Muhammad Rizky Fadillah
Penulis
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلهِ وَاسِعِ الْفَضْلِ وَالْاِحْسَانِ، وَمُضَاعِفِ الْحَسَنَاتِ لِذَوِي الْاِيْمَانِ وَالْاِحْسَانِ، اَلْغَنِيِّ الَّذِيْ لَمِ تَزَلْ سَحَائِبُ جُوْدِهِ تَسِحُّ الْخَيْرَاتِ كُلَّ وَقْتٍ وَأَوَانٍ، العَلِيْمِ الَّذِيْ لَايَخْفَى عَلَيْهِ خَوَاطِرُ الْجَنَانِ، اَلْحَيِّ الْقَيُّوْمِ الَّذِيْ لَاتَغِيْضُ نَفَقَاتُهُ بِمَرِّ الدُّهُوْرِ وَالْأَزْمَانِ، اَلْكَرِيْمِ الَّذِيْ تَأَذَّنَ بِالْمَزِيْدِ لِذَوِي الشُّكْرَانِ. أَحْمَدُهُ حُمْدًا يَفُوْقُ الْعَدَّ وَالْحُسْبَانِ، وَأَشْكُرُهُ شُكْرًا نَنَالُ بِهِ مِنْهُ مَوَاهِبَ الرِّضْوَانِ
أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ دَائِمُ الْمُلْكِ وَالسُّلْطَانِ، وَمُبْرِزُ كُلِّ مَنْ سِوَاهُ مِنَ الْعَدَمِ اِلَى الْوِجْدَانِ، عَالِمُ الظَّاهِرِ وَمَا انْطَوَى عَلَيْهِ الْجَنَانِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَخِيْرَتُهُ مِنْ نَوْعِ الْاِنْسَانِ، نَبِيٌّ رَفَعَ اللهُ بِهِ الْحَقَّ حَتَّى اتَّضَحَ وَاسْتَبَانَ. صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدْقِ وَالْاِحْسَانِ. أَمَّا بَعْدُ
أَيُّهَا الْاِخْوَانُ أُوْصِيْكُمْ وَاِيَايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ، بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَٰئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللَّهِ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah.
Rahmat Allah adalah anugerah terbesar yang tidak dapat diukur oleh pikiran manusia. Dalam Al-Qur'an, rahmat Allah disebutkan sebagai sumber kebahagiaan abadi bagi orang-orang yang beriman. Salah satu contohnya adalah firman Allah dalam QS. Ali Imran: 107:
وَاَمَّا الَّذِيْنَ ابْيَضَّتْ وُجُوْهُهُمْ فَفِيْ رَحْمَةِ اللّٰهِ ۗ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ
Artinya, "Adapun orang-orang yang berwajah putih berseri, mereka berada dalam rahmat Allah (di surga). Mereka kekal di dalamnya."
Ayat ini memberikan gambaran yang sangat indah. Wajah ahli surga bersinar putih berseri-seri karena mereka berada dalam rahmat Allah. Rahmat ini membawa mereka kepada kebahagiaan abadi. Namun, bagaimana cara mendapatkan rahmat tersebut? Jawabannya adalah dengan ketakwaan, keimanan, dan amal saleh yang dilakukan dengan ikhlas.
Allah juga menegaskan dalam QS. Al-Baqarah: 218:
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَٰئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللَّهِ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Artinya, "Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Ayat ini menunjukkan bahwa rahmat Allah adalah sesuatu yang diharapkan oleh orang-orang yang beriman. Namun, harapan ini tidak cukup hanya dengan doa. Harapan ini harus diwujudkan melalui keimanan yang kokoh, hijrah untuk meninggalkan keburukan, dan perjuangan di jalan Allah. Dalam tafsirnya, para ulama menjelaskan bahwa orang-orang yang disebut dalam ayat ini adalah mereka yang telah berkorban demi agama Allah baik dengan harta, tenaga, maupun jiwa mereka.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah.
Sebesar apapun amal kebaikan kita, itu semua tidak akan cukup untuk memasukkan kita ke dalam surga tanpa rahmat Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَا يُدْخِلُ أَحَدًا مِنْكُمْ عَمَلُهُ الْجَنَّةَ، وَلَا يُجِيرُهُ مِنَ النَّارِ، وَلَا أَنَا إِلَّا بِرَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ
Artinya, "Tidak ada amalan seorang pun di antara kalian yang bisa memasukkannya ke dalam surga, dan menyelamatkannya dari neraka. Tidak juga denganku, kecuali dengan rahmat dari Allah."
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim ini menjadi pengingat bagi kita bahwa surga terlalu agung untuk dicapai dengan amal kita semata. Amal kita adalah bentuk ketaatan kepada Allah, tetapi rahmat Allahlah yang menjadi faktor utama yang menentukan keselamatan kita. Bahkan Rasulullah, manusia paling mulia, menyatakan bahwa beliau pun membutuhkan rahmat Allah. Yang kemudian dengan rahmat itu juga lah Kanjeng Nabi mampu memberikan syafaat 'uzhma kepada umatnya atas izin Allah.
Ulama menjelaskan bahwa amal ibadah manusia, meskipun sangat banyak, tidak dapat menyamai nikmat Allah yang telah diberikan, seperti nikmat kehidupan, kesehatan, dan udara yang kita hirup setiap hari. Oleh karena itu, kita harus memohon rahmat Allah dalam setiap doa dan langkah kita.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah.
Rahmat Allah tidak selalu datang dari amal besar. Bahkan amal kecil yang dilakukan dengan tulus dapat menjadi sebab turunnya rahmat Allah SWT. Allah tidak melihat besarnya amal, tetapi melihat keikhlasan hati dalam melakukannya.
