• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Jumat, 29 Maret 2024

Fiqih

Tradisi Mitoni dalam Pandangan Islam

Tradisi Mitoni dalam Pandangan Islam
Tumpeng, salah satu hidangan yang biasa digunakan untuk selamatan 7 bulanan kehamilan. (Foto: Freepik)
Tumpeng, salah satu hidangan yang biasa digunakan untuk selamatan 7 bulanan kehamilan. (Foto: Freepik)

Dalam tradisi Jawa mitoni artinya menyelenggarakan selamatan untuk kandungan usia tujuh bulan, dengan beragam tindakan baik seperti sedekah dengan mengundang tetangga untuk memberi doa semoga kandungan kelak lahir dengan selamat dan kelak menjadi anak yang baik dan biasanya juga disertai dengan membaca surat Yusuf dan lain sebagainya.

 

Maka dengan demikian penyelenggaraan mitoni yang dilakukan orang Jawa khususnya kaum Nahdliyin tidak bertentangan dengan ajaran Islam, bahkan merupakan anjuran dalam Islam.

 

Hal ini merujuk pada pernyataan Al-Qur'an:

 

فلما تغشاها حملت حملا خفيفا فمرت به فلما اثقلت دعوا الله ربهما لان اتيتنا صالحا لنكونن من الشاكرين. الاعراف 189

 

Ayat ini secara implisit merupakan suri teladan tindakan Nabi Adam saat bunda Hawa mulai merasakan beban berat atas bayi yang di kandungnya, dengan berupaya memohon kepada Allah untuk diberikan anak yang baik.

 

Di samping itu, Nabi pun pernah mendoakan janinnya ummi Sulaim dengan doa:

 

بارك الله لكما في ليلتكما

 

"Semoga Allah memberkati kalian berdua di malam kalian". 

 

Dalam pandangan ahli fiqih sebagaimana yang diuraikan kitab Qolyubi, Syarah Roudloh dan lainnya dinyatakan: degan cara apapun tindakan bersedekah pada waktu-waktu kritis dan penting seperti masa masa hamil sangat diutamakan.

 

Dari uraian di atas betapa pentingnya "pribumisasi Islam bukan simbolisasi Islam". 

 

Dan dengan konsep ini seseorang diharapkan tidak mudah membida'hkan orang lain. Tapi lagi lagi, ya alim dulu dong.

 

Wassalam

 

*Ditulis oleh Al-Faqir M Sholeh, Wakil Rais Syuriyah PCNU Jombang 2017-2022


Editor:

Fiqih Terbaru