• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Jumat, 29 Maret 2024

Daerah

Kiprah KH Abu Bakar, dari Rais Syuriyah NU 20 Tahun hingga Dirikan Pesantren

Kiprah KH Abu Bakar, dari Rais Syuriyah NU 20 Tahun hingga Dirikan Pesantren
KH Abu Bakar. (Foto: Dok NU Jombang Online)
KH Abu Bakar. (Foto: Dok NU Jombang Online)

NU Jombang Online, 
Salah satu santri pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Hadratussyekh KH M Hasyim Asy'ari (Mbah Hasyim), yakni KH Abu Bakar warga Desa Bandung, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang tutup usia, Kamis (12/8) sekitar pukul 17.00 WIB.

Salah seorang anak almarhum, Nanang Khotimun Najah meminta keikhlasan masyarakat untuk almarhum bilamana punya kesalahan selama hidupnya.

"Innalillahi wa innalillahi rojiun. Sekarang meninggal dunia bapak KH. Abu Bakar, Bandungsari meninggal dunia. Saya sebagai anak apabila ada salah dan khilafnya bapak, mohon maaf yang sebesar-besarnya," ucapnya dengan bahasa Jawa.

KH Abu Bakar, adalah seorang tokoh NU yang tulen. Ia menjadi Rais Syuriyah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Diwek selama 20 tahun setelah menggantikan almarhum KH Adlan Aly.

Semasa hidupnya, almarhum pernah mengajar di Pondok Pesantren Wali Songo C*kir, Diwek. Ia juga mendirikan lembaga pendidikan di tempatnya yaitu dengan unit-unit pondok pesantren, pendidikan RA, MI, MTs, dan MA di bawah Yayasan Darul Hikmah Bandung Diwek.

KH Hamdi, Pengurus MWCNU Diwek mengungkapkan, bahwa santri dan Nahdliyin kehilangan sosok ulama yang alim, memiliki sanad dan menimba ilmu secara langsung pada KH M Hasyim Asy'ari.

"Saya sangat kehilangan ulama, karena sudah sulit sekarang mencari ulama yang langsung berguru kepada Mbah Hasyim Asy'ari," jelasnya.

Ia menuturkan, almarhum adalah sosok ulama yang sangat alim, khususnya di bidang hadist. Namun, kealiman itu tidak tampak karena kesehariannya yang penuh sederhana. Selain sebagai guru atau pengajar, di luar kesibukannya ia gemar bertani.

"Beliau adalah ulama allamah di bidang ilmu alat dan ilmu hadits. Beliau menutupi kealimannya dengan penampilan kehidupan yang sedarhana," tambahnya.

Sementara itu, Choirul Muanam, kader Ansor Diwek menyampaikan, dirinya menyaksikan langsung kiprah dan dedikasi almarhum saat mengayomi umat sehingga menjadi seorang tokoh panutan.

"Ketika sowan, beliau selalu memberi semangat pemuda-pemuda untuk bersemangat terhadap NU. Beliau panutan warga, apalagi saat beliau ngaji kitab," pungkasnya.

Kontributor: Syaiful Chabib
Editor: Ahmad 


Editor:

Daerah Terbaru