Ada sebuah kisah masyhur tentang Imam Al-Ghazali. Ketika beliau wafat, dalam mimpinya, ia ditanya tentang amal yang membuatnya mendapatkan rahmat Allah. Imam Al-Ghazali menjawab bahwa amal besar yang ia lakukan, seperti ibadah bertahun-tahun dan menulis ratusan kitab, itu semua tidak diterima. Namun, Allah justru menerima satu amal kecilnya, yaitu ketika ia membiarkan seekor lalat meminum tinta di ujung penanya. Allah berfirman, "Karena belas kasihanmu kepada lalat itu, Aku memasukkanmu ke dalam surga."
Kisah ini mengajarkan kita bahwa rahmat Allah bisa datang melalui amal kecil yang dilakukan dengan penuh keikhlasan. Jangan pernah meremehkan amal sekecil apapun, karena kita tidak tahu amal mana yang akan menjadi sebab keselamatan kita di dunia maupun di akhirat kelak.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
أَنَّ امْرَأَةً بَغِيًّا رَأَتْ كَلْبًا فِى يَوْمٍ حَارٍّ يُطِيفُ بِبِئْرٍ قَدْ أَدْلَعَ لِسَانَهُ مِنَ الْعَطَشِ فَنَزَعَتْ لَهُ بِمُوقِهَا فَغُفِرَ لَهَا
Artinya, "Ada seorang wanita pezina melihat seekor anjing di hari yang sangat panas. Anjing itu menjulurkan lidahnya karena kehausan. Lalu wanita itu menimba air dengan sepatunya dan memberi minum kepada anjing itu. Maka Allah mengampuninya karena amalannya tersebut." (HR. Muslim)
Hadits ini menggambarkan betapa luasnya rahmat Allah. Bahkan seorang wanita pezina yang memiliki dosa besar bisa mendapatkan ampunan Allah karena amal kecilnya berupa memberi minum kepada seekor anjing. Ini adalah bukti bahwa Allah Maha Pengasih dan Penyayang kepada semua makhluk-Nya.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah.
Rahmat Allah juga bisa hadir dalam setiap profesi dan aktivitas kita, selama kita melakukannya dengan niat yang tulus. Seorang petani, nelayan, guru, atau bahkan seorang penyapu jalan yang berusaha membuat jalanan terlihat bersih dan indah dapat menjadi sebab turunnya rahmat Allah jika pekerjaan mereka dilakukan dengan ikhlas. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
Artinya, "Sesungguhnya semua amalan tergantung pada niat, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang dia niatkan."
Maka, luruskanlah niat dalam setiap aktivitas kita. Janganlah kita merasa sombong atas amal ibadah yang telah kita lakukan, karena semua itu hanya bernilai jika Allah memberikan rahmat-Nya kepada kita.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah.
Allah berfirman dalam QS. Al-A’raf: 156:
وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ
Artinya, "Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu."
Allah SWT menyatakan dalam Al-Qur'an bahwa rahmat dan kasih sayang-Nya meliputi segala sesuatu, baik makhluk hidup maupun benda mati. Tidak ada yang terlepas dari rahmat-Nya.
Rahmat Allah tidak memandang apakah kita beriman atau tidak, baik atau buruk. Allah mendahulukan sifat rahmat-Nya atas murka-Nya. Ini menunjukkan bahwa Allah Maha Pengasih dan Penyayang.
Allah tidak pernah bosan memberi ampun kepada hamba-Nya yang bermaksiat. Bahkan ketika kita berulang kali bersalah dan berulang kali bertaubat, Allah tetap menerima taubat kita. Allah tidak akan pernah bosan, sampai kita yang bosan bertaubat.
Mari kita senantiasa memohon rahmat-Nya. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya kepada kita semua. Amin ya rabbal 'alamin.
اِرْحَمْنَا يَا اللهُ لِأَنَّ رَحْمَتَكَ أَرْجَى لَنَا مِنْ جَمِيْعِ أَعْمَالِنَا، وَاِغْفِرْ لَنَا يَا اللهُ لِأَنَّ مَغْفِرَتَكَ أَوْسَعُ مِنْ ذُنُوْبِنَا
أَقُولُ قَوْلِي هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلهِ حَمْدًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، اِلَهٌ لَمْ يَزَلْ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيْلًا. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ، أَكْرَمِ الْأَوَّلِيْنَ وَالْأَخِرِيْنَ، اَلْمَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ كَانَ لَهُمْ مِنَ التَّابِعِيْنَ، صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ.أَمَّا بَعْدُ
فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ. وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ وَالصَّوْمِ وَجَمِيْعِ الْمَأْمُوْرَاتِ وَالْوَاجِبَاتِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ بِنَفْسِهِ. وَثَنَى بِمَلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. إِِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِيْ العَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اللهم اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وِالْأَمْوَاتِ. اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَةً، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
*Muhammad Rizky Fadillah, Alumni Ma'had Aly Tebuireng, Jombang.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Memanfaatkan Sisa Bulan Sya'ban dengan Semangat Perbaiki Diri dan Hati
2
2 Doa Malam Nisfu Sya’ban: Arab, Latin, dan Maknanya
3
4 Dosa yang Tidak Diampuni di Malam Nisfu Sya'ban, kecuali dengan Tobat Nasuhah
4
Raih Ampunan dan Keberkahan di Malam Nisfu Sya'ban dengan 3 Amalan Sunnah Ini
5
Pandangan Ulama tentang Malam Nisfu Sya'ban dan Menghidupkannya
6
Panduan dan Hikmah Menghidupkan Malam Nisfu Sya'ban
Terkini
Lihat Semua