Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh

Daerah

Bertepatan dengan 1 Rajab, Haul Ke-45 KH Bisri Syansuri Digelar

KH Bisri Syansuri. Foto: NU Online

NU Online Jombang

Hari ini bertepatan dengan 1 Rajab 1445 H, Jumat (12/01/2023) keluarga besar Pondok Pesantren Denanyar akan menggelar acara tahunan yakni Haul al-Maghfurlah KH Bisri Syansuri ke-45 sekaligus merupakan Harlah Pondok Denanyar yang ke-109. 

 

Dalam acara Haul yang digelar, sebelumnya juga diadakan beberapa rangkaian acara pra Haul. Beberapa diantaranya adalah manaqib kubro Nurul Burhan, Ishari, tahlil akbar, pengajian alumni, dan acara puncaknya adalah pengajian umum yang akan dihadiri KH Said Aqil Siroj, Habib Umar al-Muthohar, Agus H Abdurrahman al-Kautsar dan pengurus NU dari segala tingkatan.


Baca Juga:
Kisah Mula Menjadi Santri Kiai Bisri Syansuri

 

KH Marzuki Mustamar yang hadir dalam acara tersebut mengatakan, meskipun KH Bisri Syansuri keturunan dari masayikh ulama besar, itu tidak menurunkan AdabulÂlim wal Muta‘allimnya. Itu yang patut diteladani. 

 

"Kadang ada anaknya Kiai pun tidak begitu peduli dengan adab. Nah Mbah Bisri ini luar biasa. Nasabnya luar biasa. Namun beliau tetap luar biasa dengan sikap tholabul ilminya. Meskipun ada ilmu laduni, tapi kenyataannya jadi ulama dan kiai tidak hanya lewat wiridan tapi lewat tholabul al imtihan," paparnya.

 

Nasab Mbah Bisri yang luar biasa Bisri bersambung dari nasab Lasem, sambung ke Sultan Benowo, sambung ke Sultan Haji Widoyo, Joko Tingkir, bersambung ke Mbah Sunan Tapen, dan bersambung ke Mbah Sunan Giri.


Baca Juga:
Rais 'Aam, Ketum PBNU, dan Gus Baha Dijadwalkan Hadir di Haul Mbah Bisri

 

Menurutnya, Mbah Bisri saat di NU itu seumuran dengan Mbah Wahab yang sudah menjadi Rais Aam. Namun, sekalipun seumuran, Mbah Bisri tetap khidmat pada Mbah Wahab sebagai Rais Aam.

 

"Mbah Bisri seumuran tapi tetap ndereaken Mbah Wahab. Tetap khidmat ke mbah wahab sebagai Rais Aam, sampai Mbah Wahab sedo, baru beliau naik menjadi Rais Aam. Jadi tidak ada yang namanya itu menjegal Kiai. Ini yang patut kita teladani dari Mbah Bisri," terangnya.

 

Selain itu, Kiai Marzuki Mustamar juga mengungkap bahwa ke-NUan Mbah Bisri tidak diragukan. Namun ke-NUan Mbah Bisri tidak membuatnya alergi terhadap politik. 

 

"Sejak tahun 1955, Mbah Bisri aktif di Politik. Menjadi anggota dewan. Sampai saat beliau menjabat sebagai Rais Aam, beliau juga tetap di politik. Dan saat itu juga tidak masalah dalam berpolitik," katanya.

 

Yang luar biasa dari Mbah Bisri adalah, bisa memilah antara jamiyah dan siyasah serta memadukan keduanya dengan baik dan harmonis. 

 

"Yang terjadi sekarang, kebanyakan adalah kita itu yang di siyasah kurang peduli dengan jamiyah. Dan sebaliknya yang di jamiyah membully pihak siyasah. Nah Mbah Bisri tidak begitu. Sikap Mbah Bisri di Siyasah adalah untuk mendukung jamiyah. Dan jamiyah ada untuk mengayomi yang ada di siyasah sehingga semua berjalan harmonis. Semoga kita bisa meneledani sikap mbah Bisri ini. Tidak mempertentangkan perjuangan yang lewat jamiyah maupun perjuangan yang melewati siyasah. Karena keduanya sangatlah penting," jelasnya.

 

Peringatan haul ini tidak serta merta sekedar peringatan melainkan bisa melihat satu demi satu perjuangan dan betapa gigihnya KH Bisri Syansuri dalam menanamkan paham-paham ahlussunah wal jamaah. Tidak hanya di kalangan masyarakat umum tapi juga di kalangan akademisi. Semoga nahdliyin dan para santri dapat meneladani perjuangan KH Bisri Syansuri.

 

Kontributor: M. Rufait Balya

Editor: Nur Fitriana

Artikel Terkait