• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Selasa, 19 Maret 2024

Khutbah

Khutbah Jumat: Dakwah ala Nahdlatul Ulama

Khutbah Jumat: Dakwah ala Nahdlatul Ulama
Ilustrasi khutbah Jumat. (Foto: Istimewa)
Ilustrasi khutbah Jumat. (Foto: Istimewa)

Khutbah I

الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِالتَّعَاوُنِ وَالْاِتِّحَادِ وَنَهَانَا عَنِ التَّخَالُفِ وَالْاِنْفِرَادِ . أَشْهَدُ اَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً أَدَّخِرُهَا لِيَوْمِ الْمِعَادِ . وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِيْ اِلَى الْهُدَى وَالرَّشَادِ . اَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ . أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اتَّقُوا اللهَ فِيْ جَمِيْعِ الْحَالَاتِ

 

Hadirin jama'ah ahlil jumah rahimakumullah


Mari kita bersama-sama menguatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt. Iman dan takwa yang kita miliki ini merupakan sebuah anugerah dari Allah swt yang akan membawa kebahagiaan hakiki di dunia maupun di akhirat. Kita juga harus bersyukur, walaupun terpaut jarak dan zaman yang jauh dengan Nabi kita Muhammad saw sang pembawa risalah ilahiyah, namun kita dianugerahkan keimanan mengikuti risalah beliau dan menerima syariat beliau.


Hadirin jama'ah ahlil jumah rahimakumullah


Jamiyyah Nahdlatul Ulama pada hari ini bertepatan dengan tanggal 16 Rajab telah berumur 99 tahun, hanya tinggal 1 tahun lagi jamiyyah Nahdlatul Ulama akan berumur 1 abad. Sebagai warga Nahdliyin kita patut bersyukur kepada Allah swt yang telah memberikan kesempatan kepada kita bisa berkhidmat, mengabdi kepada umat melalui jamiyyah Nahdlatul Ulama. Tidak bisa dipungkiri bahwa manisnya Islam yang kita rasakan saat ini tidak akan bisa lepas dari jasa, wasilah, dan lembutnya dakwah yang disampaikan Wali Songo di penjuru Nusantara ini yang sampai hari ini diwarisi karakter dakwahnya oleh jamiyyah Nadlatul Ulama.


Para wali songo dan mutaqoddimiin yang berdakwah di bumi Nusantara ini mampu memasukkan nilai-nilai Islam sebagai agama rahmatan lil alamin pada budaya dan tradisi bangsa Indonesia. Mereka mampu meyakinkan para leluhur kita dengan dakwah penuh hikmah yang memang sudah dicontohkan oleh nabi Muhammad saw dan juga sudah ditegaskan serta diperintahkan oleh Allah. Hal ini termaktub dalam Surat An-Nahl:125:  


اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ


Artinya, "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk."


Dalam ayat ini, kita dapat memahami bahwa pentingnya berdakwah dengan cara yang baik. Karena hal baik yang didakwahkan dengan cara tidak baik, tentu tidak akan mendapatkan hasil yang baik. Konteks dakwah yang digunakan oleh Jamiyyah Nahdlatul Ulama selalu mengedepankan dakwah dengan hikmah di tengah kebhinekaan Indonesia yang menjadi takdir dan sunnatullah. Hal ini dikarenakan keanekaragaman suku, bangsa, adat istiadat, budaya dan tradisi yang mengakar di tegah masyarakat kita.


Oleh karenanya toleransi menjadi kunci yang selalu dijaga oleh Jamiyyah Nahdlatul Ulama demi terwujudnya masyarakat yang damai masyarakat yang tamadun di tengah perbedaan-perbedaan tersebut. Perbedaan-perbedaan yang ada di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat tidak boleh menjadi pemicu konflik akibat arogansi dan prinsip merasa paling benar sendiri. Perbedaan-perbedaan yang ada, sudah seharusnya menjadi kekuatan untuk bersama membangun kehidupan yang harmonis penuh dengan toleransi serta tidak saling menyakiti dan menyalahkan keyakinan dan kepercayaan orang lain. Allah swt berfirman dalam Quran surat Al-Anam: 108 


وَلَا تَسُبُّوا الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ فَيَسُبُّوا اللّٰهَ عَدْوًاۢ بِغَيْرِ عِلْمٍۗ كَذٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ اُمَّةٍ عَمَلَهُمْۖ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمْ مَّرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ


Artinya, "Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan tempat kembali mereka, lalu Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan."


