Kasus Bayi Meninggal di RSUD Jombang, Ketua LK PBNU: RS Harus Proaktif Jelaskan Risiko Tindakan Medis
Rabu, 3 Agustus 2022 | 05:25 WIB
Rohmadi
Kontributor
NU Online Jombang,
Ketua Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LKÂ PBNU) dr H M Zulfikar As'ad menekankan pentingnya komunikasi antara pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dengan pihak keluarga korban pasien RSUD Jombang yang melakukan proses persalinan normal, berujung bayi meninggal dunia.
Menurutnya yang juga sebagai Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia dalam peristiwa ini, kesalahannya tidak bisa diberikan kepada salah satu pihak. Namun, keduanya bisa mengambil hikmah yang mendalam terutama dalam segi komunikasi yang baik.Â
Baca Juga
Yuk! Ajak Anak Berani ke Dokter Gigi
"Secara umum dapat saya pastikan bahwa viralnya kasus ini lebih disebabkan oleh komunikasi yang kurang baik. Harusnya dilakukan secara proaktif dari dua belah pihak. Baik dari pasien maupun dari pihak rumah sakit," kata pria yang akrab disapa Gus Ufik, Selasa (2/8/2022).Â
Pasalnya, dalam pengambilan keputusan antara persalinan normal atau persalinan dengan operasi caesar pasti sudah ada SOP yang harus diikuti sesuai disiplin keilmuan dan indikasi obyektif kondisi pasien.
Sebagai seorang dokter, Gus Ufik mengatakan secara teori, semua tindakan medis itu pasti memiliki risiko. Maka, sebelum dokter mangambil tindakan pasti, harus dilakukan komunikasi dan inform concern.Â
"Ini adalah kesepakatan dan persetujuan yang diberikan oleh pihak rumah sakit kepada pasien atau keluarga pasien dengan memberitahu semua risiko yang akan terjadi sebelum tindakan dilakukan," jelasnya.
Dirinya berharap, insiden ini bisa menjadi pelajaran bagi semua pihak, serta menjadi bahan evaluasi bagi pihak terkait untuk selalu memberikan info saat mengambil keputusan dalam menangani pasien.Â
Untuk diketahui, nasib kurang beruntung harus dialami oleh pasangan suami istri Yopi Widianto (26) dan Rohmah Rodlotul Jannah (29). Pasalnya, diduga karena ulah keteledoran dan pelayanan buruk RSUD Jombang mereka harus kehilangan buah hatinya.Â
Rohmah yang saat itu merupakan pasien BPJS kelas 3 menjalani persalinan dan meminta untuk dilakukan operasi caesar karena merasa tidak kuat untuk menahan sakit. Selain itu, Rohmah juga memiliki riwayat Pre-eclampsia.
Namun, pihak RSUD Jombang tidak memenuhi permintaan pasien untuk operasi caesar dengan dalih ibu dan bayi dalam keadaan baik dan memungkinkan untuk persalinan secara normal.Â
Tidak sesuai dengan prediksi tim dokter RSUD Jombang, Rohmah tidak bisa melahirkan sang buah hati dengan normal. Alhasil bayi hanya keluar kepalanya saja, belum sempat lahir ke dunia, bayi sudah dinyatakan meninggal dunia karena terlalu lama tercekik jalan lahir.
Kemudian tim ahli RSUD Jombang atas persetujuan keluarga mengambil tindakan untuk menyelamatkan ibu dengan memisahkan kepala bayi dengan tubuhnya lalu mengeluarkan bayi dengan cara operasi.Â
Pihak keluarga yang tak lain sepupu dari suami Rohmah yaitu Desi, mengunggah kejadian tersebut ke akun twitter pribadinya. Tak disangka dari unggahan twitter yang diunggah oleh akun @MinDesiyya menjadi viral dan trending.Â
Sempat menjadi polemik antara pasien dengan pihak RSUD Jombang dengan dugaan terjadi malpraktik. Namun, setelah dilakukan hearing di DPRD Jombang kedua belah pihak mengambil jalan damai.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Koreksi Diri di Penghujung Syawal
2
Kapan Awal Bulan Dzulqa'dah 1446 H? Ini Data LF PBNU
3
Bagaimana Hukum Takziah ke Jenazah Non-Muslim? Begini Penjelasannya
4
Sejarah Singkat Kelahiran GP Ansor dan Ketum dari Masa ke Masa
5
Halal Bihalal IPNU-IPPNU Unwaha, Bangun Kesolidan untuk Kemajuan Organisasi
6
Jejak Pemikiran Kiai Bisri Syansuri: Dari Pancasila ke Aswaja
Terkini
Lihat Semua