Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh

Daerah

Ketua PWNU Jatim: Menegakkan Shalat adalah Pembeda Seorang Muslim dengan Orang Kafir

KH Marzuki Mustamar (Dok. panitia)

NU Online Jombang,

Menjaga keislaman itu penting. Sebab kita manusia punya banyak dosa. Syukur alhamdulillah jikalau sampai mati tetap islam. Pasti dijamin masuk surga oleh Allah SWT.

 

Hal ini disampaikan oleh Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar saat mengisi mauidzah hasanah pada pengajian umum peringatan 1 muharram yang digelar di Lapangan Desa Pandanwangi, Diwek, Jombang pada Jumat (05/08/2022) malam.


Baca Juga:
Amalan dan Keutamaan pada 10 Muharram.

 

"Kanjeng Nabi pernah dawuh, barangsiapa sampai akhir hayatnya tetap kokoh meyakini kalimat Lailahailallah pasti masuk surga. Orang yang dulunya Islam sebelum mati malah murtad atau masuk agama lainnya, meskipun pernah membangun 50 masjid umpamanya. Maka ancamannya neraka selamanya," katanya. 

 

Pria yang akrab disapa Kiai Marzuqi ini kemudian menjelaskan tentang keberadaan neraka dan siksa kubur. Menurutnya, siksa kubur dan nikmat kubur itu benar-benar nyata adanya. Hal ini dipertegas dengan pengalaman Kiai Marzuqi saat mengisi salah satu pengajian di daerah Malang. 

 

"Orang yang meninggalkan sholat pasti saat di kuburan, dicepit badannya sampai tulangnya berserakan," ujarnya.


Baca Juga:
Pemdes dan Banom NU Pandanwangi Peringati Puncak 1 Muharram dengan Santuni Anak Yatim

 

Lalu ada salah satu jamaah yang berkomentar membenarkan. 

 

Ia melanjutkan, di kuburan ada mayit yang tulangnya mencelat. Ternyata, dia orang yang menggali kubur. Dia melihat sendiri ada tulang yang berserakan saat menggali kubur.

 

Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad, Malang ini kemudian menjabarkan tips bagaimana menjaga keislaman hingga mati. Yang pertama, jika ada pembangunan pendirian bangunan yang pengembangnya non muslim. Maka, harus ada syaratnya. Pihak yang mengelola harus menyerahkan kepada warga sekitar yang muslim. 

 

"Yang kedua, pilih sekolah untuk anak-anak yang benar-benar Islam. Gurunya Islam, kepala sekolahnya Islam. Syukur kalau ada madrasah di bawah naungan LP Ma'arif NU. Pasti terjamin masa depan dan agamanya," ungkap pria kelahiran Blitar itu.

 

Yang ketiga, lanjut Kiai Marzuqi, jangan sampai shalatnya bolong (berlubang). Meskipun berada di kereta ataupun di pesawat, shalat harus tetap dijaga. Jangan sampai seorang muslim meninggalkan shalat sekalipun. 

 

"Bila menjaga shalat, maka dijaga imannya oleh Allah. Bila tidak menjaga shalat, maka islamnya pasti perlahan melemah. Bisa-bisa sampai keluar dari islam. Karena batas yang membedakan islam dengan orang kafir adalah melaksanakan shalat," pungkasnya.

Achmad Subakti
Editor: Nur Fitriana

Artikel Terkait