• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Minggu, 28 April 2024

Keislaman

7 Perilaku yang Harus Diperhatikan jelang Ramadhan

7 Perilaku yang Harus Diperhatikan jelang Ramadhan
Meminta maaf menjelang Ramadhan. (Foto: Freepik)
Meminta maaf menjelang Ramadhan. (Foto: Freepik)

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan kemuliaan dan keutamaan. Untuk menyambut Ramadhan umat Islam diharapkan dapat membersihkan diri, lahir maupun batinnya. Bisa dengan cara memperbaiki hubungan baik kepada Allah swt dan sesama manusia.


Keberkahan dalam bulan suci Ramadhan kita berharap semoga semua amal perbuatan baik ibadah wajib maupun sunnah yang dikerjakan mendapat ampunan dari Allah. Nabi Muhammad saw pernah bersabda tentang perkara yang dapat menghalangi penerimaan amal ibadah. Hal tersebut harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh.


Imam Zakiyuddin Abdul Azhim Al-Mundziri di dalam karyanya At-Targhib wat Tarhib memaparkan tiga hal yang dapat menghalangi penerimaan ibadah wajib maupun sunnah terutama saat menjelang bulan suci Ramadhan.


قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ثَلَاثَةٌ لَا يَقْبَلُ اللهُ مِنْهُمْ صَرْفاً وَلَا عَدْلاً عَاقٌّ، وَمَنَّانٌ، وَمُكَذِّبٌ بِالقَدَر (طبراني


Artinya, “Dari sahabat Abu Umamah ra, Rasulullah saw bersabda, ‘Ada tiga orang yang tidak diterima ibadah wajib dan ibadah sunnahnya, yaitu orang yang durhaka kepada orang tua, orang yang mengungkit pemberiannya, dan orang yang mendustakan takdir,’” (HR At-Thabarani). (Al-Mundziri, At-Targhib wat Tarhib, [Beirut, Darul Fikr: 1998 M/1418 H], juz III, halaman 263).


Pemaparan hadits di atas terbukti bahwa umat Islam dianjurkan untuk memperbaiki hubungan dengan orang tua (hidup maupun telah meninggal), belajar serta berlatih ikhlas dalam berbagi, dan belajar untuk menerima takdir dari Allah. Dalam surat Al-Baqarah ayat 264 juga menerangkan larangan tentang mengungkit pemberian. 


Rasulullah juga mengingatkan umat Islam untuk senantiasa menjaga hak orang lain. Perbuatan kedzaliman terhadap orang lain dapat menimbulkan penolakan amal ibadah wajib maupun sunnah. Berikut ini haditsnya:


مَا مِنْ أَحَدٍ أَخَذَ شِبْرًا مِنَ الأَرْضِ بِغَيْرِ حَقِّهِ إِلَّا طُوِّقَ مِنْ سَبْعِ أَرَضِينَ لَا يَقْبَلُ اللهُ مِنْهُ صَرْفاً وَلَا عَدْلاً


Artinya, “Dari sahabat Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda, ‘Tidak ada seseorang yang mengambil sejengkal tanah tanpa hak melainkan akan dikalungkan dari tanah tujuh lapis bumi; Allah tidak menerima ibadah wajib dan ibadah sunnah darinya,’” (HR Al-Baihaki).


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قال رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ كَانَتْ عِنْدَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٌ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ اليَوْمَ قَبْلَ أَنْ لَا يَكُوْنَ دِيْنَارٌ وَلَا دِرْهَمٌ إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ


Artinya, “Siapa saja yang memiliki kezaliman terhadap kehormatan orang lain atau sesuatu lainnya, hendaklah minta maaf darinya hari ini sebelum (hari kiamat di mana) dinar dan dirham tidak berlaku lagi. Jika dia memiliki amal saleh, maka amalnya akan diambil sesuai kadar kezalimannya. Jika pelaku tidak memiliki kebaikan, maka dosa korbannya akan diambil dan ditanggungkan kepada pelaku yang mendzaliminya,” (HR Bukhari).


Riwayat yang bersumber Bukhari tersebut, menjelasakan pelaku kedzaliman terhadap hak orang lain baik berupa kehormatan maupun hartanya dianjurkan untuk meminta maaf kepada korban. Berkaitan dengan harta, maka ia harus mengembalikan kepada orang yang berhak. Jika melanggar, maka pengadilan di akhirat dilaksanakan dengan sangat adil. 


Berikut ini kesimpulan perilaku apa saja yang harus dipersiapkan menjelang Ramadhan dari semua penjelasan di atas:

 
  1. Meminta maaf kepada orang tua (jika masih hidup)
  2. Berziarah ke makam orang tua (jika telah meninggal dunia)
  3. Belajar untuk ikhlas dalam berbagi dengan sesama serta tidak menyakiti dan mengungkit pemberian
  4. Belajar untuk ridha terhadap takdir yang diberikan oleh Allah
  5. Meminta maaf kepada orang yang pernah kita aniaya atau pernah kita zalimi
  6. Mengembalikan hak orang lain yang ada pada kita, berikan kepada yang berhak untuk menerimanya.
  7. Menjaga silaturahim agar tercipta hubungan baik dengan siapapun. 


Imam Bukhari dalam kitab Abadul Mufrad memaparkan bahwa sahabat Anas ra bercerita, suatu hari Rasulullah saw naik ke atas mimbar. Di tangga pertama, ia berkata “Amin”. Naik ke anak tangga kedua, ia mengulangi kata “Amin”. Dan naik ke satu anak tangga lagi, ia berkata “Amin”. 


Ketika Rasulullah duduk, sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, engkau mengaminkan apa?”. Rasulullah menjawab, “Jibril datang kepadaku dan berkata, ‘Celakalah orang yang mengalami masa tua, kedua orang tuanya atau salah satu darinya, lalu ia tidak masuk surga karenanya, ’lalu aku berkata ‘Amin; ‘Celakalah seorang yang memasuki Ramadhan tetapi dosanya tidak diampuni; aku berkata ‘Amin; dan ‘Celakalah orang yang disebut namamu di dekatnya, tetapi dia tidak bershalawat,’ lalu aku berkata ‘Amin,” (HR Bukhari). 
Wallahu a’lam.

 
*Keterangan di atas diambil dari artikel NU Online berjudul Perilaku yang Perlu Diperhatikan Jelang Ramadhan


Keislaman Terbaru