• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Jumat, 26 April 2024

Daerah

Membangkitkan Semangat Perjuangan Santri dengan Refleksi Resolusi Jihad

Membangkitkan Semangat Perjuangan Santri dengan Refleksi Resolusi Jihad
Sarasehan Refleksi Resolusi Jihad untuk memperingati Hari Santri 2019 di Jombang. (Foto: NU Jombang Online/Rifqi Nurul Hidayat)
Sarasehan Refleksi Resolusi Jihad untuk memperingati Hari Santri 2019 di Jombang. (Foto: NU Jombang Online/Rifqi Nurul Hidayat)

NU Jombang Online, 
Sarasehan Refleksi Resolusi Jihad digelar panitia penyelenggara Hari Santri di Jombang, Jawa Timur untuk menumbuhkan semangat perjuangan yang dilakukan para santri di masa lalu. Kegiatan berlangsung di Masjid Universitas KH Abdul Wahab Hasbullah (Unwaha) Tambakberas, Jombang, Kamis malam (17/10).

Acara ini merupakan salah satu rangkaian memperingati Hari Santri. Pesertanya terdiri dari kalangan santri, siswa dan mahasisiwa di Jombang. 

Narasumber kegiatan, Binhad Nurrohmat menjelaskan, bahwa Resolusi Jihad adalah sejarah berharga yang dicetuskan oleh Nahdlatul Ulama (NU), tidak yang lainnya. Adanya kemerdekaan Indonesia seperti saat ini karena kekuatan Resolusi Jihad NU yang mampu menumbuhkan keberanian para santri, kiai dan elemen lainnya untuk mengusir penjajah.

"Karena yang membangun keberanian menggalang massa, mobilisasi massa untuk perang melawan penjajah dari santri NU yang tergabung di sabilillah dan mujahidin untuk bergerak ke Surabaya," jelasnya.

Sastrawan asal Jombang ini juga menegaskan, NU mengeluarkan Resolusi jihad sebuah kebulatan tekad dalam menyikapi kedatangan penjajah yang ingin kembali menguasai Indonesia.

Situasi kekuatan bangsa Indonesia saat itu menurutnya cukup lemah, lantaran senjata tempur yang sudah minim. Hal ini membuat Presiden Soekarno bingung untuk menghadapi para penjajah yang sangat lengkap dengan senjata perangnya. 

Hingga akhirnya Panglima Jendral Soedirman usul pada Soekarno untuk sowan kepada Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari menanyakan hukum jihad (perang) mengusir para penjajah. Hal inilah yang kemudian memicu lahirnya Resolusi Jihad.

Pria yang akrab disapa Binhad ini memaparkan, bahwa sejarah di atas menggambarkan NU sangat berkontribusi terhadap keberlangsungan bangsa dan negara, sehingga bisa berdiri tegak tidak bercerai berani hingga kini.

"Jadi NU lahir tidak hanya ngurusi wong shalat, tapi juga ngurusi bangsa, ekonomi, bahkan Kiai Wahab dulu pernah menjadi pimpinan Serikat Islam cabang Makkah," terangnya.

Namun demikian, ada aspek yang sudah berbeda saat membincang soal jihad pada era milenial seperti sekarang ini. Santri dan kalangan lain tidak lagi dibenturkan dengan fisik, namun bagaimana mereka bisa menaklukkan perkembangan yang ada.

"Jihad kita sederhana sebagai santri, siswa, mahasiswa adalah berjuang untuk menuntut ilmu," tegasnya.

Tidak terkecuali soal perkembangan teknologi informasi. Beragam media sosial yang ada saat ini harus dimanfaatkan dengan baik oleh para santri. 

"Saat ini, dunia dipengaruhi kehidupan sosial media. Kita buka youtube mengacu ini itu. Meskipun kita sendiri cuek tapi juga tidak bisa dipisahkan. Seperti kelompok fundamentalis, kelompok kanan, ekstrim semua melakukan di dunia maya," pungkasnya. (Rifqi Nurul Hidayat/Syamsul Arifin) 


Editor:

Daerah Terbaru