Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh

Nasional

Katib 'Aam PBNU Jelaskan Peran Mbah Hasyim dalam Penentuan Tanggal Kemerdekaan RI

Katib Aam PBNU KH Ahmad Said Asrori dalam acara Haul ke-21 KH Achmad Nasrulloh Abdurrohim yang digelar di Pesantren As-Saidiyah 1 Bahrul Ulum Tambakberas Jombang pada Sabtu (26/08/2023). (Foto: Tambakberas TV)

NU Online Jombang,

Katib 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Said Asrori menjelaskan peranan Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari dalam menentukan tanggal kemerdekaan Republik Indonesia (RI) yang jatuh pada 17 Agustus 1945. 

 

Kiai Said, sapaannya menyampaikan hal ini dalam acara Haul ke-21 KH Achmad Nasrulloh Abdurrohim yang digelar di Pesantren As-Sa'idiyah 1 Bahrul Ulum Tambakberas Jombang pada Sabtu (26/08/2023). 


Baca Juga:
Rais PCNU Jombang: Selain Mengenang Ibrah, Haul Juga Menjadi Ajang Silaturahim

 

"Saya hampir setiap tahun paling tidak sekali selalu sowan ke maqbarah Tambakberas, maqbarah Denanyar, dan maqbarah Tebuireng bersama teman-teman santri. Sehingga malam ini saya juga niat tabarukan ngalap barokah, sebab barokahhnya Jombang itu luar biasa, se-alam dunia," katanya. 

 

Kiai Said kemudian menerangkan, Indonesia merdeka yang menentukan tanggal, hari dan tahun adalah Hadratussyekh Hasyim Asy'ari dari Jombang. Sehingga, kemerdekaan Indonesia tanggal 17 bulan 8 hari Jumat tahun 9 ini bukan kebetulan, tapi melalui sebuah proses yang sangat panjang. 

 

"Harinya Jumat bulannya Ramadhan bertepatan dengan bulan Agustus. Karena itu saya sering mendengar dawuhnya sesepuh, Indonesia ini negara yang luar biasa bahkan dibanding negara-negara di Timur Tengah," ungkapnya. 


Baca Juga:
Gus Fahmi Sebut Mengurus NU Dibutuhkan Banyak Kesabaran

 

Ia menegaskan, tanggal 17-8-9 itu hakikatnya merupakan ajaran yang dibawa oleh para kiai agar orang Indonesia benar-benar merdeka. Merdeka dalam arti sesungguhnya, merdeka di dunia dan di akhirat. 

 

"Angka 17 itu artinya 17 rakaat shalat. Di dalam 17 rakaat itu ada 8 bacaan doa dalam duduk di antara dua sujud. Harinya Jumat sayyidul ayyam. Tanggalnya 9 Ramadhan bertepatan dengan tahunnya. Yaitu 4 ditambah 5 jadi 9," jelasnya. 

 

Ia melanjutkan, angka 4 merupakan sunnah, angka 5 adalah wajib. Sunnah itu adalah tahiyat awal, sedangkan 5 wajib tahiyat akhir. 9 angka yang istimewa menjadi ujungnya angka. 


Baca Juga:
Mbah Hasyim dalam Pandangan Habib Umar bin Hafidz: Ulama dengan Pemahaman Agama Mendalam

 

"Begitulah, yang bilang kepada para penggerak itu Mbah KH Hasyim Asy'ari yang didukung oleh para ulama dan kiai waktu itu," imbuhnya. 

 

Setelah itu, lanjut dia, dibentuklah BPUPKI dan PPKI. Di situ diperdebatkan siapa yang ingin jadi presiden. Kiai Said membayangkan saat itu barangkali Mbah Hasyim menunjuk KH Abdul Wahid Hasyim jadi presiden, maka saat itu yang jadi presiden bukan Sukarno. 

 

"Ini luar biasanya KH Hasyim Asy'ari, karenanya barokah Jombang itu luar biasa," pungkas pria yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatut Thullab, Wonosari, Tempuran, Magelang, Jawa Tengah ini.

Achmad Subakti
Editor: Redaksi

Artikel Terkait