Dari ayat ini kita dapat mengambil hikmah bahwa kita tidak dibenarkan melakukan tindakan yang dapat menimbulkan perbuatan yang berakibat buruk lainnya. Kita juga tidak dibenarkan melakukan sesuatu yang menyebabkan orang-orang di luar Islam semakin jauh dan menjauhi kebenaran Islam.


Hadirin jama'ah ahlil jumah rahimakumullah

 
Dalam konteks kebinekaan yang ada di Indonesia, jamiyyah Nahdlatul Ulama dalam mengimplementasikan ajaran Islam ala Ahlissunnah wal Jama'ah selalu konsisten untuk hadir dalam kesejukan dan dan kedamaian. Oleh karenanya Nahdlatul Ulama istikamah untuk mengajarkan, mengembangkan, merawat, dan mentradisikan ajaran Alissunnah wal Jama'ah, sebagaimana yang telah dicontohkan para pendakwah terdahulu dalam melakukan perombakan besar dalam tatanan kehidupan di Nusantara. Perubahan ini tidak terjadi secara instan atau serta merta. Butuh waktu bagi para Wali Songo untuk memasukkan nilai-nilai Islam. Akselerasi dakwah pun akhirnya dilakukan dengan menjadikan tradisi sebagai salurannya.


Dakwah yang dicontohkan Wali Songo mampu mengganti muatan-muatan tradisi lokal yang bertentangan dengan ajaran dasar Islam, tanpa memicu polemik dan konflik terlebih penentangan yang mengakibatkan pertumpahan darah. Kita pun wajib bersyukur karena keberhasilan dakwah Wali Songo dan toleransi bangsa Indonesia yang mampu terjaga sampai saat ini, menjadikan Indonesia percontohan dunia dalam kerukunan. Banyak tempat ibadah yang berdekatan bahkan berdampingan di Indonesia dan umatnya hidup rukun dan damai. Keragaman dan kedamaian seperti ini sangat langka ditemukan di berbagai penjuru dunia, dan Nahdlatul Ulama istikamah dan selalu terdepan melakukan dakwah dengan pola yang telah diajarkan oleh pendahulu pendahulunya.


Terjaganya situasi dan kondisi yang harmonis seperti ini menghasilkan kehidupan yang damai sehingga dampaknya, kita bisa merasakan ketenangan dan kekhusyuan beribadah tanpa ada gangguan konflik dan peperangan. Anugerah ini harus kita syukuri dengan menjaga serta meningkatkan toleransi pada setiap perbedaan. 


Semoga Allah swt senantiasa memberikan perlindungan dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kita mampu menyelaraskan antara Islam, tradisi, dan toleransi dalam kehidupan kita sehari-hari. Amin. 


جَعَلَنَا اللهُ وَإِيَّاكُمْ مِنَ الْمُتَعَاوِنِيْنَ وَالْمُتَّحِدِيْنَ وَحَشَرَنَا وَإِيَّاكُمْ فِيْ زُمْرَةِ الْمُتَّقِيْنَ وَأَدْخَلَنَا وَإِيَّاكُمْ فِيْ جَنَّاتِ النَّعِيْمِ . وَاِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوْا لَهُ وَأَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ . وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًا وَلَا تَفَرَّقُوْا


. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ


Khutbah II

 اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ


اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ


عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

 

*Penyusun teks khutbah: Kiai Amirul Arifin, Wakil Ketua PCNU Jombang 2017-2022


Khutbah Terbaru