Teladani Jasa Ulama dan Para Santri, Pemkab Imbau Seluruh Jajaran hingga Pelajar Kenakan Busana Muslim
Rabu, 19 Oktober 2022 | 17:09 WIB
NU Online Jombang,
Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional tahun 2022 sekaligus peringatan hari jadi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang, maka seluruh jajaran Kepala organisasi perangkat daerah (OPD) dan staf di seluruh Pemkab Jombang diwajibkan memakai busana muslim. Pria mengenakan baju koko, sarung dan peci khas santri, sementara Wanita mengenakan busana muslim lengkap dengan hijabnya.
Imbauan itu sesuai dengan surat instruksi yang dikeluarkan oleh Agus Purnomo, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Jombang dengan Nomor : 005/814/415.10.1.2/2022.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Imbauan memakai busana muslim itu dilaksanakan mulai hari ini, Rabu (19/10/2022) hingga Sabtu (22/10/2022) mendatang.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
"Khusus Disdikbud dan Kemenag serta Cabdisdik agar memerintahkan staf, karyawan dan peserta didik menggunakan pakaian muslim," kata Agus Purnomo tertulis dalam imbauan tersebut.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Sehingga, seluruh Aparatur Sipil Negara, karyawan, pelajar serta komponen masyarakat lainnya serempak mengenakan pakaian ala santri sejak hari ini.
Hal sama terjadi di ruang Pemkab Jombang. para jajaran staf dan karyawan hari ini (19/10/2022) tampak memakai busana muslim yang khas, layaknya santri di Pondok Pesantren.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Terkait instruksi tersebut, Bupati Jombang, Mundjidah Wahab mengatakan, pada momen Hari Santri Nasional (HSN) 2022, pihaknya ingin memperingatinya secara total. Salah satunya dengan mengenakan pakaian yang identik dengan santri.
"Hari ini kita pakai sarung serentak di Kabupaten Jombang mulai tanggal 19-22 Oktober. Sebagai simbol peringatan hari santri,"
Peringatan HSN ini, lanjut dia, sebagai simbol ungkapan terima kasih kepada para ulama dan santri yang memiliki peran besar dalam perjalanan sejarah Republik Indonesia.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
“Ini dalam rangka penghormatan agar makna Hari Santri benar-benar sampai di tingkat bawah. Santri itu mengawal kebhinekaan, peran santri dari dahulu luar biasa dahsyat di Indonesia,” ujarnya.
Orang nomor satu di Jombang ini mencontohkan, resolusi jihad yang didengungkan oleh KH Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945. Tentang kewajiban jihad berperang melawan penjajah, hingga puncak perlawanan 10 September 1945 yang diperingati sebagai Hari Pahlawan.
“Dulu Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari mendengungkan resolusi jihad. Kemudian pecahlah 10 November yang kita kenal sebagai Hari Pahlawan,” ungkap Mundjidah.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND