• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Rabu, 24 April 2024

Daerah

KH Ma'ruf Amin: Bagi Saya, Indonesia adalah Islam Mitsaq al-Wathaniy

KH Ma'ruf Amin: Bagi Saya, Indonesia adalah Islam Mitsaq al-Wathaniy
KH Ma'ruf Amin: Bagi saya, Indonesia adalah Islam Mitsaq al-Wathaniy (Sumber Foto: IG @kyai_marufamin)
KH Ma'ruf Amin: Bagi saya, Indonesia adalah Islam Mitsaq al-Wathaniy (Sumber Foto: IG @kyai_marufamin)

NU Online Jombang,

Wakil Presiden Indonesia, Prof Dr KH Ma’ruf Amin berkunjung ke Tebuireng. Kunjungan itu dalam rangka menghadiri seminar Nasional Ikatan Alumni Pesantren Tebuireng (Ikapete) pada Sabtu (4/06/2022). Sebagai Alumni Tebuireng, beliau merasa sangat bahagia bisa hadir dalam HBH Ikapete.

 

“Saya mengakui bahwa kedudukan saya di posisi nasional merupakan keberkahan dari pesantren Tebuireng. Saya bukan yang terbaik, namun ini adalah berkah KH Hasyim Asy’ari,” ungkapnya.

 

Menurut Ma’ruf Amin, KH Hasyim Asy’ari dikenal memperjuangkan para ulama sejak dulu. Sebuah perjuangan yang berdasar Ahlusunnah wal Jamaah. Sebab hanya pemikiran itu yang mampu menjaga Islam dari pemikiran-pemikiran yang menyimpang. 

 

Beliau orang yang luar biasa, namun beliau merasa tidak mampu menjalankannya sendirian. Itulah salah satu kehebatan ulama Indonesia. Sampai-sampai kaum muslim lain belajar ke sini.

 

“Belum lama ini saya didatangi oleh Majelis Khuthaba’ al-Muslimin. Yaitu organisasi cendekiawan muslim dunia. Yang diketuai oleh Rektor Al-Azhar. Beliau ingin belajar kepada Indonesia tentang kekuatan toleransi. Jadi bukan saatnya bahasa Arab dialihkan ke bahasa Indonesia. Namun, sebaliknya bahasa Indonesia lah yang harusnya diterjemahkan ke dalam bahasa Arab,” kata Ma’ruf Amin.

 

Menurutnya, sikap yang dibawakan oleh para ulama Indonesia, yakni Tawassuthiyyah (tengah) dan Tathawwuriyah (dinamis). Statis atau konservatif terhadap teks itu salah satu kebodohan dalam beragama. Itulah yang mampu menjadi tameng terhadap keutuhan bangsa. 

 

Yang paling menarik dibahas pada saat ini adalah soal kenegaraan. Satu kelompok yang condong terhadap nasionalisme menolak keislaman di negara ini. Sementara, kelompok lain condong terhadap negara agama islam kaffah dan menolak kebangsaan. 

 

“Bagi saya, Indonesia adalah Islam Mitsaq al-Wathaniy (negara Islam yang punya kesepakatan terhadap negara). Maka dari itu, ketika ditanya “khilafah”, maka saya jawab tidak ditolak tapi tertolak secara otomatis karena tidak sesuai kesepakatan pendiri bangsa,” pungkasnya.


Daerah Terbaru