penurunan dari fisik, kekuatan, dan sebagainya.
Kiai Mughni menunjukkan dalil yang berkaitan dengan hal tersebut pada surat Yassin ayat 68 yang berbunyi:
وَمَنْ نُّعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِى الْخَلْقِۗ اَفَلَا يَعْقِلُوْنَ
Artinya, "Siapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami balik proses penciptaannya (dari kuat menuju lemah). Maka, apakah mereka tidak mengerti?".
“Dulu di waktu muda, matanya masih jernih dan telinga masih kuat pendengarannya. Sekarang semuanya berkurang. Jadi itulah kehidupan dunia yang hanya sebentar. Tapi jika masalah akhirat akan enak selamanya-lamanya,” imbuhnya.
Ia kemudian membaca Al-Qur’an surat ad-Dhuha ayat 5 yang menerangkan bahwa akhirat lebih penting daripada dunia.
وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضٰىۗ
Artinya, "Sungguh, kelak (di akhirat nanti) Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu sehingga engkau rida".
“Mudah-mudahan segala ibadah kita semua yang benar diterima serta diridai oleh Allah dan ibadah yang masih salah diampuni oleh Allah swt,” pungkasnya.
Acara dihadiri oleh beberapa warga dari sekitar Beluk. Pengajian diawali dengan pembacaan istighotsah pukul 06.00 WIB dan di akhir pengajian para jamaah makan bersama, selesai pukul 08.00 WIB.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Rajab, Isra' Mi'raj, dan Kesungguhan Tingkatkan Kualitas Shalat
2
Prof KH Ridwan Nasir Mustasyar PWNU Jatim Sosok Komplet, Santri, Kiai, dan Akademisi
3
Libur Panjang Akhir Januari 2025, Catat Tanggalnya!
4
Wujudkan NU Care Sehat, LAZISNU Mojoagung Kembali Gelar Pengobatan Gratis
5
Riwayat Penyakit Imam Syafi'i hingga Wafat di Akhir Bulan Rajab
6
PPDB MAN 3 Jombang 2025/2026: Cara Daftar, Program, dan Ekstrakurikuler yang Bisa Dipilih
Terkini
Lihat Semua