Ritual Baca Yasin di Malam Rabu Wekasan, Begini Pandangan Islam
Selasa, 19 Agustus 2025 | 13:30 WIB
Rabu terakhir di bulan Safar yang sering disebut Rabu Wekasan, acapkali dikaitkan dengan kesialan. Sebagai masyarakat percaya bahwa di hari inilah Allah menurunkan 40.000 bala atau musibah.
Demi terhindar dari musibah tersebut, di kalangan muslim Nusantara mulailah mengakar rangkaian ritual tolak bala di malam Rabu Wekasan, termasuk ritual membaca surah Yasin.
Lantas bagaimana pandangan Islam terhadap ritual membaca Yasin saat Rabu Wekasan ini? Apakah dilarang dan masuk kategori bid'ah? Atau justru dianjurkan?
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Mengutip laman NU Online, dalam Islam tidak ada hari atau waktu yang membawa sial maupun keberuntungan. Lantaran segala kesialan dan keberuntungan bergantung pada kehendak Allah swt, bukan waktu tertentu.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari Rasulullah saw bersabda:
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
لا عَدْوَى ولا طِيَرَةَ ولا هَامةَ ولا صَفَرَ وفِرَّ من المَجْذُومِ كما تَفِرُّ من الأَسَد
Artinya, “Tidak ada penyakit menular, tidak ada ramalan buruk, tidak ada kesialan karena burung hammah, tidak ada sial bulan Safar, dan larilah kamu dari penyakit kusta seperti kamu lari dari singa” (HR. Bukhari).
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Hadits tersebut jelas membantah anggapan bahwa bulan Safar khususnya Rabu Wekasan tidak ada hubungannya dengan kesialan. Oleh karenanya, sebagai muslim janganlah percaya pada mitos bahwa ada waktu tertentu yang membawa sial.
Maka terkait hukum membaca Yasin di malam Rabu Wekasan pada dasarnya diperbolehkan, asalkan dengan niat yang benar. Bukan sebagai upaya tolak bala di hari tersebut, melainkan karena mendekatkan diri pada Allah.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Imam Abdurrauf al-Munawiy dalam kitab Faidh al-Qadir, jilid I, halaman 62, telah menjelaskan bahwa amalan-amalan yang dilakukan pada hari Rabu Wekasan diperbolehkan asalkan tidak bertentangan dengan syariat Islam dan disertai niat yang benar.
Hal ini karena Islam mengajarkan bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini adalah atas kehendak Allah, entah itu kesialan maupun keberuntungan.
وأما الطيرة فيكرهها وليست من الدين بل من فعل الجاهلية وقول الكهان والمنجمين فإنهم يقولون يوم الأربعاء يوم عطارد وعطارد نحس مع النحوس سعد مع السعود وقولهم خارج عن الدين ويجوز كون ذكر الأربعاء نحس على طريق التخويف والتحذير أي احذروا ذلك اليوم لما نزل فيه من العذاب وكان فيه من الهلاك وجددوا لله توبة خوفا أن يلحقكم فيه بؤس كما وقع لمن قبلكم وكان صلى الله عليه وسلم إذا رأى مخيلة فزع إلى الصلاة حتى إذا نزل المطر سري عنه ويقول ما يؤمنني أن يكون فيها عذاب كما وقع لبعض الأمم السابقة فكان يحذر أمته من مثل ما قال أولئك
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Artinya, "Adapun ramalan buruk adalah sesuatu yang dibenci dalam agama, bukan bagian dari agama, tetapi berasal dari praktik kejahilan dan ucapan ahli ramal dan ahli astrologi. Mereka mengatakan bahwa hari Rabu adalah hari Merkurius, dan Merkurius dianggap sebagai sumber malapetaka, begitu juga dengan bintang-bintang yang lainnya. Ucapan mereka ini keluar dari ajaran agama, dan boleh menyebut Rabu sebagai ‘sial’ dengan cara untuk memberi peringatan. Yaitu hindari hari tersebut karena pernah turun adzab yang menyebabkan kebinasaan. Perbaharuilah taubat kepada Allah, agar tidak mengalami petaka seperti yang dialami kaum terdahulu. Dan Nabi Muhammad saw. jika melihat awan mendung, maka beliau segera pergi shalat hingga turun hujan, dan beliau berkata: “Tidak ada yang menjaminku bahwa di dalamnya tidak terdapat azab seperti yang menimpa sebagian umat terdahulu.” Maka beliau memperingatkan umatnya dari perkataan orang-orang tersebut."
Dapat disimpulkan bahwa hukum membaca Yasin pada malam Rabu Wekasan adalah mubah, yaitu boleh dilakukan asal dengan niat yang benar dan tidak ada kewajiban maupun anjuran untuk melakukannya.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND